12. Cold and Warm That He Created

3.5K 562 178
                                    

Siapa neh yg udah mikir macem" soal chapter ini😒.

***

"Maaf, aku tidak bermaksud."

"Tidak apa," balas Seungwan. Lagi pula tidak seharusnya dia merasa tersinggung. Apalagi tidak menutup kemungkinan Luhan memang lebih dekat dengan Chanyeol daripada dirinya. Memangnya dari status pernikahan selama seminggu oleh dua orang asing yang jelas tidak saling mencintai, apa yang bisa Seungwan banggakan?

Bahkan sebatas makan bersama saja tidak pernah ia rasakan dengan Chanyeol. Bertemu sesekali dan tidak saling bicara jelas menunjukkan seberapa buruknya hubungan mereka. Ini semua hanya perihal waktu. Tidak lama status pernikahan mereka akan terhapus, Seungwan yakin. Dan seharusnya hal itu tidak membuat hatinya sakit, kan?

Tidak, jika alasannya karena perasaan. Mereka tidak saling cinta. Atau, hanya Chanyeol yang tidak mencintai Seungwan?

Namun bukan hanya itu permasalahannya. Jika mereka berdua begitu dekat, kenapa Luhan tidak datang pada Seungwan bersamaan dengan dua sahabat Chanyeol yang lain? Dirinya bahkan tidak pernah melihat Luhan bersama Chanyeol seperti Baekhyun dan Sehun yang akan sesekali datang untuk mengajak pria itu keluar.

"Aku tidak bermaksud menjelekkan suamimu," ucap Luhan lagi. Sontak membawa Seungwan kembali ke dunia nyata setelah melamun cukup lama. "He's my best friend after all," sambungnya kemudian. "Lagi pula aku akan menceritakan padanya bagaimana aku bertemu istrinya. Kami memang begitu, suka menjelekkan satu sama lain. Itu candaan, sebenarnya."

Luhan tertawa ringan. Sepertinya pria itu berusaha mencairkan keadaan setelah membuat Seungwan terdiam cukup lama dengan kata-katanya. Udara yang memang dingin malah semakin terasa menusuk bagi wanita itu.

"Aku akan mengantarmu pulang setelah membayar semua ini."

Seungwan mengangguk. Dirinya sudah kelewat lelah untuk sekadar menjawab. Sampai Luhan sudah selesai, ia mengekori pria yang membawa boneka beruang berwarna merah muda berukuran besar.

"Kau tahu harus mengantarku kemana? Aku dan Chanyeol tidak tinggal di rumah lama."

Luhan mengangguk pasti. "Sudah kubilang aku dan suamimu berteman dekat," tandasnya. Setelahnya, pria itu mulai menjalankan mobilnya dengan kecepatan sedang.

"Sudah malam, Chanyeol pasti sudah pulang," ucap Luhan setelah hening cukup lama. Seungwan benar-benar diam. Selain tidak tahu harus berkata apa, ia juga memikirkan beberapa hal tentang pria asing di sampingnya ini.

"Ya, mungkin." Seungwan sendiri lebih yakin jika Chanyeol belum berada di rumah. Mengingat pria itu memang jarang sekali pulang.

"Tidak menghubunginya?"

Seungwan menggeleng. "Ponselku mati."

Tidak lama setelahnya, Luhan sudah memarkirkan mobilnya di depan pagar rumah Seungwan dan Chanyeol.

"Pagarnya terbuka. Chanyeol lupa menutupnya."

Seungwan sontak menoleh. Benar, pagar rumah mereka terbuka. Apa Chanyeol pulang malam ini?

"Ah, iya. Kami memang tidak mempekerjakan siapa-siapa," balasnya sedikit lebih bersemangat. "Ya sudah, aku turun."

Memang agak aneh. Tapi tinggal di rumah besar sendirian membuat Seungwan merasa tidak nyaman. Setidaknya jarangnya Chanyeol pulang rasanya sama saja seperti dirinya tinggal sendiri, kan? Maka begitu melihat mobil pria itu terparkir di sana, senyum Seungwan mengembang.

Well, ia tidak pernah berharap lebih banyak selain bisa makan bersama pria itu. Atau setidaknya, Chanyeol memberinya sedikit waktu untuk melihat pria itu sedikit lebih lama daripada biasanya.

Bite The Bullet ✔Where stories live. Discover now