+10+

1.4K 175 93
                                    

Hello Guys!
Happy Reading!
+×+

.
.
.
.
.
.

Soobin :

Pukul 3 sore adalah waktu pulang sekolah untuk siswa/i BigHit SHS. Tapi cuaca tidak mendukungku untuk pulang ke rumah. Hujan. Itulah alasannya. Aku dudukkan diriku di lobby terbuka sekolah. Angin berhembus menerpa rambut hitamku. Dingin. Hari ini sangat dingin.

Sedingin hatinya. Hati seseorang yang mulai menjadi penghuni singgasana dihatiku. Kim Yeonjun. Seniorku. Orang yang tiba-tiba datang dikehidupanku beberapa hari lalu. Semua perlakuan manisnya membuat hatiku yang beku menjadi cair begitu saja. Aku jatuh cinta padanya.

Tapi, apa salah jika aku mengatakan bahwa dirinya memiliki hati yang dingin?

Tidak. Itu kenyataannya. Dia dingin padaku. Jangankan untuk berbicara padaku, menatapku saja tidak. Ada apa dengannya? Bukankah kemarin malam kami masih bicara? Bahkan kemarin malam dia masih mencium lembut bibirku. Lalu kenapa dia berubah hanya dalam waktu semalam saja?

Sakit rasanya. Bahkan kami belum saling menyatakan perasaan masing-masing. Suara rintikan air yang jatuh dari langit membuat suasana disekitarku semakin mendukungku untuk menangis. Tapi apa alasanku menangis? Aku tidak selemah itu. Aku yakin semuanya hanya salah paham dari diriku. Yeonjun hyung... Yeonjun hyung tidak begitu. Aku benarkan?

Kutarik nafas sedalam-dalamnya sambil menutup mataku, lalu kuhembuskan untuk menahan air mataku. Tapi untuk saat itu juga aku menyesal membuka mataku. Karena yang kulihat adalah pemandangan bahwa yeonjun hyung sedang berciuman dengan yeji di tangga sekolah. Aku bisa melihatnya. Bahkan sangat jelas.

Hatiku... Hatiku tidak kuat. Bahkan mataku dengan mata yeonjun bertemu saat itu juga. Tapi entah kenapa ia malah mengacuhkanku bahkan tersenyum smirk kepadaku. Ia nampak sangat menikmati semua itu. Ya Tuhan, ini sakit rasanya. Bahkan lebih sakit dari yang sebelumnya saat aku dibully satu sekolah. Dia bukan yeonjun hyung. Aku mencoba membalikkan badanku. Aku tidak mau ada yang melihat air mataku yang terjatuh.

Tiba-tiba saja ada yang memelukku dari depan. Orang itu mengusap kepalaku dengan lembut. Orang itu membisikkan kata-kata yang membuatku mampu menangis sejadi-jadinya.

"Jangan menangis. Aku disini..." katanya dengan lembut. Membuat tanganku ikut terulur untuk memeluknya juga.

Aku menangis sesenggukan dibahunya. Aku berterima kasih pada Tuhan karena telah mengirim seseorang untuk kujadikan sandaran. Lalu ia membawaku pulang kerumah dengan mobilnya.

Jujur aku tidak kenal dengan orang ini. Aku canggung berada dimobilnya. Tapi aku tidak peduli. Perasaanku sedang kacau sekarang. Kupandang jalanan kota yang sudah basah oleh air hujan. Indah dan menenangkan bagiku.

"Hei, ingin minum?" laki-laki yang sedang menyetir disampingku menawarkan aku air minum.

"T-tidak usah. Aku tidak haus. Terima kasih." jawabku dengan sopan.

"Hahahaha. Ada dengamu soobin? Kenapa canggung? Tidak seperti dirimu yang dulu." laki-laki disampingku tertawa. Kenapa dia mengenalku? Apa kita pernah bertemu ya?

"M-maaf, dari mana kau tau namaku?" tanyaku penasaran.

"Perlukah kita berkenalan lagi? Kau tidak ingat sahabat kecilmu? Kau lupa kita suka bermain bersama 10 tahun lalu? Kau lupa kalau foto anak kecil yang kau pajang dikamarmu itu adalah aku?" laki-laki itu tersenyum padaku.

Stand By Me... [ YeonBin ] ✔Où les histoires vivent. Découvrez maintenant