5. Bad-Tempered Men

4.5K 555 95
                                    

"Are you freaking idiot or what?"

Chanyeol menggeram. Begitu Seungwan berhasil ia bawa masuk ke dalam mobilnya, pria itu tidak berhenti mengumpat. Bagaimana tidak, sejak pertama kali ia kembali sehabis mengisi bahan bakar mobilnya yang nyaris habis, Chanyeol kehilangan akal sehatnya begitu tidak menemukan Seungwan di tempat yang sama.

Mustahil ia mengkhawatirkan wanita itu karena ada perasaan. Katakanlah Chanyeol hanya takut ia dimarahi dan berakhir bertengkar dengan ayahnya karena wanita sialan yang bahkan tidak Chanyeol inginkan.

Pria itu sempat berputar-putar mencari Seungwan sebelum memutuskan untuk membawa mobilnya menuju jalan raya. Dan benar saja, tidak jauh dari tempat Seungwan ia tinggalkan, wanita itu sedang dikepung banyak lelaki yang berada dalam pengaruh alkohol.

"Didn't I tell you to JUST SIT AND WAIT FOR ME?" Chanyeol bertanya lagi. Suaranya yang berat semakin ia tinggikan, nyaris berteriak. "I told you not to trust anyone, and don't move from there. I asked you to just sit and I'll come! Right?"

Pria itu mulai meraih mantel Seungwan yang tertinggal di jok belakang mobilnya. Tangan Chanyeol bergerak memisahkan kedua tangan Seungwan yang saling bertautan. Bibir wanita itu bergetar hebat, kentara sekali sedang kedinginan.

"Ini yang kau dapatkan akibat keras kepala!" geram Chanyeol. Ia menarik kasar tangan kanan Seungwan. Membawanya untuk mendekat pada bibirnya, meniupnya, lalu menggosok punggung tangan wanita itu.

"Pakai mantelmu," ucapnya sambil melempar mantel itu. Mengenai wajah Seungwan yang tampak menatap kosong ke depan, air matanya mengalir deras.

Chanyeol menghela napas berat. Well, ia sudah kelewat lelah. "Kau mendengarnya atau tidak? Pakai mantelmu!" serunya sekali lagi.

Entah wanita itu pura-pura tuli atau bagaimana, Seungwan sama sekali tidak bergerak. Raut wajahnya masih sama. Dahinya mengerut dengan tubuhnya yang terguncang hebat.

Chanyeol mengarahkan mantel wanita itu ke belakang. Lalu meraih satu persatu tangan Seungwan. "Keras kepala!" desisnya sembari kedua tangannya sibuk memasangkan mantel Seungwan.

Begitu selesai, Chanyeol memperhatikan wanita itu. Alisnya menukik begitu mendapati raut wanita itu tidak berubah. Seperti ... ketakutan?

"Kau ini kenapa sebenarnya?" tanya Chanyeol kesal.

Seungwan memeluk tubuhnya erat. Bibirnya masih bergetar hebat, merambat ke seluruh tubuhnya. Pandangannya tampak kosong sekali.

"Ke--kenapa kau melakukan itu?"

Alis Chanyeol bertaut. "Melakukan apa?"

"You killed them, Chanyeol."

Chanyeol menyerongkan tubuhnya, nyaris menghadap Seungwan sepenuhnya. Satu tangannya masih berada di kemudi, sementara satu tangannya ia arahkan untuk menyentuh dahi Seungwan. Namun, Chanyeol mengurungkan niatnya. Ia tidak harus memastikan wanita itu sakit atau tidak, kan?

"ALMOST!" bantah Chanyeol. "Mereka tidak akan mati hanya karena aku memukul kepala mereka."

Seungwan menggeleng. "Kau tidak memukulnya, kau menusuk kepala mereka, aku bahkan melihat darahnya keluar banyak sekali."

Chanyeol berdecak singkat. Kepalanya yang sakit malah terasa semakin berdenyut.

"Memangnya kenapa!" teriaknya kesal.

"Aku tidak ingin kau membunuh orang, Chanyeol! Polisi bisa menang--"

"Ya sudah, itu adil!" Chanyeol menaikkan suaranya. "Because I won't let them kill you!"

Bite The Bullet ✔Donde viven las historias. Descúbrelo ahora