030

1.3K 119 9
                                    

"Hiks hiks.. Kookie hiks!!" Sepanjang malam Park Jiyeon hanya menangisi Jeon Jungkook seorang. Kekasih yang begitu sangat dia cintai, yang sekarang telah pergi meninggalkan nya

Selamanya!

Jam sudah menunjukkan 00.00 dan sampai saat ini, mata cantik itu tak pernah terlelap sekalipun. Park Jiyeon benar benar hancur dalam luka yang cukup dalam, jujur Jiyeon sudah bisa menerima perubahan Jungkook yang sekarang tapi Jungkook nya yang sekarang bukan lah Jungkook nya yang dahulu

Sungguh miris nasibnya!

Isakan nya masih terdengar hingga keluar rumah sang gadis. Jiyeon tidak bisa tidur sekalipun mengingat pengkhianatan besar yang di lakukan sang kekasih padanya. Dengan tega Jungkook merahasiakan kematian nya dan menyuruh sang saudara menggantikan posisi nya

Tak pernah Jiyeon bayangkan sebelumnya. Itu semua akan terjadi padanya, sebuah rasa sakit yang sampai saat ini masih mendera di hatinya. Luka yang amat sangat membuat nya hancur berkeping keping

"Hiks!!" Perlahan Jiyeon menghapus air mata yang membasahi pipi putihnya. Dia sudah sangat lelah dengan semua ini, sudah banyak sampah tisu yang berserakan di kamarnya

Jiyeon rasa ini semua sudah cukup untuk malam ini. Jungkook pasti akan sangat sedih melihat Jiyeon begitu hancur seperti ini. "Maafkan aku Kookie, tapi aku tidak bisa menahan diriku agar tidak sedih hiks!" Jiyeon kembali menangis untuk yang kesekian kalinya. Gadis itu kembali terisak hanya karena dirinya tak mampu menahan rasa sedih

Jiyeon menatap cincin pertunangan dirinya bersama Jongkuk. Pasti Jieun kecewa melihat ini semua, jangan salahkan Jiyeon ketika dirinya masih memikirkan nasib Jieun. Karena yang pasti Jieun lah yang lebih berhak atas cincin yang di pakainya saat ini

Jiyeon melepasnya. Entah mengapa terasa sangat sulit hingga Jiyeon merasakan rasa sakit. "Kenapa sangat sulit di lepas?" Tapi kemudian dengan kekuatan penuh, cincin yang dia pakai berhasil di lepas. Namun Jiyeon rasa jari manis nya terluka dan berdarah

"Arrh." Jiyeon meniup niup tangan nya yang terluka, dia merasakan cukup perih disana. Bersama dengan itu juga hati nya begitu hancur melihat ini semua. Besok dia akan mengakhiri semuanya dengan Jongkuk

°°

Jeon Jongkuk berjalan lesu ke arah dapur nya. Pagi ini dia tidak begitu semangat, mungkin karena kebenaran yang sama sekali tidak dia harapkan kini sudah terbongkar

"Bagaimana aku menjelaskan semuanya pada Jiyeon?" Sungguh Jongkuk sangat pusing memikirkan segalanya selama semalam penuh ini. Jongkuk tidak sanggup jika harus kehilangan Jiyeon, karena dia sudah mulai jatuh hati pada gadis itu

"Kau menyukai Jiyeon ya?"

Jongkuk menoleh ke belakang. Jieun berdiri disana, menatap dirinya dengan tatapan penuh luka. Jongkuk semakin sulit mencerna segalanya ketika dia melihat Jieun, apa yang harus dia lakukan pada kekasih asli nya itu

"Menurutmu bagaimana?"

Jieun malah tersenyum dan sama sekali tidak Jongkuk perkirakan sebelumnya. Dia pikir Jieun akan marah padanya. "Jika kau mencintanya jangan lepaskan dia."

Jongkuk tak habis pikir Jieun malah memikirkan sebaliknya. Jieun memang akan selalu mengerti dirinya. Jongkuk tersenyum dengan keputusan yang di lontarkan Jieun padanya. Namun ekspresi senang itu kemudian berubah saat Jongkuk merasa jika dia sangat bersalah dalam hal ini. "Jieun, maafkan aku!"

Jieun menatap Jongkuk masih dengan senyum nya. "Kalian berdua saling mencintai, aku tidak mungkin memisahkan kalian!"

Jongkuk sesegera mungkin memeluk Jieun, dia sangat bahagia dengan persetujuan Jieun tentang hubungan nya bersama Jiyeon. Jieun memanglah gadis yang paling mengerti dirinya di dunia ini

"Jong, kk-kau akan membuatku mati bodoh!!"

Mendengar Jieun yang kehabisan nafas, dengan segera mungkin Jongkuk melepas pelukan nya. "Ah maafkan aku!"

"Ya sudah, tunggu apa lagi? Sekarang juga kejar Jiyeon!"

Jongkuk mengangguk. "Arraseo!"

°°

Jongkuk yang terlanjur bahagia ingin sekali mendatangi rumah Jiyeon. Hari ini dirinya masih dalam waktu skors, dan tidak ada halangan baginya mendatangi Jiyeon. Gadis yang begitu sangat dia cintai

Ceklek

Jongkuk membuka pintu dengan cepat sampai akhirnya langkahnya terhenti saat melihat ada Jiyeon di depan nya. Memandangi dirinya dengan datar, "Jiyeon!"

"Aku ingin bertemu dengan Jieun!"

"Akhhh dia ada di dalam, masuklah!" Jongkuk berniat meraih tangan Jiyeon, namun gadis itu menjauhkan tangannya. "Aku bisa sendiri."

Bahkan Jiyeon sangat cuek pada Jongkuk. Mungkin salahnya sudah kelewat batas hingga Jiyeon seakan membenci nya

Jiyeon perlahan memasuki ruang tamu. Ada Felix dan Jieun disana, Jiyeon langsung saja menghampiri keduanya. "Jieun!"

Jieun yang melihat ada Jiyeon datang ke arahnya, akhirnya berdiri dan tersenyum pada Jiyeon. "Jiyeon, wae?"

Jiyeon seakan enggan mengungkapkan segalanya, mengungkapkan betapa dia sangat mencintai Jongkuk namun dia tidak akan pernah bisa memiliki lelaki itu karena sudah jelas jika Jongkuk hanya milik Lee Jieun seorang

"Ini milikmu." Jiyeon memberikan cincin pertunangan bersama Jongkuk pada Jieun. Sedangkan Jongkuk, Jieun dan Felix sendiri tidak habis pikir jika dengan mudahnya Jiyeon memberikan cincin yang bahkan sudah terpasang di jarinya kemarin

"Hanya kau yang berhak atas Jongkuk, Ji." Jiyeon tak kuat menahan rasa sakit di dadanya, gadis itu pun menangis di hadapan Jieun. "Maafkan aku, karena aku mau jadi kehilangan kekasih mu, aku akan mengembalikan semuanya pada mu saat ini juga Ji."

Jieun menggeleng dan kembali memberikan cincin di tangannya pada Jiyeon. "Aniya, sekarang aku tanya padamu, apa kau tidak menyukai Jongkuk?"

Jiyeon dengan lemas menggeleng. Ini semua benar, yang di katakan Jieun benar jika gadis itu memang sudah sangat mencintai Jongkuk. Namun tidak mungkin bagi Jiyeon jika harus kembali menghancurkan hubungan Jongkuk dengan Jieun

Itu sama saja dia merebut kekasih orang lain!

"A-ku tidak mencintainya." Ungkap Jiyeon pada Jieun, penuh dengan air mata dia berbalik badan dan memalingkan wajahnya ke pinggir. "Aku tidak mau merebut kebahagiaan yang seharusnya menjadi milikmu Jieun, aku tidak mau hiks!"

Jiyeon mulai terisak dalam diam. Bahkan Jongkuk yang sekarang berada di hadapannya merasa tak tega dan ingin sekali menghapus air mata orang yang sangat dia cintai

"Jiyeon!" Jongkuk kini berada sangat dekat dengan Jiyeon. Jiyeon melihat ke arahnya dengan banyak sekali air mata yang mengalir dari matanya. "Aniya, kau hanya milik Jieun, lebih baik kau berikan ini untuknya." Jiyeon meraih tangan Jongkuk dan memberikan cincin pertunangan pada Jongkuk

"Jieun lebih berhak untuk semua ini hiks!"

Jiyeon kemudian berlari menjauh. Dia keluar dari rumah Jeon, saat ini juga hatinya telah hancur berkeping keping. Pun jiwanya seakan mati saat dia menyerahkan segalanya pada Jieun, termasuk cintanya

Sesungguhnya Jiyeon tidak bisa mengikhlaskan ini semua. Namun apa daya, ketika orang yang dia cintai bukan lah miliknya melainkan milik Lee Jieun seorang

Tentu saja Jiyeon tidak berhak!

Dia hanyalah orang baru dalam hidup Jeon Jongkuk!






TBC

𝐹𝑒𝑒𝑙𝑖𝑛𝑔 ✓Where stories live. Discover now