dua puluh enam

30.8K 4.3K 1.4K
                                    

"Take my hand and draw a circle." — NCT U, Without You

Karena bu Rena dan pak Juni mendesak gue dan kak Doyoung dengan ancaman bakalan menyebarluaskan berita pernikahan gue dan kak Doyoung, terpaksa kak Doyoung menjelaskan kronologi bimbingan waktu itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Karena bu Rena dan pak Juni mendesak gue dan kak Doyoung dengan ancaman bakalan menyebarluaskan berita pernikahan gue dan kak Doyoung, terpaksa kak Doyoung menjelaskan kronologi bimbingan waktu itu. Mulai dari pergantian topik, bimbingan di rumahnya, kepergok tidur bareng—anjir lah enggak enak banget bahasanya, pernikahan, bahkan sampai proses adaptasi gue dan kak Doyoung yang masih berlangsung sampai sekarang.

Gue bersyukur karena dua orang dewasa itu bisa memahami kondisi gue dan kak Doyoung yang serba salah. Disertai decak kagum, seloroh kaget, dan berbagai ekspresi terkejut lainnya, bu Rena dan pak Juni menanggapi rangkaian cerita kak Doyoung. Berat banget rasanya karena harus ada orang selain keluarga gue dan kak Doyoung yang tahu tentang pernikahan ini.

Semua itu enggak akan terjadi kalau enggak ada adegan keceplosan waktu bu Rena tanya kabar gue ke kak Johnny. Niatnya sih bu Rena mau kasih kejutan buat gue dengan kepulangannya ke Jakarta. Bukannya gue aja yang dapat kejutan, eh ternyata bu Rena juga malah dapat kejutan dari kak Johnny tentang kabar pernikahan gue.

Halah, pinter-pinter tapi bego juga tuh dugong satu. Emang sial banget dah hidup gue punya kakak bobrok kayak dia.

"Jadi, kapan kalian mau show off ke publik dan berhenti sembunyi-sembunyi begini?" tanya bu Rena setelah kak Doyoung selesai dengan penjelasannya. "Pasti nggak enak banget harus main backstreet padahal sebenarnya kalian tuh nggak salah."

Ada benarnya juga kata bu Rena. Emang enggak salah sih buat show off hubungan gue dan kak Doyoung ke publik. Enggak ada hal spesial atau bahkan aib yang perlu ditutupin. Toh kami juga baru menikah aja, belum ada hal-hal lebih jauh yang terjadi di antara gue dan kak Doyoung.

Tapi kenyataannya enggak segampang itu. Bakal ada banyak hati yang patah gara-gara tahu kalau kak Doyoung menikah sama gue. Gue belum bisa membayangkan kalau nantinya kabar pernikahan gue dan kak Doyoung betulan tersebar. Gue benar-benar enggak tahu harus gimana nantinya.

Kak Doyoung menghela napas pelan. "Saya dan Jane sama sekali belum punya rencana buat show off. Malahan sebenarnya saya dan Jane kepingin kabar pernikahan ini jangan sampai terumbar sebelum Jane wisuda. Karena katanya, Jane takut dimusuhin sama teman-temannya."

"Dimusuhin gimana?" tanya pak Juni tiba-tiba saat dia menarik dirinya dari sandaran sofa.

Gue refleks berdecak pelan menanggapi pertanyaan pak Juni. "Pak, kak Doyoung tuh fans-nya bejibun. Mereka itu dari kalangan mahasiswa jurusan ekonomi. Bayangin aja, Pak, kalau mereka tahu kalau saya istrinya kak Doyoung. Wah, mungkin saya bakalan dikucilkan sama mahasiswa sejurusan."

"Emangnya kenapa?" tanya pak Juni lagi. "Lagian juga kalian nggak salah. Pernikahan kalian sah. Terus, kenapa harus takut dikucilkan?"

"Nanti nggak ada yang mau satu tim sama dia buat foto buku tahunan mahasiswa," celetuk kak Doyoung mendahului gue. Meskipun sebenarnya gue juga was-was enggak ada yang mau jadi teman gue buat foto buku tahunan mahasiswa, tetap aja bukan itu masalah utamanya.

[2] Scriptsweet ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang