24. Namanya Siapa?

124 38 44
                                    

Author POV

Lelaki itu berjalan dengan trofi keemasan di tangan kanannya. Piala itu upah kemenangannya yang ia terima dari lomba Bahasa Perancis tingakat internasional. Trofi yang saat bersinar dan membuat siapapun yang melihatnya terpikat untuk mengambilnya atau sekedar menyentuhnya. Lelaki itu membuka kenop pintu ruang guru.

"Hai, bu!" sapa lelaki itu dengan hangat. Guru Bahasa perancisnya itu tersenyum bangga saat melihat piala besar di tangan kanan lelaki itu. "Nathan, kamu juara 1? Wah, ibu bangga banget sama kamu!" Nathan senang sekali dipuji gurunya walau sudah berkali-kali.

"Madame, ini tugas saya." Seorang gadis dengan kacamata bulat itu menyela obrolan keduanya. Wajah gadis itu ditutupi tudung dari jaketnya tapi Nathan dapat melihat jelas wajah cantik milik gadis itu. Si gadis yang merasa diperhatikan langsung meminta gurunya untuk cepat-cepat mengoreksi tugasnya.

Pandangan Nathan tak mau lepas dari gadis itu seakan ada daya tarik tersendiri dari gadis itu. Ia masih melihat ke arah pintu walaupun gadis itu sudah menghilang entah kemana. Bu Guru menarik piala yang ada di genggaman Nathan. Buyar semua pikiran Nathan.

"Liatin apa, Nathan?" tanya Bu Guru.

"Cewek tadi namanya siapa, bu?"

"Kenapa? Dia cantik ya? Namanya Lyo, Nathan!"

Satu poin untuk Nathan... Dia berhasil mendapatkan nama gadis bertudung itu. Ok, makasih banyak untuk Bu Guru. Nathan keluar dari ruang guru dengan berlari kecil, berharap Lyo belum terlalu jauh dan ia dapat berkenalan dengan Lyo. Harapannya pupus, kandas, dan hancur karena Lyo sudah pergi entah kemana. Nathan dengan terpaksa pergi ke kelasnya dengan hati dongkol.

"Fuuh...!" Nathan menghela napas dalam-dalam. Ia melihat ke sekeliling kelas yang tampak ramai. Menandakan saat ia keluar kelas adalah jam kosong. Nata mengambil pena kemudian menggoreskannya ke buku paket bahasa Perancis.

Untukmu, Lyo, gadis bertudung...

Aku mencintaimu dalam satu detik saja.

Tatapan misterius Lyo terus membayang di pikiran Nathan. Misterius dan membuatnya sanngat penasaran dan terlena hingga tak sadar seorang gadis menyenggol tempat pensil miliknya dan membuat isinya tumpah berantakan.

PRAAANG!

Akhirnya Nathan tersadar dari lamunannya saat mendengar tempat pensilnya terjatuh. Gadis itu membungkuk dan merapikan kotak pensil Nathan. "Maaf, jangan taruh disini lagi." Gadis itu memindahkan kotak pensil Nathan. Gadis itu tak sengaja kontak mata dengan Nathan.

Oh, cowok ini lagi, batin Lyo. Wow, ternyata gadis itu satu kelas dengan Nathan. Kenapa ia baru tahu? Padahal ia sudah hampir sebulan duduk di kelas delapan ini.

Nathan dengan sigap menyodorkan tangannya kepada Lyo sambil tersenyum sangat manis. Apalagi yang kurang? Nathan merasa dirinya sudah cukup tampan. "Kenalin gue Nathan. Sebenarnya nama panjang gue Adinata Dewananta tapi orang lain lebih suka panggil gue Nathan. Lo mau panggil Dewa, Nata, Adi atau apalah sesuka lo bebas. Semoga kita bisa jadi teman di 11 bulan ini." Bukannya membalas gadis itu malah melengos pergi seakan ucapan Nathan hanyalah angin. Butuh waktu dan kesabaran mungkin. Nathan menghela napasnya lagi, mungkin kali ini gagal tapi ini bukan yang terakhir.

Saat itu juga seisi kelas menatap Nathan. Putih, teman perempuan yang paling dekat dengannya di kelas ini sampai-sampai dikira mereka pacaran mendekati Nathan. "Than, gila ya lo?" murka Putih. Gadis tegas ini yang selalu menceramahi Nathan agar tak suka dengan perempuan dulu karena akan menganggu konsentrasinya.

"Gue? Gila apaan, Tih?" kekeh Nathan.

"Lo ngapain? Mau harga diri lo ancur hah? Gadis itu ANEH!" sembur Putih dengan penekanan.

Ketos Ansos [REUPLOAD] ✅ Where stories live. Discover now