17. Harus Sanggup

107 44 17
                                    

Minggu ini, gue lagi berantem sama Ali. Jadi, nyokap gue nyuruh gue numpang dulu ke rumah Arleen karena nyokap gue juga ngerasa ada yang beda sama Ali. Pas denger kabar gue suruh ke rumah Arleen dulu, gue seneng bukan kepalang. Tapi, ada yang beda pas gue nginep kali ini. Rasanya beneran beda kayak pas terakhir gue nginep kelas X pas mau naik kelas XI.

Dulu, gue keseringan berantem sama Arka. Entah rebutan bantal atau sekedar berantem kecil-kecilan karena keinget betapa kasar dan ketusnya dia pas ospek.

Iyalah, sekarang udah beda banget.

Semua kegiatan kasual yang Arka lakukan kini menarik bagi gue.

Kayak sekarang nih, gue gedebag-gedebug masuk kamar Arleen karena salah tingkah liat Arka nuang susu ke mangkuk sereal gue sama Arleen.

"Apa, sih, anjir? Udah kayak dikejar maling aja sih lo!" ketus Arleen.

"Diliat dari muka-muka lo, lo kayaknya salah tingkah liat kakak gue nuang susu ke mangkuk sereal kan?" tebak Arleen tepat sasaran.

Gue mengangguk dan tersenyum tipis. Hati gue masih dag-dig-dug kayak mau lepas dari sananya.

"Udah, ayo, sarapan dulu!" Arleen menarik tangan gue.

Arka melirik ke arah lorong kamar karena mendengar kegaduhan.

"Selamat pagi, Baginda!"

"Nggak usah sok sopan mentang-mentang ada temen lo."

"Ya, suka-suka gue sih!" Gue memilih untuk langsung makan tanpa mendengar pertengkaran keduanya. Arleen akhirnya mengalah dan duduk di sebelah gue lalu memasukkan sesendok penuh sereal kedalam mulutnya.

"Owiyaw, Kwak! Twadwi Lyow bilang kwakwak gwanteng."

"Hah ganteng?" Arka bertanya seakan nggak percaya kalo gue bilang ganteng.

"Emang sih lo ganteng tapi sayangnya lo nyebelin gitu," sinis gue. Arka hanya tersenyum malu-malu kucing pas gue bilang ganteng. Ia mengambil benda hitam pipih yang terletak diatas meja makan.

"Yo, abis makan ke halaman belakang. Gue ada yang mau diomongin," ucap Arka.

"Berdua aja? Mau ciuman atau mau..."

"Pikiran lo perlu dirukiah, bangsat. Gini nih akibat lo pacaran sama orang gila kelamaan." Arka mencubit gemas adiknya yang mulai memikirkan hal yang tidak-tidak.

Mendengar kata 'bangsat', nyokap Arka menegurnya.

"Kakak, kalo ngomong dijaga ya! Adik juga jangan jailin kakaknya. Kasian stress UN," tegur Tante Ghesa. Arka dan Arleen hanya tertawa renyah dan menyangkal perkataan ibunya kalau mereka sebenarnya hanya bercanda.

Arka membanting tubuhnya ke sofa hitam empuk ditengah ruang tamu. Ia mulai menggeser layar ponselnya keatas tanda ia sedang membuka Instagram. Gue hanya melanjutkan makan sambil ditemani video YouTube yang disetel di ponsel Arleen. Gue menyuapkan sesendok makan sereal terakhir dan mencuci mangkuk itu.

Sofa yang Arka tempati sudah kosong. Artinya, Arka sudah pergi ke halaman belakang lebih dulu.

"Gue kesana, ya!"

Ketos Ansos [REUPLOAD] ✅ Where stories live. Discover now