Pembuktian Rashi

31 14 7
                                    


Kalau ada yang bisa Windi banggakan, itu adalah ajaran orangtuanya untuk menjunjung tinggi harga diri.

"Orang lain nggak perlu tahu susahnya kita."

"Mengeluh dan minta tolonglah hanya pada Tuhan."

Aplikasi ajaran itu bisa terlalu berlebihan. Para kerabat sering meminta Windi dan adik-adiknyauntuk menginap. Orangtuanya selalu melarang. Alasannya: 'takut nanti merepotkan'.

Setelah orangtuanya meninggal, Windi baru paham kalau para kerabatnya sebenarnya sangat perhatian. Dari Bude Darmi, ia tahu soal asuransi pendidikan itu.

Sebelum tragedi itu terjadi, ibu Windi menitipkan dokumen polis asuransi pada kakaknya.

Bude Darmi seperti mendapat firasat aneh karena baru kali itu adiknya sampai memohon, "Kalau ada apa-apa, titip anak-anakku, ya."

Bude Darmi sudah ratusan kali menawari tiga bersaudara itu untuk tinggal bersamanya.

Windi selalu menjawab, "Terima kasih, Bude," sambil tersenyum sopan.

Kini di bawah tatapan prihatin Bude Sundari dan ratusan orang di kamp, Windi merasa kebanggaannya luluh lantak.

Andai hari itu ia tak kelepasan membentak Aira, "Kalau nggak mau diatur sama Mbak, sana keluar! Tinggal sama Bude Darmi!"

***

Baru berapa  melangkah Rashi masuk ke kamp, ia sudah disambut drama.

"Sik tho, Nduk... Ndak mungkin kamu cari mereka sekarang. Bunuh diri namanya."

Seorang ibu paruh baya sedang berusaha menenangkan seorang gadis berhoodie biru langit yang meronta-ronta hendak kabur.

Seolah sepakat dengan ibu itu, di luar sana kilat menyambar disusul gelegar lecutan halilintar.

Dari bisik-bisik di sekitarnya, Rashi mendengar adik-adik gadis itu kabur dari rumah sebelum badai melanda.

Rashi sebenarnya tak tertarik terlibat, tapi ia lalu menyadari bahwa gadis itu adalah gadis yang sering menyapanya, "Selamat datang di minimaret. Selamat berbelanja."

"Kamu kenal?" Bapak kos menyenggol lengan Rashi yang berdiri melongo.

Belum sempat Rashi menjawab, sebuah kunci mobil sudah menggantung di depan hidungnya.

"Ya udah sana. Tunjukkan kalau kamu laki-laki."

Rashi teringat mobil yang mengangkut mereka kemari: Kijang tua yang wipernya tinggal satu.

'Mampus. Aku belum sempat resign.'

Beyond The Purple Sky [RAWS FESTIVAL November 2019]Where stories live. Discover now