Ch. 02 - Delighted Days

8.2K 782 84
                                    

Hari-hari menyenangkan—hanya menurut Wei Wuxian tentu saja—itu pun dimulai. Diawali dengan upacara sambutan yang meriah, murid-murid itu dibimbing untuk berkeliling Lianhua Wu, tempat utama mereka akan belajar nantinya. Mulai dari lapangan panahan, ruang belajar, aula leluhur, perputakaan, sampai mengantar mereka ke kamar yang telah disediakan sebagai tempat mereka untuk menginap.

Setelahnya, mereka berkenalan dengan beberapa tutor seperti Madam Yu yang akan fokus pada kemampuan memanah dan berpedang, Jiang Fengmian yang akan berfokus pada sastra dan sejarah, serta tutor lainnya yang akan menjadi pilihan ilmu para murid untuk dipelajari.

Wei Wuxian, seperti biasa, menghilang dan tidak mengikuti rangkaian acara itu. Ia justru asik tertidur di dalam sebuah perahu di dekat dermaga Yunmeng dan menutupi kepalanya dengan sehelai daun talas untuk menghalau sinar matahari.

Jiang Cheng berkacak pinggang sambil berdecak kesal, sedangkan Nie Huaisang hanya menahan tawanya dibalik kipas favoritnya.

"Aku benar-benar tidak ingin mempercayai penglihatanku," ujar Jiang Cheng, "Wei Wuxian!"

"..."

"WEI WUXIAN!" panggilnya sekali lagi, kini penuh penekanan.

Ia pun menyerah dan melirik ke arah Nie Huaisang sambil mengangguk. Seolah mengerti apa maksudnya, Nie Huaisang pun membantu Jiang Cheng untuk melakukan rencananya.

"HUAAA! BANJIR! BANJIR! AKU TENGGELAM! TOLONG!!!"

Nie Huaisang tertawa terpingkal-pingkal, sementara Jiang Cheng hanya menggelengkan dan menggumamkan kata 'bodoh' sebelum akhirnya Wei Wuxian berhasil mengendalikan dirinya dan segera membalik perahu yang tadi sempat menangkupnya.

"Kalian pikir itu lucu, huh!? Bagaimana jika aku—"

"Baru hari pertama tapi kalian sepertinya sudah bersenang-senang, Tuan Muda Nie, Tuan Muda Jiang, Tuan Muda Wei," sapa Lan Xichen sambil membungkuk memberi hormat. Kedua orang lainya pun membalas, tentu saja kecuali Wei Wuxian karena dirinya masih berada di dalam air.

"Dasar! Sangat ke kanak-kanakan!" tukas Jin Zixuan yang kebetulan lewat.

"Tak perlu sungkan begitu, Tuan Muda Jin. Anda juga bisa melakukannya kalau kau mau," goda Wen Xu yang ternyata juga sedang berjalan tak jauh darinya.

"Jangan mengada-ada, kau bodoh!"

"Ya, ya, terserahlah," ujar Wen Xu sambil mengibaskan tangannya. "Ngomong-ngomong, Tuan Muda Wei, bagaimana bisa kau terguling dari perahu di atas danau yang tenang ini?"

"Dia kehilangan keseimbangan saat berdiri di atasnya," jawab Jiang Cheng sekenanya, mendahului Wei Wuxian.

Wei Wuxian melempar tatapan maut kepada Jiang Cheng tapi sasarannya justru membalas dengan seringai penuh kepuasan. Wei Wuxian menghela nafasnya. Ia kemudian memfokuskan energi qi nya ditelapak tangannya saat bertumpu di permukaan air seolah bertumpu pada benda padat, sebelum dengan terampil mengalirkannya ke bagian tubuh lainnya yang secara bergantian naik ke atas permukaan air dan berdiri di atasnya. Aksinya tersebut pun ditanggapi dengan penuh keheranan oleh lima orang lain yang berada di sana, kecuali Jiang Cheng tentu saja.

"Aku sungguh takjub dan penasaran bagaimana cara anda melakukannya, Tuan Muda Wei," ujar Lan Xichen.

"Huh? Kau hanya perlu mengalirkan energi qi mu dengan stabil di tubuh yang akan menapak permukaan air secara bergantian dan stabil. Dengan begitu kau bisa berdiri di atas air."

"Cih, untuk apa repot-repot melakukannya kalau kau bisa menggunakan kapal?" Cecar Jin Zixuan.

"Tuan Muda Jin, saya dan orang tua saya adalah kultivator pengembara. Tidak melulu kami melalui jalur yang bisa dilalui dengan kapal-kapal seperti ini."

The Unrivalled BeautyWhere stories live. Discover now