birthdate

28.8K 4.4K 1.2K
                                    

Jakarta, 1 Februari 2020

Jujur itu gampang, yang bikin susah cuma gengsi yang berlebihan.

— Anonim.

Saran sih, bacanya di dark mode aja hehe. Mari kita lihat berapa votes dan comments buat chapter bonus ini :v

.

.

.

» scriptsweet «

.

.

.

Kalau boleh jujur, kemampuan memasak gue bisa dibilang moderat; jago enggak, cupu juga enggak. Gue tahu begitu, tapi enggak tahu kenapa hari ini gue nekat bikin sesuatu yang belum pernah gue coba sebelumnya. Gara-gara ingat kalau hari ini kak Doyoung ulang tahun, gue berniat bikin kue ulang tahun buat dia sebisa gue.

Dari pagi, gue mencari-cari kesempatan kapan gue bisa ada waktu buat bikin kue tanpa harus ketahuan kak Doyoung. Untungnya, Dewi Fortuna ada di pihak gue hari ini. Selesai salat asar tadi sore, kak Doyoung ditelepon kak Taeyong buat mengurusi perihal sidang skripsi di kampus. Karena kebetulan juga belum sempat bahas tentang ulang tahun kak Doyoung sejak pagi, gue pun berencana sekalian kasih kejutan buat kak Doyoung.

"Mama!" Gue memekik waktu tepung terigu di tangan gue kepleset dan sedikit tumpah ke baju dan celana gue. Bikin gue yang udah cemong makin cemong bahan-bahan kue. "Yailah, si Bego ini nggak kepikiran buat pakai celemek," gerutu gue sambil menepuk-nepuk bagian baju dan celana yang putih gara-gara tepung terigu.

Kenapa harus repot-repot bikin kue sementara gue bisa beli di toko roti dekat apartemen biar gampang? Jawabannya, ya karena gue kepingin main-main di dapur aja. Lagian juga kak Doyoung lagi ada urusan sama kak Taeyong di luar. Daripada gue gabut karena sendirian di apartemen, mending iseng-iseng bikin kue ulang tahun. Bodo amat lah gue celemotan kayak bayi yang lagi latihan makan, hitung-hitung belajar biar bisa bikin kue ulang tahun buat kak Johnny beberapa hari mendatang.

Enggak deng, males. Buat kak Johnny nanti gue beli aja, terus gue paketin ke rumah.

"Wait, tadi gue naruh stroberi di mana, ya? Kayaknya udah gue keluarin dari kulkas." Gue menggeledah tumpukan bahan kue yang ada di atas konter. Untungnya, gue menemukan stroberi yang gue cari dalam mangkuk di bawah plastik bekas tempat mentega. "Dih, ngumpet di sini."

Mengambil stroberi yang udah gue potong-potong dari dalam mangkuk, gue menyusunnya ke atas kue cokelat yang udah jadi. Gue murni mengikuti instruksi dari internet karena gue enggak cukup kreatif kayak kak Taeyong buat urusan desain dan estetika. Oh, tadinya gue sempat mau telepon kak Taeyong buat minta bantuan bikin kue, tapi urung setelah gue tahu kalau hari ini kak Taeyong ada urusan sama kak Doyoung.

Lumayan lah, kak Taeyong udah cukup membantu dengan menarik kak Doyoung keluar dari apartemen sore ini.

Selesai dengan urusan kue, gue merapikan dapur, terutama konter yang kondisinya udah mirip kapal perang. Meskipun belum pernah lihat kapal perang kayak gimana, seenggaknya gue tahu lah bentukan kapal perang Flying Dutchman di serial Spongebob Squarepants yang selalu minta dibersihin Spongebob dan Patrick. Ketawa kek, sedih banget gue ngoceh sendirian begini.

Sambil melirik jam dinding di dekat dapur yang menunjuk pukul setengah delapan, gue pun bergeser ke kamar mandi. Cuma buat buang air kecil. Gue belum berniat bersih-bersih badan gue yang belepotan bahan-bahan kue karena tanggung. Baru juga mandi tadi sebelum maghrib, masa iya jam segini harus mandi lagi. Lagipula, gue masih fresh kok.

[2] Scriptsweet ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang