You Can't Deny

69 9 8
                                    

Hari berikutnya, pagi-pagi buta Taehyung telah bangun dari tidurnya, wajahnya tampak berseri. Sesekali ia tersenyum mengingat segala kegiatan yang ia lakukan bersama Yuka di Lotte World kemarin. Taehyung masih berada di ranjangnya dengan selimut tebal yang menutupi sekujur tubuhnya kecuali bagian kepala. Hawa dingin bulan desember benar-benar membuat siapa saja yang terbangun di pagi hari tak ingin beranjak dari tempat tidur atau berpisah dengan selimutnya.

Tangan Taehyung meraih sebuah jam kecil di nakas sebelah kasurnya, 'pukul 6 pagi' gumamnya. Setelah meletakkan kembali jam kecil itu, tangannya beralih meraih ponselnya, ia membuka folder galeri foto dan menemukan beberapa foto dirinya dengan Yuka saat di Lotte World kemarin, sungguh kenangan membahagiakan yang tak akan Taehyung lupakan.

Taehyung meletakkan kembali ponselnya ke nakas, ia menarik selimut tebalnya hingga menutupi sekujur tubuh termasuk kepalanya, ia ingin melanjutkan tidurnya. Namun belum sampai 10 menit Taehyung memejamkan mata terdengar suara barang yang pecah dari ruang tamu, Taehyung segera beranjak dari kasurnya dan keluar kamar.

Ia melihat guci ukuran sedang yang biasanya terpajang di ruang tengah telah hancur berserakan di lantai, Taehyung juga melihat seorang anak buah ayahnya sedang tertunduk, 'sepertinya dia telah melakukan kesalahan' batin Taehyung. Pelan-pelan Taehyung merayap kembali ke kamarnya, namun tepat saat ia mencapai daun pintu kamarnya, ayahnya memanggilnya.

"TAEHYUNG!!!" Teriak Mr. Kim, "anak itu pasti belum bangun." Gerutunya.
Taehyung segera berbalik badan dan berlari menghampiri ayahnya, "Iya pa?"

"Hari ini juga kau harus berangkat ke Hongkong, aku dengar Kim Namjoon akan pergi kesana dalam waktu dekat." Titah ayahnya.

'Sial, lagi-lagi masalah ini.' Umpat Taehyung dalam hati. "Baik pa." Jawab Taehyung menurut.

Mr. Kim yang masih terbakar emosi meninggalkan Taehyung, anak buah dan guci yang pecahannya bertebaran di lantai, Taehyung memejamkan matanya dan menarik nafas dalam-dalam, meredam kesalnya sendiri. Taehyung lantas memanggil pelayan rumah mereka untuk membersihkan pecahan guci yang masih berserakan di lantai itu.

Taehyung lantas kembali ke kamarnya untuk bersiap-siap, ia akan segera berangkat atau setidaknya ia akan segera pergi meninggalkan rumah, ia tak mau jadi sasaran amarah ayahnya lagi. Setelah mengenakan turtle neck, celana, mantel serta topi baret serba hitam tak lupa sebuah tas ransel serta koper kecil berisi beberapa baju dan sweater juga dibawa olehnya.

"Eoh, pagi-pagi begini kenapa sudah rapi sekali nak? Mau kemana?" Tanya nenek Taehyung yang bingung.
Taehyung terdiam sesaat, 'apakah nenek tidak tau apa yang baru saja papa lakukan?' Batin Taehyung, 'ah tapi baguslah kalau tidak tau, setidaknya nenek tidak akan kuatir, dan tidak akan banyak bertanya mengapa aku harus ke Hongkong' batinnya lagi.

"Taehyung akan ke Hongkong untuk beberapa hari halmeoni, ada yang harus diurus." Jawab Taehyung berusaha terlihat biasa saja.

"Ke Hongkong lagi? Bukannya kau baru dari Hongkong beberapa waktu lalu?" Nenek Taehyung bertanya lagi.

"Ah iya, ada urusan lain, urusan yang kemarin sudah beres halmeoni, ya, begitulah." Taehyung malah gugup.

"Banyak sekali urusanmu, yasudah makan dulu sarapanmu." Kata nenek Taehyung setelah meletakkan beberapa lembar roti dan omelet di atas meja makan, Taehyung tak ingin banyak bicara, ia hanya mengangguk dan mulai menyantap sarapannya.

Setelah menyelesaikan sarapannya, Taehyung pamit pada neneknya dan bergegas pergi meninggalkan rumah, pagi ini setelah memecahkan guci ayahnya tak keluar dari kamarnya, Taehyung juga tak berniat menganggu atau sekedar berpamitan dengan ayahnya itu.

Another Side [BTS V] ✔Where stories live. Discover now