Epilog Part 1

2.5K 353 120
                                    

_____23 Tahun Kemudian_____


Namaku Valen. Katanya, nama ini pemberian raja Zealda, tentu saja itu adalah sebuah kehormatan besar untuk keluargaku terutama untukku. Bahkan katanya ratu Liz sempat menggendongku beberapa kali. Aku tidak bisa membayangkan bagaimana kondisiku saat itu, semoga saja aku tidak melakukan hal aneh dalam gendongannya seperti mengotori gaunnya dengan muntahanku atau mengencinginya.

Pada saat aku lahir, yang mulia ratu katanya sedang mengandung waktu itu dan ayahku berharap bisa menikahkanku dengan pangeran. Tapi ternyata yang mulia ratu melahirkan anak perempuan dan ayahku sedikit kecewa meskipun ia juga bahagia atas kelahiran tuan putri. Namanya putri Selena, gadis imut namun berhati dingin.

Aku pernah bertemu dengannya saat memergoki dirinya sedang menyamar menjadi laki-laki, entah apa yang dia lakukan. Saat penyamarannya terbongkar, dia ternyata memegang sebilah pedang di tangannya. Ia mengangkat pedangnya ke arahku dan mengancam, "Jika kau berani melapor aku tidak akan segan-segan menyeretmu ke penjara."

Aku hanya terdiam mendengar kalimatnya yang angkuh, bukannya takut aku justru tersenyum sambil menjawab, "Kau tidak perlu khawatir yang mulia. Rahasiamu aman padaku."

"Jangan pernah katakan juga pada yang lain bahwa aku bisa bermain pedang."

"Wah itu sangat bagus sekali yang mulia. Sebagai wanita, belajar pedang juga perlu untuk melindungi diri dari penjahat dan mencegah hal-hal yang tidak diinginkan," sahutku antusias. "Tapi yang mulia, anda adalah tuan putri, anda pasti memiliki banyak pengawal untuk menjagamu. Untuk apa anda masih belajar pedang?"

"Bukan urusanmu," balasnya dingin lalu melengos pergi dengan angkuh.

Aku menunduk memberi hormat padanya namun langkahnya terhenti sejenak.

"Entah kenapa, aku merasa ada sesuatu yang aneh di dalam hatiku begitu melihatmu. Aku takut ini adalah firasat buruk, jadi jangan pernah muncul lagi di hadapanku," katanya sebelum akhirnya ia benar-benar pergi meninggalku dalam kebingungan.

Kejadian itu terjadi saat umurku lima belas tahun dan setelah itu aku tidak bertemu dengannya lagi selama delapan tahun. Entah bagaimana rupanya saat ini, tapi rumornya putri Selena menjadi gadis yang cantik namun tetap berhati dingin. Tapi seharusnya...usianya tidak jauh berbeda denganku.

Aku terduduk di kursi panjang sambil menorehkan ujung pensil di atas selembar kertas. Menggoreskan pola yang sama hingga membentuk gambar yang sama. Aku menatap raut wajah seorang pria yang baru saja selesai kugambar.

"Velian," gumamku.

Ini adalah gambar yang kubuat ratusan kali dan aku selalu kebingungan, pasalnya aku seperti merasa tidak pernah mengenal orang ini tapi selalu muncul dalam ingatanku. Entah sejak kapan aku mengidolakan wajah ini dan entah bagaimana aku mengetahui namanya, padahal aku belum pernah bertemu dengannya sekalipun.

"Bisakan kau memberitahuku siapa dirimu tuan?" tanyaku pada gambarku sendiri. "Apa...kau benar-benar ada atau hanya halusinasiku saja?"

"Nona Valen, saya membawakan teh hangat kesukaan nona." Sebuah suara menyadarkanku dan membuatku segera mengemasi lembaran-lembaran kertas di hadapanku.

"Masuklah!" sahutku dari dalam.

Seorang wanita paruh baya muncul dengan membawa nampan dengan cangkir di atasnya. Dia...bibi Theony, salah satu pelayan di rumahku.

"Nona, saya membawa kabar. Nanti malam yang mulia raja mengundang seluruh bangsawan untuk menghadiri pesta ulang tahun putri Selena." Bibi Theony menyodorkan sebuah kotak yang berisi gulungan undangan.

AssassinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang