17. Night, Beer, and Us.

4.2K 546 77
                                    

Warning : there are 2000+ words so make sure you won't be bored. Anggap aja ini penebusan dosa w karena tidak update sampe sepoloh hari. Well, don't dissapoint me. I saw so many siders here.

***

"Let's get drunk

Oops! Ang larawang ito ay hindi sumusunod sa aming mga alituntunin sa nilalaman. Upang magpatuloy sa pag-publish, subukan itong alisin o mag-upload ng bago.

"Let's get drunk. So I can tell you everything I wouldn't say when I'm sober."

***

"Kau sungguh tidak apa-apa, Seungwan?"

Pertanyaan itu bukan sekali saja ditanyakan oleh Nyonya Kim. Sejak awal Seungwan dan Chanyeol datang, Nyonya Kim sudah mempertanyakan hal itu terus-menerus. Mulai dari kakinya yang sulit berjalan dengan benar, pun pastinya plester luka pada pipi kanannya.

Dan sangat mustahil bagi Seungwan untuk mengatakan bahwa Si Setan itulah yang melakukan ini padanya.

Ya, Kim Chanyeol.

"I--iya, Bibi--"

"I-BU."

Seungwan melilit lidahnya sendiri. Sebenarnya Nyonya Kim sudah sering memintanya untuk memanggil wanita paruh baya itu dengan kata 'ibu'--seperti yang Chanyeol lakukan--hanya saja Seungwan selalu lupa.

"Iya, Bu. Ini hanya luka biasa, sungguh."

Seperti yang Chanyeol katakan, ibu mertuanya itu benar-benar mengundangnya ke kediaman keluarga Kim. Seungwan sempat bertanya dalam rangka apa acara makan-makan malam ini. Dan ternyata ulang tahun Nyonya Kim alasannya. Memang sudah lewat beberapa hari yang lalu, tapi baru malam ini Nyonya Kim merayakannya karena alasan sibuk.

Begitu acara makan malam selesai, Seungwan ikut berjalan ke ruang tamu yang berada di lantai bawah bersama Nyonya Kim. Wanita paruh baya itu bilang ia benar-benar merindukan menantunya hingga butuh waktu untuk berbincang berdua. Sementara itu, Seungwan sempat melihat Chanyeol dan Tuan Kim serta Jeno berjalan menuju tempat yang sama.

Omong-omong soal Kim Jeno, Seungwan langsung teringat ucapan pemuda itu begitu mereka berhadapan di meja makan. Jeno tetap sama, ia sering kali tersenyum pada Seungwan. Alih-alih merasa senang, Seungwan merasa senyuman Jeno bukan pertanda pemuda itu menerima kehadirannya.

"Aku tau menantuku tidak suka susu, jadi kubuatkan minuman jahe yang hangat. Kulihat kau kedinginan sejak tadi."

Itu benar, Seungwan tidak tahu apa penyebabnya. Tapi tubuhnya memang mudah sekali dingin. Baik dirinya sedang merasa gugup atau tidak. Ia dan Chanyeol berkendara dalam waktu yang cukup cepat, tapi Seungwan merasa terkena angin terlalu lama.

"Mau duduk di depan perapian? Kau bisa merasa lebih hangat jika di sana."

Nyonya Kim mengangkat nampan dengan dua gelas berisi minuman hangat. Membawanya ke depan perapian disusul oleh Seungwan. Mereka duduk di sana cukup lama. Hening. Nyonya Kim seperti mengerti bahwa Seungwan tidak sedang dalam mood yang baik untuk bicara. Hingga minuman menantunya itu nyaris habis, Nyonya Kim menawarkan Seungwan untuk menambah lagi.

Bite The Bullet ✔Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon