Bencana telah datang

4.3K 578 27
                                    

Terbangun dengan selimut yang masih melilit ditubuhnya, itulah kebiasaan Hueningkai; setiap hari.

Meski tubuhnya telah terduduk diatas tempat tidur, tapi matanya enggan untuk terbuka, apalagi ini merupakan hari liburnya setelah bekerja selama dua bulan tanpa hari libur; resiko berkerja menjadi seorang produser terkenal.

"Ugh Aiden, kamu sudah bangun?" Teriakan Hueningkai terdengar menggema memenuhi kamarnya yang masih terlihat gelap.

"Ya papa." Jawab sebuah suara kecil dari arah kamar mandi.

"Oh, kamu sudah siap?" Hueningkai tersenyum saat melihat sesosok pria kecilnya dengan lilitan handuk ditubuhnya.

"Ya. Aku gak sabar buat pergi ke rumah uncle Taehyun. Apa adik bayi sudah keluar hari ini?" Ucapan polos Aiden membuat pemuda yang akrab disapa Hyuka itu terkekeh hingga terguling kebelakang, tangannya memegangi perutnya yang mulai terasa nyeri akibat tertawa terlalu keras.

"Hahahaha tentu aja belum. Adik bayi masih tiduran didalam perut uncle." Hyuka menjawil hidung bulat Aiden dengan gemas setelah dia berhasil mengendalikan tawanya.

"Mau papa bantu pilihin bajunya?" Tawar Hyuka yang melihat tubuh pria kecilnya masih terlilit handuk kebesaran.

"No. Aku udah besar, aku bisa melakukannya sendiri." Ucap Aiden dengan pipi yang menggembung lucu, dia yang berjalan menyeret handuk yang melilit ditubuhnya dengan jalan yang tertatih; terhalang handuknya sendiri.

'Imutnya.' batin Hyuka melihat tingkah pria kecilnya itu.

"Papa, bantu aku mengikat tali sepatuku ya?" Teriakan Aiden terdengar dari luar kamar Hyuka.

"Yes sir." Hyuka berpikir, bagaimanapun Aiden bersikap seolah-olah dia bisa melakukannya sendiri, dia tetaplah pria kecilnya. Huening Aiden.

.
.

"Aiden, sudah siap?"

"Yes." Aiden meloncat-loncat gembira, wajahnya terlihat antusias. Bahkan tubuh kecilnya berusaha menyeret tas besar yang sudah disiapkan Hyuka dari beberapa hari yang lalu, sebelum Hyuka mengangkat tas itu sendiri ke mobil.

"Papa, apa aku bisa bertemu adik bayi?" Tanya Aiden.

"Tentu saja, kamu bisa bermain dengan adik bayi sepuasnya. Tapi nanti jika adik bayi sudah keluar."

"Kapan?"

"Hmmmm mungkin enam atau lima bulan lagi, papa gak tahu." Jawab Hyuka yang masih terfokus pada jalanan.

"Oke, nanti aku tanya uncle Taehyun deh." Akhirnya Aiden duduk diam, memilih bermain dengan ponselnya.

.
.

Suara bel pintu terdengar mengalun, menggema disetiap ruangan, membuat sang pemilik rumah terbangun.

"Bae, ada tamu, tuh." Guamam Beomgyu dengan suara seraknya.

"Kamu aja yang buka, aku capek." Taehyun lebih memilih tertidur lagi, menarik selimut tebalnya; menutupi tubuh telanjangnya.

"Ughhhh." Akhirnya Beomgyu mengalah, dia berjalan keluar berniat membuka pintu hanya menggenakan celana boxer tanpa baju atasannya.

"Si...apa?" Beomgyu sibuk menutup mulutnya yang menguap, sebelum sebuah suara yang familiar terdengar ditelinganya.

"Yo, bang. Bisa minta tolong jagain Aiden, tiga hari aja kok gak lama." Tanya Hyuka dengan menunjukan senyum lebarnya.

Seketika kesadaran Beomgyu terkumpul dengan baik, dan otaknya langsung mencerna situasi ini; 'bencana telah datang'.

.
.
.
TBC

(Huening Aiden)Badanya udah rada gede, maklum anak bule (apa hubungannya coba) :V

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Huening Aiden)
Badanya udah rada gede, maklum anak bule (apa hubungannya coba) :V

Baby Boo [BeomTae] |✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang