Bab 6

8.7K 1K 17
                                    

Dilarang menjiplak, menyalin dan mempublikasikan karya-karya saya tanpa izin penulis.

.

.

.

Bab 06

.

.

.

Happy reading!

.

.

.

Lan Hua menyembunyikan keterkejutannya saat Feng Mian menggedor kereta kuda dan meminta kusir menghetikan laju kereta kuda mereka. Tidak lama kereta pun berhenti. Feng Mian menoleh ke arah Lan Hua dan berkata, "Aku ada sedikit urusan di sini. Kau boleh pergi jalan-jalan dengan Jenderal Wang Shu, tapi jangan berbuat onar!"

Lan Hua memutar kedua bola matanya. "Memangnya aku bisa berbuat onar apa?" 

Feng Mian tidak langsung menjawab. Sebelum turun dari kereta kuda ia berkata, "Kau bisa melakukan apa pun!" tukasnya. Ia berdiri di samping kereta kuda, berbicara serius dengan Wang Shu saat Lan Hua turun. "Pastikan dia tidak lepas dari pengawasanmu!"

Lan Hua kembali memutar kedua bola matanya lalu mendengkus, sementara Wang Shu menganggukkan kepala, menerima perintah tegas yang diberikan oleh Feng Mian kepadanya. Sang putra mahkota memberikan tatapan penuh ancaman kepada Lan Hua sebelum berbalik pergi bersama empat orang pengawal, dan mereka akan bertemu di Paviliun Bunga Salju sebelum matahari tenggelam untuk kembali ke istana bersama-sama.

Untuk beberapa saat Lan Hua dan Wang Shu hanya berdiri bersisian. Keduanya terlihat canggung, sementara disekitar mereka para penduduk ibu kota berjalan hilir mudik, sibuk dengan urusan mereka masing-masing.

Lan Hua menjadi orang pertama yang akhirnya memutus keheningan canggung diantara mereka. Wanita itu berdeham dan bertanya, "Apa kita akan terus berdiri di sini?"

Wang Shu mengerjapkan mata. Ia sedikit menundukkan padangan hingga tatapan mereka bersirobok. "Ah, maafkan hamba, Taizifei. Ada pasar malam tidak jauh dari sini. Bagaimana jika hamba mengawal Anda ke sana?"

Ekspresi Lan Hua langsung berubah ceria. Wanita itu begitu bersemangat hingga rasanya ingin berlari untuk segera sampai ke tempat itu. "Pasti ada banyak makanan di sana," ia berseru dengan gembira. Sudah sangat lama sejak Lan Hua pergi ke pasar malam bersama kakak keduanya di Kerajaan Yuan Ming. "Ayo kita pergi!" Tanpa disadari, Lan Hua menarik pergelangan tangan kanan sang jenderal, lalu berjalan dengan penuh semangat.

.

.

.

"Apa Anda menginginkannya?" Wang Shu bertanya saat Lan Hua berdiri dengan ekspresi sendu di depan gerobak seorang pedagang manisan. 

Lan Hua tidak langsung menjawab. Telapak tangannya saling bertaut saat dia berkata, "Kakak keduaku selalu membelikanku permen dan manisan jika kami pergi ke pasar malam," terangnya. 

Ia menjeda, menarik napas panjang lalu membuang pandangannya ke arah langit yang perlahan mulai menggelap. "Sudah sangat lama aku tidak bertemu dengannya, dan suasana pasar ini membuat rinduku semakin menggunung terhadapnya."

Wang Shu berjalan menuju gerobak pedagang manisan. Ia mengeluarkan beberapa wen uang dari dalam sakunya untuk membayar satu kantung kecil manisan lalu memberikannya kepada Lan Hua. "Apalagi yang biasa dibelikan oleh kakak kedua Anda, Taizifei?"

Senyum Lan Hua terkembang saat menerima bungkusan berisi manisan itu dari tangan Wang Shu. Ia mengucapkan terima kasih, memasukkan satu manisan ke dalam mulut dan kembali berjalan. "Kenari bakar," kata Lan Hua setelah menelan manisan di dalam mulutnya. "Kakakku selalu membelikanku kenari bakar."

TAMAT - Princess Lan HuaWhere stories live. Discover now