Just For You Dad

166 15 8
                                    

Malam harinya, Taehyung baru terbangun dari tidurnya ketika mendengar suara ketukan pintu.

Tok...tok~

"Taehyung?" Terdengar suara samar-samar dari balik pintu.
Taehyung mengerjap-ngerjapkan matanya, namun badannya seperti tidak mau diajak kompromi, tulang-tulangnya seakan tidak bertenaga, alhasil ia tak beranjak dari tempat tidurnya walaupun neneknya mengetuk pintu dan memanggil-manggil namanya.

"Aigo!!, Taehyung-ie, kenapa tidak menjawab panggilan halmeoni hah?" Nenek Taehyung akhirnya memutuskan masuk, untungnya Taehyung tidak mengunci pintu kamarnya.

"Halmeoni." Ucapnya sambil mengucek matanya dan tersenyum simpul.

"Ayo bangun, waktunya makan malam nak." Ucap sang nenek sambil menarik tangan cucunya supaya bangun.

Taehyung kini terduduk dengan keadaan nyawanya yang belum terkumpul penuh, "halmeoni, apakah papa sudah pulang?" Tanya Taehyung.

"Sudah, ayahmu sudah pulang, ayo cepat turun, jangan buat dia menunggu." Jawab sang nenek.

"Ne halmeoni." Taehyung memaksakan kakinya turun dari ranjang, sebelum keluar kamar, tangannya sempat menyambar berkas di nakas sebelah tempat tidurnya.

Ketika Taehyung keluar dari kamarnya, ia melihat sang ayah sudah duduk di kursi makan sambil mengotak atik iPadnya. Saat Taehyung sampai di meja makan, ayahnya bahkan tak sedikitpun melirik, apalagi menyapa putranya, padahal sudah hampir 2 minggu mereka saling diam.

"Ji Suk, matikan dulu iPadmu, mari kita makan." Tegur nenek pada ayah Taehyung.

"Ne eomma." Jawab ayah Taehyung yang kemudian beranjak dari duduknya dan meletakkan iPadnya di meja dekat televisi.

Kini semua sedang asyik menyantap makanannya, tak ada percakapan apapun, yang terdengar hanya suara alat makan yang saling berbenturan satu sama lain. Taehyung menyelesaikan acara makannya lebih cepat dari nenek dan ayahnya, ia lantas beranjak dari duduknya, namun sebelum benar-benar meninggalkan meja makan, Taehyung sempat menyodorkan berkas yang ia dapatkan dari Jepang itu pada ayahnya. "Pa, ini untuk papa." Ucap Taehyung, tanpa menunggu jawaban dari sang ayah, Taehyung bergegas masuk ke kamarnya.

Dipandangi punggung sang putra oleh Mr. Kim hingga anaknya itu masuk ke dalam kamarnya. Tangan Mr. Kim pelan-pelan mengambil berkas dari putranya, berkas itu berada dalam sebuah amplop coklat ukuran F4, setelah membuka perekatnya, Mr. Kim hanya bisa tercengang, 'inikan?' Gumamnya. Nenek Taehyung yang penasaran lantas mendekat ke arah Mr. Kim Ji Suk.

"Berkas apa yang diberikan oleh putramu?" Tanya nenek Taehyung ingin tahu.

"Eomma, ingat dengan percakapan kita 2 hari lalu? Ketika aku bilang aku harus mendapat berkas penting Korea yang ditahan oleh Jepang?" Wajah Mr. Kim tampak sumringah.

"Iya, lantas?" Nenek Taehyung masih belum mengerti.

"Ini berkasnya!!" Pekik Mr. Kim.

"Apa? Darimana dia mendapatkannya? Apakah semalam dia tidak pulang itu karena...?" Nenek Taehyung tidak melanjutkan perkataanya.

"Aku akan menghampiri anak itu." Kata ayah Taehyung.

"Tunggu dulu, kali ini apa yang akan kau lakukan? Cukup Ji Suk, jangan sakiti dia lagi." Wajah nenek Taehyung justru terlihat cemas.

"Tidak eomma, aku harus berterima kasih padanya." Mr. Kim yang tampak bahagia lantas berjalan menuju kamar putranya.

Tok~ tok~

Tak lama Taehyung membukakan pintu, wajahnya sedikit takut tatkala melihat ayahnya lah yang mengetuk pintu, "Eoh, ada apa pa?" Tanya Taehyung canggung.

Tanpa mengatakan apapun Mr. Kim memeluk putranya, Taehyung yang kaget hanya bisa membelalakkan mata dengan apa yang sedang dilakukan sang ayah, namun jauh di dalam hatinya ia ingin menangis terharu, karena sepanjang hidupnya mungkin ia hanya merasakan pelukan ayahnya sebanyak entahlah mungkin tidak sampai 10 kali, sebab ayahnya terlalu sibuk dengan kantor dan urusan partai.

Another Side [BTS V] ✔Where stories live. Discover now