BAB 7 - Lamaran

33.1K 2.5K 26
                                    

Flashback On

"Gimana bar udah siap?" tanya ayah

"Bismillah Insyaallah bara siap yah" Kata Bara

Keluarga bara menuju kerumah calon istri bara, selama perjalanan bara hanya diam memikirkan siapa calon istrinya. Sekitar 30 menit akhirnya keluarga bara sampai, bara terkejut sepertinya aku mengenal rumah ini batin bara, namun bara tak memperdulikan hal itu tanpa pikir panjang keluarga bara menuju rumah tersebut.

"Assalamualaikum Maryam" salam bunda sambil mengetuk pintu rumah

"Waalaikumsalam mila silahkan masuk" kata Maryam mempersilahkan mereka masuk menuju ruang tamu

"Assalamualaikum tante" kata bara sambil mencium punggung tangan calon mertuanya

"Waalaikumsalam nak, tampan sekali kamu nak" puji calon mertua bara

"Terimakasih tante" kata bara dengan senyuman manis

"Oya ini anakku yang kedua Namanya Maura" Kata bunda memperkenalkan Maura kepada Maryam, maura langsung mencium punggung tangan Maryam lalu tersenyum

"Bagaimana mbak Maryam bisa kita mulai acaranya?" tanya Ahmad suami mila

"Tunggu sebentar saya panggil fisya dulu" Kata Maryam

Flashback Off

Tak lama kemudian tante Maryam turun dari tangga sambil menuntun putrinya

"Ini mil putriku Namanya Nafisya" Kata Maryam, Fisya langsung mencium punggung tangan tante mila dan om ahmad

"Cantik sekali kamu nak" puji tante mila

"Terimakasih tante" jawab fisya masih menunduk karena ia sangat gugup

"Eh jangan panggil tante dong panggil bunda aja kan bentar lagi jadi mantu" kata tante mila disertai kakehan

"Emm, Iya bunda" Kata fisya tersenyum

"Hallo kak namaku Maura aku adiknya bang bara" Sapa Anak perempuan tiba-tiba

"Hai Maura" Fisya hanya tersenyum tipis

Bara masih menunduk enggan memulai pembicaraan, bara menghela nafas lalu memberanikan diri menatap calon istrinya seketika pandangan bara dan fisya bertemu

"Cowo Kulkas" kata fisya terkejut

"Kamu!" kata bara menunjuk fisya

"Haha, abang ternyata dimana-mana terkenal cowo kulkas" Kata Maura sambil tertawa dan bara hanya menatap maura tajam

"Kalian sudah saling kenal toh?" tanya umi kebingungan

"Eh belum kok umi, cuma waktu itu dia ngga sengaja nabrak fisya di toko buku" Kata fisya, tidak mungkin fisya menceritakan kejadian dimana fisya ditolong oleh bara saat diganggu pria hidung belang, fisya sangat takut dan cemas untuk mengatakan hal itu pada uminya.

"Ow begitu ya sudah umi kira kalian sudah kenal" kata umi dan fisya hanya menggeleng

'Dia terlihat lebih cantik saat auratnya tertutup' batin bara

"Baiklah mari kita mulai acaranya" ucap om ahmad

"Bismillahirahmannirahim dengan menyebut nama Allah yang maha kuasa, kedatangan kami sekeluarga berniat baik ingin melamar putri dari Agus Mahmudin dan Maryam Halimah yakni Nafisya Putri Salsabila untuk anak kami Aldiansyah Bara Pratama" kata om ahmad, lalu detik berikutnya terdengar suara cowo kulkas dengan yakin dan lantang

"Bismillahirahmannirahim saya Aldiansyah Bara Pratama berniat baik dan ingin memenuhi salah satu sunnah Rosul yakni membentuk keluarga yang sakinah mawaddah warohmah, Saya ingin melamar putri dari Agus Mahmudin dan Maryam Halimah untuk menjadi pasangan hidup saya, menjadi pendamping saya dalam susah maupun senang, dan insyaallah saya akan Menjaganya dan Membahagiakannya hingga menuju Jannah Allah. Bersediakah Kamu Nafisya Putri Salsabila menjadi istri saya hingga menuju Jannah Allah?" Kata bara dengan yakin. Fisya menatap sang umi, dan umi hanya tersenyum lalu fisya menarik nafas sebentar sebelum menjawab

"Bismillahirahmannirahim saya Nafisya Putri Salsabila Menerima lamaran ini dan bersedia menjadi istri kamu Aldiansyah Bara Pratama hingga menuju Jannah Allah" Jawab fisya dengan tenang dan yakin

"Alhamdulillah" ucap semua orang, Semuanya tampak bahagia

"Baiklah acara pernikahan kalian akan dilaksanakan minggu depan apa fisya dan bara setuju?" tanya om ahmad

"Emm, fisya sedang skripsi om apa itu tidak terlalu cepat?" tanya fisya ragu

"Iya yah bara kan juga ada jadwal Flight padat minggu depan" kata bara

'Apakah dia seorang pilot?' batin fisya

"Bukankah lebih cepat lebih baik, menunda hal baik itu tidak boleh nak, kamu bisa ambil cuti kan bar?" Tanya Ayah dan bara hanya mengangguk

"Fisya, umi yakin nanti bara bisa bantu kamu untuk menyelesaikan skripsi kamu nak" kata umi

"Baiklah umi fisya ngikut aja enaknya gimana" ucap fisya sambil tersenyum

"Yaudah besok kalian Fitting baju pernikahan dan bara besok harus jemput calon mantu bunda yang cantik ini" kata bunda dan bara lagi-lagi hanya mengangguk

"Emm, Maaf bunda tapi besok fisya ada jadwal kuliah pagi" kata fisya

"Ya udah besok kalian Fitting bajunya sore aja setelah kamu selesai kuliah sekalian makan malam dirumah bunda ya nak" kata bunda

"Iya insyaallah bunda" jawab fisya

Acara Lamaran berjalan dengan lancar kini fisya sudah kembali ke kamarnya tanpa mengantar keluarga calon suaminya sampai depan pintu karena umi menyuruh fisya masuk kamar untuk menjaga pandangannya sebelum halal

#TBC

My Captain Donde viven las historias. Descúbrelo ahora