dua puluh empat

26.7K 4.1K 1.6K
                                    

"I got a sign of love." — NCT U, New Love

" — NCT U, New Love

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.

Menghela napas panjang, kak Doyoung menatap gue dan Sana secara bergantian

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.

Menghela napas panjang, kak Doyoung menatap gue dan Sana secara bergantian. Dia lalu memijit pelipisnya pelan sementara gue dan Sana cuma bisa duduk dengan kepala tertunduk di depan kak Doyoung. Setelah mengusap mukanya dengan kasar, kak Doyoung menangkupkan kedua tangannya, lalu menumpukan lengannya ke atas meja kerjanya.

Kak Doyoung mengetuk meja dua kali, bikin gue dan Sana sontak mengangkat kepala dan menatapnya dengan ragu-ragu. Penampilan gue dan Sana benar-benar jauh dari kata rapi kayak biasanya. Rambut yang acak-acakan dan muka lusuh bekas berantem ini benar-benar bikin gue dan Sana mirip gelandangan. Boro-boro merapikan diri, buat sekadar minum setelah berantem dengan Sana aja gue enggak punya kesempatan.

"Kenapa berantem?" Itu adalah pertanyaan yang singkat, tapi berhasil bikin gue dan Sana saling tatap selama beberapa detik. "Saya nggak mau ada kontes tatap yang ujung-ujungnya malah jadi berantem lagi kayak tadi di selasar. Sekarang, siapa yang mau jelasin ke saya lebih dulu?"

"Saya!" seru gue dan Sana setelah melepaskan kontak mata dan menoleh ke kak Doyoung. Baik gue maupun Sana, enggak ada satu pun dari kami yang mau mengalah. Pasalnya, gue takut kalau Sana bakal bilang macam-macam. Apalagi tadi gue sempat ngomong yang aneh-aneh di depan cewek itu. Gue jamin 99 persen dia bakal laporan ke kak Doyoung soal apa yang gue bilang tadi. Satu persennya ya mungkin terjadi kalau Sana insyaf dan memilih buat enggak melaporkan apa-apa ke kak Doyoung.

Kita semua tahu, satu persennya itu adalah sebuah kemustahilan.

Menanggapi antusias gue dan Sana buat menjawab, kak Doyoung menyentakkan dagu ke arah Sana sebagai tanda mempersilakan cewek itu buat menjelaskan. "Oke, Sana duluan."

Pemilihan Sana buat menjelaskan lebih dulu tentunya bikin gue heran dan mengajukan protes dengan mengangkat tangan. "Kok Sana dulu sih, Pak?"

"Soalnya abjad Sana lebih dulu daripada kamu."

Gue refleks mendelik. "Pak, yang namanya Sana," kata gue sambil menunjuk Sana, terus gantian menunjuk diri gue sendiri, "sama Jane, di mana-mana juga duluan Jane kali?!"

[2] Scriptsweet ✔Onde histórias criam vida. Descubra agora