Part 17

1.9K 137 8
                                    

Typo berserakan and happy reading
🙏🙏🙏

Part lanjutan sebelumnya


"P'Tae.."

"hum..?

"kenapa kamu tidak menjelaskan semuanya padaku..?sehingga semua ini tidak akan terjadi.." Tee bertanya tentang Tae yang tidak menjelaskan apapun padanya

"menjelaskan sesuatu pada orang yang tengah marah itu akan percuma karena tidak akan di dengar.."

Jawaban tersebut Tae berikan untuk pertanyaan Tee, Tee segera menangkup kedua sisi pipi Tae membuat Tae menatapnya

"aku minta maaf.." Tee menitikan air matanya

"minta maaf untuk semua kebodohanku..minta maaf karena sudah tidak percaya padamu..minta maaf karena sudah menyakiti hatimu..aku minta maaf P'Tae..." imbuh Tee benar-benar menyesal

Tae diam menatap mata Tee yang bercucuran air mata namun tatapan Tae bukanlah tatapan dingin atau marah

"aku tau aku bukan siapa-siapa..aku hanya seseorang yang kamu beli..seseorang yang kapan saja bisa kamu buang jika kamu sudah bosan tapi..

Tee menangis sesenggukan mengingat betapa terhinanya dia karena sudah di jual oleh kedua orang tuanya sendiri

"tapi aku tidak pernah menyesal telah bertemu dan jatuh cinta denganmu.." imbuh Tee

Tae tersenyum sembari mengusap air matanya Tee dengan lembut sebelum Tee ia peluk dengan seluruh kehangatannya

"kamu yakin tidak akan menyesal jika aku membuat keputusan untuk hidupmu..? tanya Tae

Tee melepaskan pelukan tersebut dan menatap Tae

"apapun keputusanmu akan aku terima tapi tolong jangan tinggalkan aku dan anak kita P'Tae..please.."kata Tee kembali menyentuh pipi Tae

Tae tersenyum sebelum meraih bibir Tee untuk ia lumat

"keputusanku adalah besok.." Tae kata setelah melepaskan tautan mereka

Tee mengerutkan keningnya sedikit kesal karena ia harus menunggu besok soal keputusan yang akan Tae ambil untuknya namun lepas dari itu Tee enggan melepaskan pelukan hangat dari Tae.

Tengah malam Tee tidak bisa tidur bukan karena Tae tidak tidur di sampingnya tetapi jauh di lubuk hatinya ia ingin membuat Tae berhenti mengerjakan bisnis haramnya itu namun Tee belum berani mengutarakan keinginannya

Yang sangat Tee khawatirkan adalah keselamatannya Tae karena Tee yakin jika diluar sana banyak yang menaruh dendam pada Tae

Tee mengamati wajah tampan pria yang ada di sampingnya itu, air mata mengalir dari sudut matanya karena tidak dapat ia bayangkan jika suatu hari nanti Tae meninggalkan dirinya untuk selamanya

Hanya memikirkan saja dada Tee terasa sangat sesak hingga isak tangis lolos dari mulutnya, mendengar seseorang menangis, Tae pun membuka matanya

Tae segera melihat kearah Tee yang menangis sesenggukan

"kenapa menangis..? Tae memeluk Tee

Trust [ m-preg] Where stories live. Discover now