Bab 23. Berbeda

4.6K 669 29
                                    

Ebook tersedia di google book/play.

Versi cetak tersedia. Minat DM

.

.

.

Happy reading!

.

.

.

Dilarang menjiplak, menyalin dan mempublikasikan karya-karya saya tanpa izin penulis.

.

.

.

Bab 23. Berbeda

.

.

.

Xin Luo serta Dayang Ning bergegas berlari menjemput Lan Hua yang kembali dengan susah payah ke Paviliun Barat, pagi ini. Sementara Xiang xiang yang juga berada di kediaman Putri Mahkota langsung undur diri untuk memanggit tuannya.

Langit sudah terang saat dua orang kasim serta dua orang dayang membawa Putri Mahkota ke kediamannya. "Putri Mahkota?" panggil Xin Luo, bernada cemas. Ia menangkap pergelangan tangan tuannya yang gemetar menahan dingin.

Paviliun itu terasa lebih sepi setelah Putra mahkota ditangkap dan dipenjara di dalam Istana Dingin. Semua penghuninya mengalami rasa cemas luar biasa. Hidup mereka akan diputuskan dalam beberapa hari lagi. Kaisar terkenal sangat tegas. Beliau tidak segan menghukum semua penghuni di Paviliun Barat atas kejahatan Putra mahkota.

Lan Hua mengibaskan tangan, tanpa kata mengusir kasim dan dayang yang membawanya kembali ke kediamannya. Dengan penuh hormat keempatnya pun undur diri tanpa bicara lebih jauh. Lagipula mereka hanya diperintahkan untuk menemani Putri Mahkota kembali ke Paviliun Barat, tidak ada tugas lain.

"Siapkan air panas dan pakaian ganti untukku!" Lan Hua bicara dengan tenang. Bibirnya terlihat membiru, wajahnya sangat pucat, tapi hal itu tidak meredupkan kilat di kedua bola matanya.

Xin Luo mengangguk lalu berlari ke arah belakang menuju dapur, memerintahkan para dayang untuk menyiapkan air mandi yang diminta oleh Lan Hua serta meminta makanan untuk santapan tuan mereka.

Lan Hua duduk di atas kursi rias sembari menunggu air mandinya siap. Ia melirik Dayang Ning yang terlihat lebih tua hanya dalam kurun waktu singkat. Sang dayang menggenggam kain bersih untuk mengeringkan rambut Lan Hua. Tangan gemetarnya terus bergerak, sesekali isakan wanita itu terdengar.

"Dayang Ning, aku baik-baik saja, sedangkan Putra Mahkota, dia sangat kuat. Feng Mian pasti baik-baik saja." Lan Hua berusaha untuk menghibur, walau jauh di dalam hatinya dia tahu jika tidak ada yang baik-baik saja saat ini. Ia memaksakan diri untuk tersenyum. Tangan dinginnya menangkap tangan sanga dayang, lalu menepuknya pelan. "Terima kasih karena sudah mengkhawatirkan kami!"

Dayang Ning ikut memaksakan tersenyum. Dengan sekuat tenaga dia menghapus air mata, dan setelah merasa kuat ia menatap Lan Hua penuh hormat. "Hamba akan menyiapkan pakaian ganti untuk Anda."

"Ah, biarkan Xin Luo yang mengerjakannya," kata Lan Hua. Dayang Ning tidak menjawab. "Aku perlu bantuanmu untuk menyiapkan makanan kesukaan Feng Mian," lanjut Lan Hua. Suaranya bernada sangat lembut saat mengatakannya. Wanita itu benar-benar terlihat sangat tegar sekaligus rapuh secara bersamaan. "Aku mendapatkan izin Kaisar untuk menemuinya."

Dayang Ning terkesiap. Ia merasa gembira karena Kaisar bersikap sedikit lunak.

"Apa kau bisa menyiapkan segala sesuatunya dengan cepat?" Lan Hua bertanya masih dengan nada yang sama. "Aku ingin segera bertemu dengan Feng Mian," tambahnya.

TAMAT - Princess Lan HuaWhere stories live. Discover now