04. Terpilih dan Good bye, galak!

243 71 46
                                    

Seperti yang gue bilang kemaren, ini adalah hari dimana pemilos dan pengumuman serta pelantikan simbolis dilakukan.

Gue sebagai caketum yang baik hati dan tidak sombong, akan memanfaatkan waktu hari ini untuk meminta dukungan, doa dan kampanye kecil kecilan entah itu membagikan brosur via PDF atau meminta Arleen membagikan brosur.

Hari ini gue dateng pagi pagi, rencananya hari ini gue mau gaya- gayaan promosi ke kelas 12 lewat bantuan si Arka bacot itu. Iya, manusia super menyebalkan yang jabatannya akan digantikan oleh gue.

Gue juga kepengen minta motivasi dan dukungan doa dari guru BK serta keluarga gue untuk keduakalinya.

Drap! Drap!

Sepatu yang terpasang di kaki gue membuat efek derap di lantai kelas 12.

Dengan nafas tersengal-sengal gue bersandar di pintu kelas 12 IPS-4.

BRUUGH!

GUE JATOH ANJER! GARA-GARA ADA YANG BUKA PINTU TIBA-TIBA. Emosi dan hasrat melabrak gue memuncak. Siapa sih? Berani-beraninya pagi-pagi bikin emosi.

"Eh, kak! Kalo buk-" Gue menatap wajah orang itu. Arka.Lagi-lagi manusia itu lagi. Teruntuk Tuhan, aku tahu kamu ingin mempermudahku menemuinya namun kenapa harus situasi begini aku dipertemukan?

"Eh, ternyata lo, lo enggak liat?! Ini kan ada kacanya! Lo harusnya bisa liat dong," bentak gue dengan emosi meluap.

"Maaf. Gue ketinggian. Lo enggak liat apa gue kalo keluar harus nunduk. Lo sih yang kependekan, masa lo cuman sedada gue," ledeknya dengan oktaf bicara datar. Datar tapi bikin emosi.

"Denger ya?! Kak Selva kan juga setinggi gue... Udah ah gue males pagi-pagi debat sama lo." Gue menuju tangga.

Terdengar saat gue berjalan, dia masih melontarkan ejekan seputar tinggi badan gue dan Kak Selva.

Syangnya, Kak Selva udah ada dibelakang Kak Arka. Dia udah pasti denger apa yang Arka bilang. Mampus-mampusin tuh diomelin Mbak Pacar.

Gue menyindir dalam hati dengan puas. Tapi makin lama perdebatan antara mereka semakin tak berujung dan menyita perhatian gue yang semula ingin turun dari lantai kediaman kakak-kakak kelas 12.

"Udah udah!" Gue melerai mereka. "Katanya cewek sama cowok ga boleh saling benci... Nanti jadi suka," ucap gue santuy.

"Hahahaha! Bisa aja Lo plagiat kata kata gue," tawa Kak Selva.

"Iyalah, Lyo gitu lho! Dah ah gue mau kebawah... Dadah kakak-kakak calon mantan ketua OSIS!" Gue menuruni tangga tanpa menengok ke belakang. Selva menyimpan gurat kekesalan didalam wajahnya. Tapi, gue buru-buru turun sebelum kena teguran panas dan pedas dari lisan Selva.

***

Kakak-kakak OSIS berbondong-bondong masuk ke kelas gue. Ada apaan anjir? Mau demo atau mau ngapain nih?

"Pengumuman Ketos, Ka- MPK dan Ketum Rohis terpilih," ucap Kak Tanya, Kesenian 1. Sepertinya dia bisa menebak pertanyaan yang akan gue tanyakan kepadanya. Keren-keren, berarti kalo mau jadi OSIS harus bisa telepati ya?

Gue hanya mengangguk pelan seraya mendekati pintu. Kak Tanya mencegat langkah gue. Apalagi, Ya Tuhan!

"Kamu caketum norut 2? Oiya, caketum ntar disuruh duduk di bangku VIP yang disediakan oleh pihak sekolah jad-" Omongan kak Tanya terpotong.

"TANYA, BANTUIN GUE! GESERIN SOFA BUAT CAKETUM!" seru Kak Dimas dari kejauhan.

"Sabar, Dim! Dah, kakak kesana dulu ya!" Kak Tanya berlari. Tiba-tiba Arleen udah berdiri di sebelah gue

"Ayo." Gue menarik tangan Arleen untuk mengajaknya segera ke lapangan. Sesampainya di lapangan gue langsung duduk di bangku VIP dan Arleen menuju kakak OSIS yang memanggilnya.

"Lo pasti kalah," bisik Janet perlahan saat gue duduk di sebelahnya. "Tes-tes!" Kak Arka mengetuk microphone. Anjir, baru ngetes mikrofon aja gue udah deg-degan.

"Ya, kita mulai acara penghitungan suara nya... Hari ini MC saya serahkan kepada Casy dan Vea, Humasnya OSIS. Kepada Casy dan Vea dipersilakan." Kak Arka menyerahkan microphone ke Kak Vea dan Kak Casy.

Kak Vea dan Casy naik ke podium yang cukup besar itu. Kemudian mereka membuka acara pengumumannya secara spontan. Makin deg-degan tolongin gue!

"Ketua terpilih serta OSIS terpilih ini akan memimpin selama satu tahun dan menggantikan posisi kami. Kami akan demisioner karena harus fokus UN," ujar Kak Vea dengan nada lesu. Siapa yang enggak sedih mau lepas jabatan?

"Ok, Vea! Gimana kalo kita langsung saja? Biar enggak banyak makan waktu," tanya Kak Casy.

"Boleh, Cas, Tapi ada syaratnya ... kalian diem dulu!"

"Ok, langsung aja kita buka lembaran pengumuman nya! Jeng jeng jeng!" Kak Vea membuat gue makin-makin deg-degan.

"Wah, Casy, hasilnya udah ada nih! Kita umumin dari Ketua 2 ya," ucap Kak Vea.

"Boleh banget, ok, Caketum yang terpilih menjadi ketua 2 adalaaaah... Estherinda Janetta Herlow! Selamat!" ucap Kak Casy. Janet maju ke depan. Tampak semu merah emosi karena ia gagal menjadi ketua umum. Hahaha, makanya jangan suka hina orang, Net! Kena batu tuh!

"Sekarang ketua 1! Yang terpilih ialah... Muhammad Adhitya Gristantya! Yeeey, selamat kepada Adhit."

Adhit Ketua 1 dan Janet ketua 2 berarti ... KETUMNYA GUE DONG! Jantung gue berdebar kencang. Berusaha menetralkan segala kegugupan dan perasaan campur aduk ini dengan senyum tapi gagal gila!

"Ini nih yang paling mendebarkan, siapa ya ketumnya? Kalian pasti udah bisa nebak, siapa? Siapa? Ya, tentu saja Alyoza Tritantiyasta Adhelia!" ucap Kak Vea yang menurut gue sedikit norak. Tapi, mungkin mereka disuruh biar meriah

Gue maju kedepan. Gue melirik dan gue ngeliat Kak Arka tersenyum sambil mengacungkan jempol. Otomatis, pipi gue terasa panas. Mungkin sudah memerah, gue harus menutupinya sebisa mungkin. Tapi tak bisa dipungkiri, gue baper dikasih pujian sama dia. Iya, gue mulai sepenuhnya mengikhlaskan hati gue jatuh.

Kak Arka, Kak Selva, dan Kak Tirta naik ke podium. Memberi jas mereka kepada ketua terpilih baru secara simbolis dan membunyikan peluit terakhir mereka. Arka membisikkan sesuatu kepada gue, "Selamat, gue akan selalu bimbing lo buat jadi penguasa sekolah."

Gue tersenyum sekilas menanggapinnya, jujur, gue gugup dan bingung mau menanggapi pujiannya dengan apa sementara gue udah salah tingkah.

HAHAHAHA GUE RESMI JADI PENGUASA SEKOLAH!

Author PoV

Dengan senyuman manis mempesona lelaki itu menatap podium dengan sorot penuh kebahagiaan. Napasnya tak teratur karena ia terlambat datang di pengumuman Ketua OSIS baru ini. Dia mengikuti gerakan penonton lain berupa tepuk tangan meriah

"Selamat, semoga dengan ini kamu bisa mengenalku kembali, Lyo." Lelaki itu menjilat atas bibirnya kemudian ia menahan senyum yang hampir terukir di wajahnya.

Up tiap Jumat
Jangan lupa voment dan share
Lup yu ❤

Hayo siapa yang di ending? Identitas dia akan terungkap seiring menuju konflik. Karakter ini nantinya adalah karakter dengan sikap rumit yang relate dengan sikap di kehidupan nyata.


Ketos Ansos [REUPLOAD] ✅ Where stories live. Discover now