Shootout

184 17 6
                                    

"Wow apa ini Hikaro-san?" Taehyung berusaha tetap tenang walau ia tau mungkin detik berikutnya Hikaro sudah menarik pelatuk senapannya dan timah panas mungkin menembus kepalanya.

"Kau pikir apa yang kau lakukan?" Tanya Hikaro dengan tetap mengarahkan senapan ke arah Taehyung.

"Aku datang baik-baik untuk membuat kesepakatan, kau berikan berkas itu kau dapatkan uangnya kita impas, aku tidak akan memberikan harga yang murah Hikaro-san, setidaknya kau bisa beli sebuah pulau dengan uang itu kalau kau mau, bagaimana?" Taehyung masih bersikap santai.

"Tidak, kalau kau mau berkas itu, langkahi dulu mayatku." Tantang Hikaro.

"Hikaro-san, kau suka membuat masalah jadi semakin rumit rupanya, kenapa harus mengorbankan nyawa kalau kau bahkan bisa hidup tenang di pulau pribadi milikmu sendiri?" Taehyung menampakkan devil smirk di wajahnya.

"Kau rupanya banyak bicara ya Taehyung-san, apakah budaya di clan kalian begitu?" Hikaro malah mengejek Taehyung.

"Baiklah, kalau kau tidak suka bernegosiasi." Jawab Taehyung dengan santai.

Taehyung kemudian berjalan meninggalkan Hikaro dan berjalan ke arah mobilnya, namun beberapa langkah sebelum mencapai mobilnya, Taehyung mengisyaratkan anak buahnya untuk menembak dan,

Dor~

Satu anak buah Hikaro tumbang bersimbah darah karena sebutir timah panas menembus lengannya, Taehyung mengangkat satu alisnya, kemudian dengan gerakan cepat ia mengambil senjata laras panjang dari dalam mobilnya dan baku tembak sudah tak terhindarkan.

Selama sekitat 10 menit suara senjata bersahut-sahutan, ratusan timah panas bertebaran seperti air hujan, sampai pada bagian terakhir, Taehyung hampir tertembak anak buah Hikaro, namun karena gerakan Taehyung yang menembak dengan membabi buta kesegala arah, salah satu pelurunya mengenai Hikaro tepat di bagian dadanya, Hikaropun jatuh dengan dada yang terluka.

Taehyung memanfaatkan keadaan ini, ia memerintahkan anak buahnya untuk masuk ke bangunan besar itu dan mencari berkas yang mereka inginkan. Tak lama mencari, salah seorang anak buah Taehyung keluar dengan membawa sebuah berkas dan langsung diberikan pada Taehyung.

Taehyung menyunggingkan sudut bibirnya, ia berjalan ke arah Hikaro yang terluka, "Hikaro-san, kalau kau tidak mempersulit semuanya, kau tidak akan seperti ini." Ejek Taehyung sambil memamerkan berkas yang berhasil ia dapatkan, tak ada respon dari Hikaro, ia hanya mengerang menahan sakit dari peluru yang menembus dadanya.

Taehyung dan anak buahnya pergi meninggalkan bangunan besar itu, ia sudah tidak mau tau keadaan Hikaro, baginya ia sudah mendapat apa yang ia inginkan, itu sudah lebih dari cukup. Sepanjang perjalanan kembali ke markas, pikiran Taehyung hanya membayangkan wajah bahagia ayahnya karena apa yang ayahnya inginkan kini berada ditangannya.

Sesampainya di markas, bigboss menyambutnya dengan devil smirk andalannya, "Welcome back my son, you got what do you want?" Sapa sang bos.

"Yes boss, I got what I want." Jawab Taehyung bangga.

"Nice, I know you can get it my son." Ucap sang bos bahagia, Taehyung mengangguk dan tersenyum karena pujian yang diucapkan bosnya.

Besoknya, Taehyung langsung bertolak kembali ke Korea, ia tak ingin lama-lama berada di Jepang karena kepergiannya kesana adalah tanpa ijin dari sang nenek. 2 jam perjalanan dari Jepang ke Korea ia tempuh dengan jet pribadi ayahnya. Sepanjang perjalanan untuk kesekian kalinya pikirannya memutar kembali kenangan lama, bedanya kali ini kenangan yang terputar adalah tentang pernyataan neneknya beberapa tahun lalu tentang sosok ibu yang selama ini bahkan ia tidak ingin tahu.

Another Side [BTS V] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang