Part 2

2.2K 157 9
                                    

Typo berserakan and happy reading
🙏🙏🙏
⚠️🔞⚠️



Keesokannya Tee menghentikan langkahnya terkejut ketika berita TV yang terpasang di loby gedung milik Tae dan berita tersebut menyatakan bahwa rumah milik Josh Pongthananikorn serta keluarganya yang berada didalam rumah tersebut yaitu istri, anak dan orang tuanya telah terbakar lenyap bahkan polisi menemukan 4 jasad manusia didalam rumah tersebut

Tee segera mematikan TV dan berjalan menuju ruangan kantor milik Tae

"Master yang melakukannya.? tanya Tee menunjukan berita pada surat kabar atau Koran pada Tae

"mm.." gumam Tae

Tae tidak bergeming apapun, dia tetap fokus pada kerjanya tanpa melihat kearah Tee

"seharusnya yang Master lenyapkan itu Mr.Josh bukan keluarganya.." kata Tee lagi tidak terima karena ia merasa kasihan

Tae menatap tajam kearah Tee yang segera Tee pandang kearah lain dan detik selanjutnya adalah Tee mengeluarkan darah segar dari mulut dan hidungnya setelah mendapatkan tamparan keras dari Tae

"siapa kamu berani bernegosasi denganku hah jalang..?! lanjut Tae menjambak rambutnya Tee dengan kasar tentunya

Tee memegangi tangan Tae yang menjambak rambutnya sembari meringis kesakitan

"ma..maaf Master..aku aahh..

Tee tidak dapat melanjutkan kata-katanya ketika Tae dengan kasar menggigit lehernya hingga membekas warna biru dan berdarah

Tidak selesai disitu, Tee menahan tangisnya ketika merasakan lubangnya di hujam oleh penisnya Tae dengan sekali hentakan

Rambut Tee ditarik kasar hingga wajah Tee melihat kearah samping, Tae melumat rakus dan kasar bibir Tee yang sedikit bengkak

Sakit, pedih dan terasa seperti sobek itulah yang Tee rasakan namun Tee tidak dapat melawan bukan karena ia tidal bisa namun karena ia tidak ingin Tae menyentuh keluarganya seperti bagaimana Tae membunuh orang-orang tersebut

"jaga mulutmu kalo tidak ingin mendapatkan hukuman seperti ini lagi..mengerti!

Tae mendorong tubuh Tee yang pakaian nya berantakan oleh apa yang dilakukan Tae

Tee memakai kembali celananya dan membetulkan pakaian termasuk rambutnya, mata nanarnya melihat kearah Tae yang duduk kembali ke kursi kebesarannya itu setelah klimaks didalam Tee

"Master..waktunya Master makan siang.." kata Tee seakan tidak ada terjadi apapun meskipun baru beberapa menit ia mendapatkankan perlakuan kasar dari Tae

"aku tidak lapar.." jawab Tae dingin

Tee menghampiri Tae duduk diatas pangkuan Tae dan tidak di tepis oleh pria berwajah tampan bak pangeran tersebut

"kamu harus makan..melewati makan gak baik buat kesehatan.."

Imbuh Tee tidak memperdulikan tolakan Tae, Tae menatap kearah Tee yang wajahnya terluka

Tee membeku ketika Ibu jarinya Tae mengelus sudut bibirnya Tee dengan lembut

"sakit..? tanyanya mengamati Tee

Trust [ m-preg] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang