Bab 19

6.9K 739 19
                                    


Hai, guys! Maafkan baru sempet update. Dirikunya lagi males luar biasa ini. Maafkan saya!

.

.

.

Dilarang menjiplak, menyalin dan mempublikasikan karya-karya saya tanpa izin penulis.

.

.

.

Bab 19

.

.

.

Happy reading!

.

.

.

Pekik!

Wang Shu dan Xiang xiang, terbelalak, terlihat sangat terkejut mendengar pekikan nyaring Er Huang. Keduanya menatap lekat sang Pangeran Kedua.

Sang jenderal segera mengembalikan kesiagaannya. Dengan ekspresi dan nada datar biasa dia bertanya, "Ada apa?" tanyanya. "Apa yang membuat Anda terkejut?" Dia menambahkan dengan nada tenang yang sama.

"Kau melihatku berganti pakaian!" pekik Er Huang. Hanya pertahanan luar biasa Wang Shu yang berhasil membuat sang jenderal mempertahankan air mukanya. Sementara di sisi kanan, Xiang xiang terlihat menundukkan kepala. Gemetar, tangannya membereskan baskom perunggu berisi air hangat serta pakaian kotor Er Huang, dan segera dibawanya keluar.

Wang Shu melirik ke arah belakang, dimana Xiang xiang menutup pintu kamar. Dalam tatapan sengit Er Huang, Wang Shu berjalan menuju meja teh. Ia terdiam selama Pangeran Kedua Er Huang sibuk mengikat tali hanfu pakaiannya.

"Apa yang membawamu kemari?" Ekspresi dan nada bicara Er Huang langsung berubah setelah dia selesai berpakaian. Aura di sekitarnya terasa sangat berbahaya. Luka di punggungnya masih terasa sakit setiap kali dia berjalan. Wajah pria itupun masih pucat, tapi langkah mantapnya saat berjalan membuat orang lain yang melihat meragu jika pria itu tengah tidak sehat saat ini.

Wang Shu tidak langsung menjawab. Ia merogoh ke dalam saku pakaiannya lalu menyodorkan sebuah gulungan kertas kepada Er Huang. "Hasil penyelidikan mengenai penyerangan terhadap Anda beberapa malam yang lalu," kata Wang Shu.

"Aliran Wu Chi?" gumam Er Huang, tanpa ekspresi. Satu alisnya diangkat tinggi saat menatap Wang Shu. "Pantas saja ilmu pedang mereka begitu ringan dan mematikan," ucapnya. Ia menyerahkan kembali gulungan kertas itu ke tangan Wang Shu, lalu mendesah, terdengar berat.

Er Huang menjeda. Menarik napas panjang, lalu mengembuskannya pelan. Jemari panjang pria itu diketukkan ke atas meja hingga berkali-kali.

Keheningan menyergap. Kedua pria di dalam ruangan itu terdiam untuk beberapa saat.

"Penjagaan terhadap Lan Hua harus diperketat," kata Er Huang, memutus keheningan yang menggantung.

Wang Shu mengangguk. Sembari memasukkan gulungan kertas ke dalam saku pakaiannya, ia berkata, "Putra Mahkota sudah memberi perintah untuk hal itu."

Senyum Er Huang terkembang, simpul. "Dia ternyata bisa diandalkan, eh?" Itu bukan pujian. Hanya sedikit ketidakpercayaan Er Huang karena Feng Mian memikirkan keselamatan Lan Hua.

"Aku akan segera meninggalkan ibukota untuk kembali ke Yuan Ming," kata Er Huang, merenung. Ia terkekeh pelan saat Wang Shu tidak menimpali. Diketuknya meja beberapa kali sebelum menambahkan, "Aku rindu membuat kakak pertamaku kejang-kejang karena keberadaanku," akunya.

TAMAT - Princess Lan HuaWhere stories live. Discover now