7. Promise Before God

3.2K 533 109
                                    

Makasih sudah menghargai MWL dengan nggak komen "next, thor." 😉

***

Seungwan tidak bisa mengalihkan pandangannya dari cermin yang menampakkan dirinya yang tengah dirias. Bukan lantaran tidak mau, tapi menoleh sedikit saja tukang rias itu akan mengomel panjang lebar.

Seungwan tidak sedang mengagumi betapa pintarnya wanita itu membuat dirinya secantik ini. Alih-alih berpikir tentang riasan, gaun, dan aksesoris yang ia kenakan, pikiran Seungwan malah melayang begitu jauh.

Bibi Kim tidak main-main dengan kata-katanya.

Hanya butuh waktu satu minggu setelah fitting baju, pernikahan digelar. Seungwan sampai baru menyadari bahwa sebesar itu kekuasaan Tuan Kim sehingga dapat menggerakkan banyak sekali pekerja. Mengurus pesta pernikahan yang mewah.

"Sudah selesai," ucap wanita di belakangnya begitu selesai merapikan mahkota kecil di kepalanya. "Kau terlihat sangat cantik, wajahmu juga hampir mirip dengan Tuan Muda Kim Chanyeol. Aku bahkan sempat berpikir kalian keluarga jauh yang dijodohkan."

Seungwan mengeluarkan tawa hambarnya menanggapi perkataan perias itu. Begitu wanita itu berlalu, cukup banyak pertanyaan yang menghantui benak Seungwan.

Apa semuanya akan baik-baik saja? Oh ayolah, hari ini adalah hari pernikahannya. Menikah berarti terikat satu sama lain dan bersumpah bersama di hadapan Tuhan. Menikah tidak seremeh hubungan pacaran yang bila labil sedikit, mereka bisa putus lalu berpacaran kembali saat sudah merasa tenang.

Berkali-kali Seungwan memejamkan matanya. Menenangkan dirinya sendiri dengan kalimat, 'everything's gonna be okay'. Tapi nyatanya, hatinya tidak setuju. Jantungnya tetap berdetak kencang sekali. Kedua tangannya bergetar tanpa bisa Seungwan diamkan. Ah, rasanya buruk sekali.

"Kau sudah selesai?"

Seungwan menoleh ke arah sumber suara dan menemukan Tuan Kim di sana. Ia pun beranjak dari duduknya begitu pria itu mengatakan bahwa segalanya sudah siap.

Seungwan menarik napas panjang. Rasanya sesak sekali. Ia kesulitan bernapas hanya karena degup jantungnya yang semakin tidak teratur. Berdetak heboh di dalam sana.

"Apa aku tidak akan menyesal, Tuan Kim?" Seungwan tidak bisa menahan mulutnya untuk tidak bertanya. Terlalu banyak pertanyaan dan perasaan gelisah hingga dirinya menanyakan hal itu.

Tuan Kim tersenyum. "Kau yang terbaik untuk putraku," ucap Tuan Kim. Kentara sekali berniat menenangkan Seungwan, yang kenyataannya tidak juga merasa lebih baik. Setelahnya, Seungwan mengalunkan tangannya pada lengan Tuan Kim. Pria tua yang rapi dengan jas hitam itu membawanya menuju altar.

Semakin jauh kakinya melangkah, semakin kencang juga jantungnya berdetak. Dirinya menjadi pusat perhatian semua orang di sana. Seungwan bahkan merasakan keringat mengucur deras di punggungnya. Astaga, ia bahkan khawatir akan menginjak gaunnya yang panjang ini karena kelewat gugup.

 Astaga, ia bahkan khawatir akan menginjak gaunnya yang panjang ini karena kelewat gugup

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Bite The Bullet ✔Where stories live. Discover now