Part 12

1.6K 135 4
                                    

Typo berserakan and happy reading
🙏🙏🙏







"

ini gak mungkin.." Tee menggelengkan kepalanya, matanya mulai bercucuran air mata dan seluruh tubuhnya lemas bergetar setelah apa yang ia saksikan

Tee segera bangun dan keluar dari rumah dengan membawa barang-barang tersebut memasuki mobil yang ia kendarai sendiri tidak menghiraukan semua bodyguard dan Ibunya Tae yang berusaha mengejar untuk menghentikan Tee

Dengan kecepatan yang cukup kencang Tee mengendarai mobil hingga tiba di gedung perusahaan milik Tae

Tangannya meremas erat Flashdisk dan surat kabar sembari berjalan menuju ruangan kantor milik Tae

"maaf Tuan Tee..Boss sedang ada meeting di..

Tee tidak menghiraukan wanita yang bekerja sebagai sekertaris tersebut dan masuk paksa kedalam membuat Tae dan dua orang pria lainnya terkejut melihat kearah Tee

"apa yang..

Ppllaakk

Sebuah tamparan sangat keras Tae dapatkan dari Tee yang menatap kearahnya dengan marah

"kita diskusikan lain hari.." kata Tae pada dua orang tamunya itu

Mereka pun keluar dari ruangan milik Tae, Tae menatap tajam kearah Tee yang semena-mena masuk kedalam tanpa izin

"kamu tau apa yang kamu lakukan ini sudah..

"apa maksud semua ini..?! Tee memotong kalimat yang akan Tae katakan serta melemparkan surat kabar ke dada Tae

Tae hanya melirik karena ia tahu apa yang membuat Tee sangat marah

"bukankah sudah aku bilang jangan sentuh keluargaku tapi kenapa kamu lakukan ini pada kakakku..?! tanya Tee mendorong Tae hingga Tae jatuh keatas sofa

"apa semua yang kamu lakukan padaku itu tidak cukup..?! imbuh Tee kembali melemparkan Flashdisk mengenai dada Tae

Tae bangun dan berdiri didepan Tee berusaha meraih tangan Tee namun Tee segera tepis

"terus apa maumu..? tanya Tae dengan santai kedua tangannya ia masukan kedalam saku

Tee menggelengkan kepalanya tidak percaya bahwa Tae akan tetap sesantai itu menanggapi sebuah kematian

"jadi benar berita itu..? Tee menunjuk kearah surat kabar tersebut

Tae berjalan menuju meja kerjanya dan mengambil sesuatu lalu menyerahkan kepada Tee

"itu dari Kakakmu.." kata Tae

Tee menerima sebuah quan yin Buddha amulet yang kata Tae dari kakaknya

"jadi kamu yang membunuh Kakakku..?! tuding Tee kepada Tae

Tae menatap kaget kearah Tee yang serta merta menuduhnya telah membunuh kakaknya Tee

"JAWAB..! bentak Tee menuntut jawaban

"sedikitpun aku tidak menyentuhnya..! kata Tae penuh penekanan karena ia tidak terima oleh tuduhan tersebut

Bukan karena ia tidak membunuh kali ini tapi karena orang tersebut adalah Tee dan entah kenapa hatinya tercubit oleh tuduhan tersebut

"pemilik hati iblis sepertimu akan melakukan apapun demi kepuasaanmu..! imbuh Tee yang tidak percaya kepada Tae

Tee meringis memegangi perutnya namun Tae tidak memperdulikan dan meninggalkan ruangannya dengan tatapan dingin dan tajam

Seorang asisten masuk dan terkejut melihat Tee yang pucat berkeringat dingin kesakitan

"t..tolong bawa saya..

Tee menggigit bibir bawahnya menahan sakit luar biasa pada perutnya

Asisten tersebut dengan segera membantu Tee bersama satu bodyguard suruhan Tae menuju ke sebuah rumah sakit.

Tae membanting pintu mobilnya setelah sampai di rumah dan menembak bagian kaki beberapa bodyguardnya yang di tugaskan berjaga dirumahnya

"kalian semua tidak berguna..! bentak Tae

Suara bariton tersebut menggema marah hingga Ibunya keluar dengan cemas

"dan kamu..! Tae mencengkram erat rahang Ibunya membuat wanita tersebut meringis kesakitan

"juga tidak berguna sama sekali..!

Dengan kasar Tae melepaskan Ibunya hingga tubuh wanita lanjut usia tersebut jatuh ke lantai hingga keningnya terbentur sudut meja dan berdarah

Wanita itu hanya meringis namun tidak mengaduh karena Tae akan melakukan lebih dari itu jika ia berani melawan bahkan ia tidak meminta maaf karena jika ia meminta maaf yang akan ia dapatkan adalah lebih dari tersebut

"lantas Tee kemana sekarang..? tanya Ibunya dengan khawatir

Tae menghela nafasnya kasar lalu memberikan sebuah kartu ATM kepada Ibunya

"pergi ke rumah sakit..Tee disana, gunakan ini untuk selama keperluan...dan..

Tae duduk diatas sofa dengan tatapan yang sangat sulit di artikan

"dan bawa mereka juga kerumah sakit.." imbuh Tae menyilangkan lakinya sembari memejamkan matanya

Ibunya mengerti apa yang di maksud oleh Tae yang menyuruh nya untuk membawa beberapa bodyguard yang terluka oleh Tae

Setibanya dirumah sakit, ia masuk kedalam ruang kamar rawat inap dimana Tee tergelatak lemah diatas ranjang tersebut

"dokter bagaimana keadaan anak dan cucu saya..? tanyanya anggun namun penuh dengan ke khawatiran

"anda tidak perlu khawatir..mereka baik-baik saja..hanya saja si Ibu harus lebih hati-hati dan tidak boleh stress.." jawab dokter menjelaskan kondisinya Tee dan calon bayinya

Dokter pun permisi untuk melanjutkan kerjanya pada pasien lainnya

"terimakasih sudah membawa Tee kerumah sakit.." Ibunya Tae berterimakasih pada asisten dan bodyguard yang membawa Tee kerumah sakit

"itu sudah tugas kami Mrs.Kreepolrerk..tapi boss lah yang menyuruh kami untuk segera membawa Tuan Tee kesini.."bodyguard tersebut dengan sopan menunduk kepada Ibunya Tae

Ibunya Tae tersenyum lega bukan hanya karena Tee dan calon cucunya baik-baik saja tetapi juga karena Tae diam-diam menyuruh seseorang untuk menyelamatkan Tee dan juga beberapa bodyguard yang terluka

Setelah pamit pada Ibunya Tae, mereka berdua pun meninggalkan rumah sakit

"Boss..Tuan Tee dan calon bayinya baik-baik saja.." kata bodyguard menghubungi Tae memberi kabar tentang kondisinya Tee

Setelah mendapatkan jawaban berupa gumaman, ia pun memutuskan panggilan telfon tersebut

Namun berbeda dengan asisten yang berdiri di sampingnya yang diam-diam mengirimkan pesan kepada seseorang.





Thanks for reading
🙏🙏🙏

Trust [ m-preg] Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon