Bab 14

8.4K 875 28
                                    

Note : yang di mulmed anggap aja permainan kecapinya si Er Huang yes. Ahahahahaha XD

Cr : Song: Unsullied.  Drama: Ashes of Love (Opening OST)

.

.

.

Dilarang menjiplak, menyalin dan mempublikasikan karya-karya saya tanpa izin penulis.

.

.

.

Bab 14

.

.

.

Happy reading!

.

.

.

Lan Hua berusaha menahan diri untuk tidak berteriak atau memukul kepala kakak keduanya dengan keras. Kedua tangan wanita itu dikepalkan erat. Sesekali ia mengembuskan napas berat, sembari melirik sinis ke arah kakaknya yang masih bisa duduk tenang, menikmati arak manis. "Kakak, apa kau yakin bisa menang?" Lan Hua bertanya. Nadanya terdengar sangat gelisah. Bukan karena dia membenci status pelacur yang menjadi lawan kakak keduanya saat ini, Lan Hua hanya tidak bisa membayangkan kesulitan apa yang akan diterima Er Huang di Yuan Ming jika memperistri wanita itu.

Dengan santainya Er Huang meletakkan cawan kosong di atas meja. Ia menyandarkan punggung ke sandaran kursi, sembari bertopang kaki. Gerakannya yang santai membuat kesabaran Lan Hua perlahan terkikis. Wanita itu sudah tidak tahan ingin memukul kepala kakak keduanya yang pasti bermasalah.

"Kau tidak percaya kepadaku?" Er Huang balik bertanya. Terselip nada kecewa berlebihan di dalam suaranya. Ekspresi pria itu seperti anak kecil yang sedih karena tidak mendapatkan apa yang diinginkannya. Kedua mata Er Huang kembali menatap panggung, dimana Xiang xiang, pelacur nomor satu di rumah bordil itu tengah mempersiapkan diri untuk bermain kecapi.

"Permainan kecapinya sangat termasyur di wilayah kerajaan ini." Feng Mian akhirnya bicara, ia menggelengkan kepala pelan sebelum melanjutkan. "Belum terlambat untuk menarik kembali ucapanmu. Kau tengah memasukkan diri ke dalam kandang harimau."

Er Huang tersenyum, begitu lembut hingga mulut Lan Hua terbuka lebar saat menatapnya. "Kenapa kau masih bisa bersikap setenang ini?"

Alih-alih menanggapi adiknya, Er Huang malah melirik ke Wang Shu yang sejak tadi hanya menjadi pendengar setia. "Jenderal, apa kau tidak ingin mengatakan sesuatu?" tanyanya. Ia memasang ekspresi memelas berlebihan sembari menunjuk dadanya sendiri. "Apa kau juga tidak percaya kemampuan bermain kecapiku?"

Wang Shu tidak menyangka akan mendapat pertanyaan seperti itu dari Er Huang. Jujur saja, ia berpendapat jika pangeran dari Yuan Ming itu memang sengaja mencari masalah saat ini. "Hamba yakin Anda pasti tahu sebab akibat dari taruhan ini," ucapnya, tenang. Tatapan keduanya bertemu. "Sebagai seorang panglima perang, Anda pasti sudah mempertimbangkan segala sesuatunya dengan matang."

Senyum tipis terukir di wajah Er Huang. Ia mengangkat cawan araknya ke mulut, sementara di atas panggung, Xiang xiang mulai memainkan kecapinya dengan lihai. Alat musik bersenar itu dimainkan dengan lembut. Suara yang dihasilkannya membuat para pendengarnya larut dalam kerinduan terhadap kampung halaman.

Er Huang masih duduk tenang di atas kursinya. Dari semua orang, sepertinya hanya Lan Hua yang tidak bisa menikmati permainan kecapi Xiang xiang. Wanita itu sangat gelisah, hingga tidak bisa duduk tenang di atas kursinya.

TAMAT - Princess Lan HuaWhere stories live. Discover now