14. Our Day

137 48 14
                                    

AKU NULIS SAMBIL DENGER LAGU DI MULMED. VIBESNYA SAMAAA!

***

Nata

Miss me? Bercandaaa. Mau gue kirim sesuatu for fixing your mood?
Ya, gatau mungkin lo belom full baikan sama Arka karena syok dia kasar.
Gue beneran khawatir sama lo. Not even a joke. Lo nggak on dari pagi.

Missed voice call 09:52

U good? Need me? WOI.
VALENTINE HARI INI.
MAU KADO APA? HARI CINTA GA BUAT PASANGAN DOANG.
KITA BISA!!!!!!

Missed video call 13:33

***

"LYOOO! Temen-temen gue asyik nge-ML. Nggak ada yang bantu gue!" lapor Anya kepada gue yang sedang membaca proposal pentas seni dan seminar yang diberikan Janet. Gue menutup binder itu dan menganalisis sekeliling.

Seksi Anya sebelumnya memang sudah membantu menyiapkan rapat tadi. Jadi, yang bertugas untuk merapikan ruangan setelah rapat adalah orang-orang yang belum bertugas.

"Temen lo udah kerja semua tadi."

"Ih, itu di meja lo nggak liat banyak banget hasil diskusi berserakan. Tadi, kita ngomongin banyak banget," keluh perempuan itu belum juga berhenti.

"Lo mau gue bantu? Gue baca beberapa mufakat tadi, Anya. MPO juga ngirimin calon proker baru." Anya cemberut seperti anak kecil.

"WOY, YANG BELOM KERJA SIAPA?" Devan langsung mengangkat tangan sesaat laki-laki itu meletakkan ponselnya. Gue langsung memaksa Devan untuk kerja bersama Anya, musuh bebuyutannya. Untung saja, Devan tidak dalam mode ogah-ogahan hari ini.

Langsung menurut.

"Kok Devaaaan?!"

"Lah, lo plin-plan amat. Dibantu tapi milih orang."

"YA GUE NGGAK MAU SAMA LO!"

"LYO, LIAT BAB- IYA ANJING JANGAN KASIH MINIATURNYA KE GUE!" Anya menyodorkan miniatur kucing realistis kepada Devan. Gadis itu memang siap sedia selalu menyimpan itu dalam saku roknya.

Jaga-jaga Devan berulah.

"Kerja. Jangan ribut!" perintah gue.

"Apa perlu gue suruh ketua sekbid lo buat tegur?" ancam gue. Devan dan Anya langsung menunduk patuh lalu membereskan kerjaan dengan baik.

Ada ribut sedikit tapi yang penting kelarlah.

manketum 💞 is calling....

Arka telepon? Dia tahu hari ini jadwal rapat harian seharusnya. Gue menyingkir sedikit untuk mengangkat panggilan yang bisa dibilang cukup absurd.

Dia tahu gue di ruangan OSIS yang beresiko padahal.

"Halo?"

"HALO SAYAAAANG!"

Beberapa anggota yang lewat di sekitaran gue menoleh. "Siapa, tuh, iii?!"

"A-apaan. Bapak gue."

"Gue bapak lo?"

"ANAK-ANAK OSIS LAGI LEWAT!" tegur gue dengan jeritan tertahan. Arka hanya tertawa tanpa perasaan bersalah sedikitpun. Gue mendengus benci dan keluar dari ruangan OSIS untuk menghindari hal serupa terjadi. Namun, sebelum keluar dari ruangan Janet menahan gue.

Ketos Ansos [REUPLOAD] ✅ Where stories live. Discover now