15. Kejar-kejaran

146 44 9
                                    

Malam ini, Arka dan Arleen mengajak kencan ganda di sebuah hotel yang bisa dibilang cukup mewah. Katanya untuk merayakan masa tenang sementara Arka.

"Bisa gitu bareng, ya? Berantemnya kelar pas ujian Arka lenggangan dikit. Keren kalian, jadi Arka nggak keganggu belajarnya."

"Lah, udah dari minggu lalu balikannya. Lo aja berdua kudet pacaran terus. Iya, 'kan, Yo?"

Gue hanya mengangguk iya-iya saja. Terserah dia mau mengasumsikan hubungan backstreet ini sebagai apa.

"BTW, lo berdua rapi amat? Abis dari mana?" tanya gue kepada Arleen dan Tama. Mereka memang berpenampilan sangat mewah dari dresscode yang ditentukan bersama.

"Iya sori yak nggak sesuai dresscode. Soalnya, itu ke pernikahan orang tuanya Karina. Tante Eska." Gue hanya mengangguk mengerti. Karina memang sangat dekat dengan mereka berdua semasa SMP, namun setelah pisah sekolah dan Tama tidak lagi memegang penuh kendali esport mereka tidak seerat dahulu.

Karina dahulu juga orang yang mendekatkan mereka berdua.

"Leen, lo nggak mau pesen minuman dulu? Tuh, mereka berdua aja udah pesen."

"Nggak mau, gue bawa susu moka. HEHEHE!"

"Itu mulu. Lo nggak eneg apa? Samyang aja lo guyur susu moka pernah. Bingung gue," celoteh Arka tidak karuan. Gue baru tahu kalau ternyata dibalik kecantikan parasnya Arleen menyimpan sisi absurd yang tak bisa diduga.

Arleen memanyunkan bibirnya, "Ih tapi enak anjir susu ini tuh."

"Kemanisan anying," papar Tama.

"Tapi, dulu lo yang ngenalin gue sama ini."

"Ya ... cuma gue pikir lo nggak bakal sefanatik itu sama susu moka. Taunya sampe Samyang lo guyur pake itu. Udah ah gue mau pesen dulu. Mas!"

"Jangan mabok, ya, lo?" peringat Arleen kepada Tama. Laki-laki itu berdecak, baru saja ia ingin memesan minuman yang mengandung alkohol.

"Umur lo belom legal. Gegayaan aja," tegur Arka mengaduk koktail miliknya santai. Tidak sesantai ucapannya yang membantai jiwa Tama. Arka itu kalo nyindir emang nggak pernah gagal.

Iyalah, lihat sendiri congor dia setajam apa pas LDKS. "Pinjem KTP, Kak."

"Ogah," tolak Arka mentah-mentah.

"Yaudahlah, Mas. Saya jadinya pesan susu beruang, ya!"

"Anjir."

"Maaf, Kak. Tapi, kita nggak sedia susu beruang di sini."

"Lah nggak jelas. Yaudah susu moka biar sama kayak dia."

"Kakaknya lucu, ya?" Pelayan itu menyemburkan tawanya dengan nada rendah

"SAYA MANA NGELAWAK, MAS. ASTAGHFIRULLAH. SERIUS INI!"

"Yaudah, Kak. Soda susu aja gimana?"

"Iyadah terserah masnya." Tama menghela napasnya pasrah. Arleen menggosok punggung Tama yang tampaknya frustrasi itu setelah berdebat dengan seorang pelayan. Lagian permintaan dia emang cukup aneh, sih, wajar pelayannya anggap dia hanya main-main.

Ketos Ansos [REUPLOAD] ✅ Where stories live. Discover now