17

5.4K 620 17
                                    

Halo, ada yg nunggu ff ini up?

🌱🌱🌱

"Pagi cantik" Sapa pria tampan di ambang pintu sembari tersenyum dengan matanya yg membentuk bulan sabit, sedangkan yg disapa hanya mampu membalasnya dengan wajah terkejutnya.

"Jeno?" Tanyanya tak percaya.

"Yes, I'am" Jawabnya dan tanpa meminta ijin pemilik rumahnya Jeno langsung menerobos pintu dan duduk di salah satu kursi di ruang tamu rumah Chaelin.

"Kenapa kamu disini?" Tanya Chaelin masih dengan wajahnya yg heran dipenuhi dengan banyak tanda tanya, bahkan Chaelin bertanya tanpa mendudukkan dirinya terlebih dahulu.

"Gue kangen sama lo" Ucap Jeno santai dengan tersenyum miring yg membuat Chaelin bergidik ngeri melihat senyuman itu, pantas saja teman-temannya tidak ada yg berani berinteraksi dengan Jeno.

"Aku gak nanyak, yg aku tanyain kenapa kamu bisa ada disini? Bukan, darimana kamu tau alamat rumah aku?" Ulang Chaelin dengan sedikit mengoreksi kalimatnya.

Jeno mengendikkan bahunya dan menarik pergelangan tangan Chaelin membuat tubuh Chaelin limbung dan terduduk di samping Jeno.

"Kan gue udah bilang kalau gue kangen lo, lo gak kangen sama gue? Dan masalah gimana gue tau rumah lo, itu bukan hal yg sulit" Ucapnya santai dengan tangannya yg sudah merengkuh pinggang Chaelin membuat perempuan itu berjengit kaget.

"Jeno lepas!" Serunya panik dan mendorong tubuh Jeno untuk menjauh darinya, tapi bukan Jeno kalau dia tidak membuat perempuan di depannya ini kesal.

Bukannya melepas, Jeno yg sedikit terdorong ke belakang karena tangan Chaelin yg mendorongnya malah semakin mempererat rengkuhannya yg mengakibatkan tubuh Chaelin maju karena tarikan Jeno.

"Jeno mau kamu apasih!" Akhirnya Chaelin menggertak Jeno karena sudah merasa kesal.

Jeno terkekeh "Urusan kita belum selesai sayang, lo masih butuh gue buat tau apa yg terjadi dengan cowok lo yg bernama Mark Lee"

Chaelin membuang nafasnya gusar dan akhirnya menatap Jeno yg memang sejak tadi menatapnya lekat dari samping "Iya aku tau, tapi bukan berarti kamu bisa meluk-meluk aku kayak gini" Ucapnya berniat protes tapi Jeno malah tertawa dan menarik pipi Chaelin gemas.

"Gimana dong, tiap liat lo bawaannya gue pengen nyentuh lo terus"

Ucapan Jeno membuat Chaelin mengumpat dengan suara yg tertahan.

"Brengsek, kamu brengsek!" Pekiknya dan menghempas tangan Jeno yg kali ini Jeno membiarkannya terlepas, Chaelin memilih kembali berdiri di depan Jeno dengan menatapnya kesal.

"Harus berapa kali gue bilang kalau cowok lo itu lebih brengsek dari gue"

Chaelin berdecih dan membuang mukanya sembari berucap "Buktiin, jangan cuma omong kosong!"

Jeno berdiri dan menempatkan dirinya tepat di depan Chaelin. Jeno menarik wajah Chaelin buat menghadapnya penuh dan matanya mengunci pandangan Chaelin.

Dengan terkekeh sinis Jeno berucap "Gak asik kalo gue yg ngebongkar dengan mulut gue sendiri, makanya gue menunggu waktu yg tepat biar lo bisa melihatnya secara langsung bukan mendengar ceritanya"

Chaelin tidak gentar dia tetap menatap Jeno masih dengan tatapannya yg tajam.

"Tapi sepertinya lo bener-bener menguji emosi gue jadi gue harus ngucapin hal ini- " Jeno menjeda ucapannya dan mendekatkan bibirnya tepat di telinga kanan Chaelin "Apapun yg keluar dari mulut cowok lo semuanya itu kebohongan sayang, jadi lo jangan pernah percaya sama dia. Termasuk hubungannya dengan Yeri" Lanjutnya dan menarik wajahnya lagi.

Jeno tersenyum menang setelah sadar muka Chaelin sekarang sudah sangat pucat, matanya bergetar tapi tetap tidak mengalihkan tatapannya dari Jeno dan juga Chaelin sudah menggigit bibirnya gugup.

"Gue pulang baby" Pamitnya dan dengan kurangajarnya Jeno mengecup pipi Chaelin, membuat empunya menganga tak percaya.

Chaelin ingin mengejar Jeno dan menghajarnya tapi tubuhnya masih tidak mampu bergerak, bagaimana bisa Jeno menciumnya disaat Mark kekasihnya sendiri sama sekali tidak menyentuhnya, dipeluk Mark saja Chaelin merasa tidak nyaman dan sekarang yg dilakukan Jeno adalah mencium pipi Chaelin.

Bisakah manusia biasa seperti Chaelin mengutuk seseorang menjadi batu?

Tapi Chaelin tetaplah Chaelin seperti yg di kenal banyak orang.

Memang benar Chaelin mengejar Jeno tapi bukannya mengahajar wajahnya, Chaelin memilih menarik tangan Jeno dan membawanya kembali masuk ke rumahnya yg berhasil membuat Jeno menatapnya bingung.

"Chae- "

Belum rampung dengan kalimatnya, Jeno sudah kembali bungkam saat Chaelin menyuruhnya duduk sedangkan Chaelin sendiri berlalu dari hadapannya.

"Kesurupan kali ya?" Gumam Jeno.

Tak lama Chaelin kembali dengan kotak P3K di tangannya.

Jeno berdecih kecil memperhatikan Chaelin yg mulai mengeluarkan apa saja yg ada di dalam kotak P3K-nya.

"Lo mau ngobatin luka gue?" Tanya Jeno memastikan.

Chaelin mengangguk sembari tangannya meraih wajah Jeno.

"Luka kecil kayak gini bukan apa-apa kali Chae" Ucap Jeno dengan tatapan malasnya ke arah Chaelin.

"Seenggaknya harus sembuh dulu" Ucapnya dengan mata yg fokus menatap lebam di wajah Jeno dan tangannya yg mulai membersihkan luka kecil di sekitaran lebamnya.

Jeno mengernyit "Kenapa?"

Dengan wajah polosnya Chaelin menjawab "Ya biar lucu aja liat wajah kamu banyak luka karena aku yg mukul, bukan karena Mark"

Jeno mengerjap dengan mulutnya yg setengah terbuka, takjub dengan jawaban Chaelin.

"Lo mau mukul gue?"

Chaelin mengangguk.

"Kenapa?"

Dan dengan itu bantal sofa langsung melayang menghantam kepala Jeno dengan keras.

"KAMU PIKIR TADI YANG KAMU CIUM ITU TEMBOK? IYA?!"

"BICARA SANA SAMA TEMBOK SALAH KAMU APA!"

Bukannya meringis karena kesakitan, yg ada Jeno malah tertawa terbahak-bahak mendengar suara kesal Chaelin keluar dengan sangat lucu.

My Boyfriend - Mark Lee [ON HOLD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang