Bab 12

8K 950 47
                                    

Dilarang menjiplak, menyalin dan mempublikasikan karya-karya saya tanpa izin penulis.

.

.

.

Bab 12

.

.

.

Happy reading!

.

.

.

Raja Shu Wang terlihat sangat gelisah saat jenderal kepercayaannya datang menghadap ke ruang kerjanya, sore ini. Beberapa dokumen masih terlihat menumpuk di atas meja, tanpa disentuh. "Berita apa yang kau bawa?" tanya raja setelah mengusir keluar kasim kepercayaannya. Raja Shu mengetuk-ngetukkan jari di atas meja, terlihat begitu tidak sabar karena sang jenderal tidak langsung menjawab.

Jenderal Liu menangkupkan kedua tangan di depan dada. Pria berusia lima puluh tahun itu mengenakan pakaian pejabat saat menghadap raja, sore ini. "Lapor Yang Mulia, Pangeran Er Huang pergi keluar untuk jalan-jalan bersama Putri Mahkota Lan Hua," terangnya.

"Hanya jalan-jalan?" Raja mengubah posisi duduknya. Pria berusia enam puluh tahun itu sedikit mencondongkan tubuh dan memasang ekspresi tidak percaya. Kedua matanya yang seperti mata kijang kini disipitkan sempurna. "Apa kau yakin mereka hanya jalan-jalan?"

Jenderal Liu menganggukkan kepala. "Pangeran Er Huang tidak menunjukkan gerak-gerik aneh, Yang Mulia."

Raja Shu tentu tidak langsung percaya. Pikirannya masih dipenuhi oleh prasangka buruk terhadap Er Huang. "Dia pasti memiliki alasan lain hingga datang mengunjungi Lan Hua," kata raja. Keningnya ditekuk dalam. "Er Huang selalu berada di perbatasan utara selama ini, atau berada di baris depan di medan pertempuran," ia menjeda untuk menarik napas, "jadi sangat aneh jika dia tiba-tiba datang ke kerajaanku hanya untuk mengunjungi adiknya. Er Huang pasti memiliki maksud lain."

Raja kembali menjeda, lebih lama kali ini. Pria nomor satu di Kerajaan Wang itu memasang pose berpikir. "Raja Ming mungkin mengirimnya untuk memata-matai kerajaanku."

"Mohon ampun Yang Mulia, mungkin Raja Ming cemas dan ingin tahu bagaimana kondisi putrinya di sini," kata sang jenderal, hati-hati. Tawa keras Raja Shu membuat sang jenderal bingung.

"Cemas?" beo Raja Shu. "Ming tidak mungkin mencemaskan Lan Hua," tegasnya membuat Jenderal Liu semakin bingung. "Dia sangat membenci putrinya karena wajah Lan Hua sangat mirip dengan mendiang Selir Xi."

"Kabar mengatakan jika Putri Lan Hua sengaja dikirim raja kepada Jenderal Cao demi kekuasaan?"

Raja Shu kembali tertawa, terdengar renyah kali ini. "Kau benar-benar percaya alasan itu?" Ia balik bertanya. Satu alisnya diangkat tinggi. "Lan Hua sangat pandai berkilah," sambungnya saat Jenderal Liu tidak menyahut. "Karena itu dia pun perlu diawasi dengan ketat."

Ruang kerja raja berubah senyap untuk beberapa saat. Kedua pria itu larut dalam lamunan masing-masing.

"Lebih baik memelihara seekor anak serigala dibandingkan memelihara serigala dewasa," tekan raja, menerawang. "Aku harus pastikan Lan Hua tidak memiliki taring yang bisa berbalik melukaiku."

.

.

.

Feng Mian mulai merasa kesal karena terus menjadi pusat perhatian. Terlihat jelas dari ekspresinya jika pria itu sudah sangat bosan dan ingin pulang, tapi tidak, dia tidak akan kembali ke kediamannya seorang diri. Feng Mian tidak akan meninggalkan istrinya dengan Er Huang diluar istana tanpa pengawalan. Bagaimana jika kakak iparnya itu benar-benar membawa Lan Hua pergi?

TAMAT - Princess Lan HuaWhere stories live. Discover now