001

9.5K 323 14
                                    

"Chagiya ... "

"Iya Kookie sebentar lagi!"

Gadis dengan nametag Park Jiyeon tengah merapikan seragamnya di depan cermin. Melihatnya yang sudah rapi, dengan segara gadis itu bergegas menemui kekasih yang menjemputnya.

Park Jiyeon tiba di depan sang kekasih Jeon Jungkook. Lelaki itu sangat tampan. Bahkan, Jiyeon bersyukur mempunyai kekasih setampan pemuda Jeon itu. Keduanya sudah menjalin hubungan sejak dua tahun yang lalu.

Keduanya sudah terbiasa dengan sifat masing-masing dan hubungan mereka juga masih bertahan sampai sekarang. "Kookie, tidak kah ini terlalu pagi?"

Jeon jungkook menggeleng, di lihatnya cuaca yang memang masih terlalu petang lelaki itu tersenyum. "Kau benar, tapi aku punya kejutan untukmu sayang ... "

Jiyeon sampai menutup sendiri mulutnya ketika tau kekasihnya datang pagi sekali hanya untuk memberinya kejutan sebelum mereka sampai di sekolah. "Kejutan apa?"

"Kalau aku beritahu namanya bukan kejutan, Jiyeon sayang ... " Jungkook mencubit pipi sang kekasih dengan gemas, Jiyeon sendiri jadi kesal pipinya di buat sakit oleh sang kekasih.

"Arraseo, aku tidak akan tanya lagi, sekarang ajak aku kesana." Jiyeon memberikan tangan kanannya pada Jungkook, si Jeon itu tersenyum tapi tak meraih tangan sang kekasih. "Ayolah kookie," rayu Jiyeon dengan nada merengek.

Jungkook malah menunjuk pipinya membuat Jiyeon mengerti apa yang kekasihnya itu mau darinya. Dengan lembut Jiyeon meraih kedua pipi Jungkook dengan tangan kanan dan kirinya dan segera gadis itu cium, bibirnya.

Dan mata Jungkook membulat, dia itu mintanya di pipi tapi Jiyeon malah memberinya lebih. Bersyukur sih, "Kau sengaja ya?"

"Aniya, kajja." Jiyeon yang menarik tangan Jungkook, namun mereka masih tetap di tempat karena Jungkook tak berjalan. "Memangnya kau tau jalan nya, sayang?"

Dan Jiyeon menggeleng lemas sembari tersenyum malu pada sang kekasih. "Tidak, silahkan kau duluan Kookie." Keduanya sama-sama tersenyum setelah nya.

°°

"Restoran?" Jiyeon bertanya pada Jungkook saat lelaki itu menghentikan langkahnya tepat di depan sebuah restoran dan itupun dengan harga yang mahal, Jiyeon 'kan tidak punya uang.

"Kookie kau serius mengajakku kesini?" Dan Jungkook mengangguk, membenarkan ucapan sang kekasih yang begitu dia cintai. Berbeda dengan Jiyeon yang masih bingung sekarang. "Dari mana kau dapat uang?"

"Ada kabar bagus." Jungkook tersenyum membuat Jiyeon semakin bingung akan maksudnya. "Apa kabar bagusnya?"

"Sayang ... " Jungkook menyentuh lembut kedua pipi Jiyeon dengan kedua tangan nya. "Aku seorang penulis dan kau tahu, produser rekaman menerima karya ku dengan baik, sekarang pun lagu yang ku tulis sudah terjual habis, sayang ... "

"Wah, jadi kekasihku ini sudah jadi penulis!" Jungkook lagi-lagi mengangguk dan memeluk Jiyeon. Jiyeon sangat tahu jika Jungkook suka sekali menulis.

Melihat raut wajah kekasihnya yang begitu bahagia, Jungkook juga ikut bahagia. "Iya sayang."

"Tapi apa nama samaran mu Kookie?" Jiyeon melepas pelukan Jungkook darinya dan memandang sang kekasih. "DinoBunny," jawab Jungkook.

"Dino? Siapa itu Dino? Kalau Bunny aku sudah tau jika itu kau." Jungkook tersenyum dan tak menjawab pertanyaan kekasihnya. "Kookie kenapa kau tidak menjawab ku?"

"Jiyeon sayang, kau akan tau setelah waktunya tepat nanti." Jiyeon kesal Jungkook tak memberitahu nya secara langsung, membuat gadis itu memalingkan wajahnya.

"Sudahlah jangan marah, kapan kita akan makan jika begini." Jungkook menarik tangan Jiyeon ke dalam restoran dan mereka makan berdua disana.

°°

Sudah lima menit ini sepasang kekasih itu bersama. Dan Jiyeon, sejak tadi dia tak memakan makanannya, melainkan hanya memandangnya dengan raut wajah sedih, Jungkook kemudian menyadari nya. "Jiyeon, kau kenapa?"

Jiyeon jadi sadar dari lamunan nya dan menatap sang kekasih. "Kookie, aku tidak tau kenapa, aku merasa akan ada sesuatu yang buruk terjadi."

Jungkook jadi khawatir, lelaki itu tau jika sang kekasih mempunyai firasat yang selalu benar. Apapun itu akan terlihat benar di mata Jungkook karena lelaki itu pernah melihatnya sendiri, walaupun orang-orang tidak pernah percaya pada Jiyeon.

"Apa itu?"

Jiyeon menggelengkan kepala nya kaku. Dia benar-benar sulit menebak firasat apa yang menghampiri nya saat ini. Sudah khawatir sejak tadi dan dia tidak bisa menebaknya. Sampai pada akhirnya gadis itu melihat ada seorang anak kecil di pinggir jalan, Jiyeon melihatnya dari kaca pinggir nya.

"Anak itu." Jiyeon menunjuk anak gadis yang di lihatnya. Pun Jungkook mengikuti arah tunjukan Jiyeon dan tak terduga gadis kecil itu sudah tertabrak mobil dari sebelah kanan membuat Jungkook terkejut setengah mati dan menutup sendiri mulutnya.

"Kookie hiks, kau lihat dia." Jiyeon sudah menangis menutup wajahnya sekarang. Dia terlalu syok dengan kejadian yang baru saja terjadi. Dia berfikir tentang firasat buruk, dan firasat nya benar-benar terbukti sekarang.

Seluruh orang di dalam restoran sudah keluar melihat kecelakaan yang baru saja terjadi. Dan Jungkook, lelaki itu segera bangkit dan memeluk sang kekasih dan mereka berdua pergi dari sana.










TBC










𝐹𝑒𝑒𝑙𝑖𝑛𝑔 ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang