Tidak memperdulikan siapapun yang berhianat dan menyalah gunakan kepercayaannya itu maka Tae Darvid tidak akan segan-segan untuk menghabisi atau membunuh dengan cara keji pada orang tersebut termasuk juga pada Tee Jaruji orang yang sedikit special d...
Tee tersenyum kearah Ibunya Tae yang juga sudah menganggap Tee seperti putranya sendiri
Di meja makan ketika sedang sarapan tidak ada yang berbincang setelah melihat Tae menuruni anak tangga
"Master mau kemana..? tanya Tee segera menghampiri Tae
"kantor.." jawabnya datar tanpa melihat kearah Tee maupun Ibunya yang hanya menunduk
"tapi kamu belum sarapan..?
Tee dengan lembut menyentuh lengan Tae meskipun Tee mengetahui alasan kenapa Tae tidak menyantap makanan tersebut
Alih-alih menjawab justru Tae menepis tangan Tee
"kamu dirumah saja..temani si tamu tak diundang itu.." kata Tae setelah mengecup pucuk kepala Tee
Tee hanya mengangguk tidak ingin membuat Tae marah
Setelah Tae meninggalkan rumahnya, Tee duduk disebelah Ibunya Tae yang terlihat terluka oleh kata-kata putranya itu yang hanya menganggapnya seorang tamu
"Ibu gak papa..sudah biasa seperti ini.." kata wanita tersebut tersenyum kearah Tee yang terlihat khawatir
"maafkan Tee..karena Tee belum bisa melakukan harapan Ibu.." ucap Tee meminta maaf karena Ibunya Tae pernah memohon pada Tee agar Tee bisa melembutkan hati putranya itu
"kamu tidak perlu bicara seperti itu nak..lagi pula salahkan saja Ibu..karena Ibu..Tae jadi seperti ini.." katanya menitikan air matanya
Awalnya Tee memang sangat kesal kepada Tae yang bertindak semena-mena kepada Ibunya, namun ketika Ibunya Tae cerita kenapa Tae bisa menjadi seperti sekarang justru Tee merasa jika Tae hanya membutuhkan cinta dan kasih sayang
Dulu keluarga Kreepolrerk adalah keluarga yang sangat bahagia dan makmur dan hingga Tae dan sepupuhnya beranjak pada usia 13 tahun
Mereka tumbuh menjadi anak-anak yang sangat tampan dengan sopan santun yang sangat baik namun semua itu harus berubah perlahan ketika Tae sering mendapatkan pukulan dari Ayahnya yang selalu membela dan percaya dengan setiap ucapan sepupuhnya itu
"Tae bersumpah tidak membunuh binatang-binatang itu..justru Sam lah yang membunuh mereka.."
Ibu Tae menitikan air matanya ketika mengingat betapa wajah putra kecilnya itu ketakutan melihat sang Ayah
"berani bohong lagi kamu..!selalu menyalahkan orang lain..dasar anak kurang ajar anak sialan berani sekali kamu berbohong pada kami..!
Bentakan sang Ayah membuat tubuh Tae yang basah menggigil semakin terlihat rapuh dengan deraian air mata
Tidak selesai dengan memarahi Tae bahkan Ibunya Tae memukul tangan dan betis Tae dengan kayu rotan hingga membekas luka memar
Tae yang kecil tidak bisa melawan karena sebesar apapun usahanya untuk membela akan selalu sia-sia karena hanya satu yang harus ia singkirkan yaitu sepupuhnya itu
Hingga suatu hari Tae mendekati sepupuhnya yang bernama Sam itu ketika Sam mengajak Tae seperti biasa menyalurkan kegilaannya yaitu membunuh dengan cara keji para binatang tersebut namun hari itu adalah hari naas untuk Sam yang tidak mengetahui niatnya Tae
Dan kejadian tersebut diketahui oleh Ayah Ibunya Tae yang pulang dari kerjanya, mereka melihat dengan mata kepala sendiri yaitu Tae dengan kejinya menusukan berkali-kali pisau kecil kedalam perut Sam yang sudah tidak bernyawa lagi bahkan Tae tersenyum kearah kedua orang tuanya yang terkulai lemas
"dengan cara seperti ini lah Sam ajari Tae untuk menghabisi nyawa binatang-binatang itu.."
Tae kecil tertawa dan matanya penuh dengan kilauan dendam dan kecewa kepada tiga orang tersebut terutama Ibunya yang dengan teganya tidak memberi Tae makan selama 2 hari dan mengatakan bahwa ia menyesal telah melahirkan anak iblis sepertinya hanya karena Tae kekeh dengan jawabannya bahwa bukan ia yang membunuh.
"Ibu..Tee yakin suatu hari nanti anak Ibu akan berubah..bersabarlah Bu.." kata Tee mengelus punggung wanita tersebut yang terisak menangis mengingat apa yang sudah ia lakukan
"andai saja dulu kami percaya kepada Tae..Ibu yakin hal sekarang ini Tae tidak akan..
Ibu Tae tidak melanjutkan kalimatnya karena ia tidak sanggup menahan sesak di dadanya ketika ia dan suaminya menghubungi polisi untuk menangkap Tae yang langsung dibawa oleh aparat kepolisian untuk menerima hukumannya
Tae kecil dibawa ke sebuah rehab dimana mereka yang di bawah umur telah melakukan tindak pidana atau melanggar hukum
Tae kembali bebas di usianya yang menginjak 20 tahun namun bukannya membaik justru sikap arogan dan jiwa pemberontaknya semakin mendarah daging bahkan Tae dengan sengajanya membunuh orang-orang yang mengecewakannya dengan cara keji didepan kedua orang tuanya hingga suatu hari Ayahnya tidak sanggup melihat kelakuan putranya
Ayah Tae mengancam untuk bunuh diri jika Tae tidak berubah namun hal tersebut di gunakan oleh Tae untuk melihat dengan langsung ketika Ayahnya meregang nyawa ketika pria baru paya itu gantung diri didepan Tae yang duduk dengan santainya hingga pria tersebut menghembuskan nafas terakhirnya.
Di kantornya Tae terlihat tengah diam mengamati kearah luar jendela dengan senyuman terpatri di bibirnya
"kamu kenapa nangis Phi..?
Seorang bocah laki-laki dengan kulit putih wajah manis tampan memberikan payung pada Tae, Tae menepis payung tersebut dan mendorong tubuh kecil tersebut hingga bocah itu terjatuh
"bukan urusanmu..!pergi dari sini..pergi..!
Bentak Tae pada bocah tersebut yang usianya 6 tahun lebih muda darinya, bocah tersebut pun berdiri lagi tidak takut untuk mendekati Tae yang menatapnya tajam
"namaku Tee..Tee Thanapon yang tinggal didepan rumahnya Phi.."
Katanya sambil tersenyum manis sebelum ia pergi meninggalkan Tae yang tidak berniat untuk menjawab perkenalan tersebut.
Tae tersenyum mengingat bagaimana ia bertemu dengan Tee malam itu seorang bocah imut yang kini tumbuh menjadi pria yang tampan nan cantik tersebut , pria yang hampir 5 tahun berada disampingnya baik dalam urusan perusahaan maupun urusan pribadi yaitu Tee Thanapon.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Ekspresi kayak gini nih yang sering bikin gagal paham 😁