dua puluh

30.7K 4.2K 1K
                                    

"If you wanna play with me, wanna stay with me, you'd better come here right now." - NCT127, Welcome to My Playground

Berdebat dengan diri sendiri menurut gue bukan suatu hal yang mengherankan dan harus dihindari

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Berdebat dengan diri sendiri menurut gue bukan suatu hal yang mengherankan dan harus dihindari. Akan ada waktunya dimana kita harus mempertimbangkan apakah kita harus melakukan atau bahkan menghindari suatu hal. Jadi, kalau kata gue sih, pro dan kontra yang terkadang muncul dan bergejolak dalam diri seseorang adalah kondisi yang wajar.

Misalnya, kondisi gue saat ini.

Antara harus mengizinkan atau melarang kak Doyoung buat mengantar mbak Sarah ke GBK, gue sampai debat dengan diri sendiri. Ada sebagian dari diri gue yang menganggap itu biasa-biasa aja dan enggak perlu gue permasalahkan. Toh kak Doyoung juga enggak melarang gue buat main sama siapapun, contohnya sama Jaemin. Bahkan kemarin waktu gue ketahuan jalan bareng Jaemin, dia enggak mengungkitnya sama sekali sampai sekarang.

Tapi di sisi lain, mengizinkan kak Doyoung pergi juga menurut gue bukan hal yang bagus. Selain karena gue enggak suka-ya, enggak suka aja-mereka berduaan, itu juga bisa memicu rumor yang selama ini beredar di kalangan civitas akademika kampus gue. Entah ini bagus atau enggak, tapi kayaknya yang namanya rumor itu enggak seharusnya disulut biar makin membara.

Mereka-kak Doyoung dan mbak Sarah-itu udah digadang-gadang sebagai pasangan dosen pamungkas yang selalu didoakan orang-orang biar cepat menikah. Selain karena mereka berdua sama-sama punya otak cerdas, visual yang bening juga saling mendukung mereka buat berdampingan sebagai pasangan. Dan ya, sampai pada akhirnya, Tuhan benar-benar mengabulkan doa mereka.

Singkatnya, Tuhan menakdirkan kak Doyoung cepat menikah. Tapi mungkin doa yang mereka jabarkan selama ini kurang spesifik. Itu karena nyatanya, bukannya dengan mbak Sarah, Tuhan justru salah memasangkan kak Doyoung dengan gue yang bahkan belum kepikiran buat terikat dalam hubungan lagi setelah terakhir putus sama pacar gue dua tahun yang lalu.

Hidup emang enggak pernah bisa gue tebak alur ceritanya.

"Kalau enggak boleh, saya enggak bakal pergi." Kak Doyoung enggak memperlambat kecepatan mobilnya. Ralat, kondisinya emang enggak memungkinkan buat memperlambat kecepatan karena macet. Kalaupun kak Doyoung nekat mengendurkan pijakan kaki pada pedal gas, kemungkinan besar klakson dari kendaraan-kendaraan di belakang bakalan menyalak mengomeli kak Doyoung.

"Saya enggak bilang enggak boleh."

Dia mendengus pelan. "Tapi kamu juga enggak bilang ngizinin."

Sambil menghela napas lembut, gue melempar tatapan gue ke luar jendela. Di luar sana, ada banyak pekerja proyek pembangunan trotoar yang berseliweran mengangkat material dari satu tempat ke tempat yang lain. Debu dan asap kelihatan mengepul tebal, turut berpartisipasi dalam peningkatan polusi udara di Jakarta. Sejenak mengalihkan perhatian gue, tapi itu enggak berlangsung lama karena kak Doyoung berdeham dan membuat gue kembali ingat dengan pertanyaannya tadi.

[2] Scriptsweet ✔Where stories live. Discover now