01. Percaya

549 54 3
                                    

"Balik kerja kelompok kemarin gue balapan sama cowok. Sumpah nyebelin banget!"

Dengan semangat Nancy bercerita di depan teman kelasnya. Di jam istirahat beberapa anak XI MIPA 5 berkumpul di depan kelas.

"Wahhh," sahut si ketua kelas, Alvin, dengan ekspresi serius. "Kisah berawal dari..."

Nancy mendorong Alvin yang berada di sampingnya, "Sembarangan!"

"Nyebelin gimana?" tanya Kila sambil mengupas kuaci bersama Mahe yang duduk di sampingnya.

"Pas dia nyalip, motornya tuh sengaja digerung. Eh pas di lampu merah, dia kehalang gitu sama mobil, terus gue salip lagi tuh," kata Nancy bercerita dengan gaya heboh khasnya. "Kalo gue gak pake masker, udah gue ejek dah tuh orang."

"Terus gimana?" Haidar mulai penasaran mendengarkan Nancy bercerita.

"Eh pas gue belok ke komplek, dia ikutan belok dong..." Nancy mencibir sesaat. "Taunya... dia pacar adek gue..." lanjut Nancy yang langsung disambut tawa Kila dan Haidar. Sementara yang lain hanya geleng-geleng kepala.

"Jasmine kelas berapa sekarang?" tanya Kila, tangannya membuang cangkang kuaci ke arah Mahe membuatnya mengumpat.

Nancy jadi ikut mengambil kuaci, "masih bocah dia, baru kelas sembilan."

"Adik lo aja udah punya pacar, lo kapan?"

Berikutnya yang terdengar adalah teriakan Haidar yang dijambak rambutnya oleh Nancy dengan sadis.

Tak ada yang memperdulikan Haidar yang kini terduduk di lantai dengan wajah melas. Sementara Nancy kembali ke tempat duduknya semula dengan santai seakan tak melakukan apapun.

Kila yang awalnya menertawai Haidar tiba-tiba jadi diam. Ujung matanya menangkap sosok seorang cowok menuruni tangga di ujung koridor. Membuat Kila refleks memandangi cowok kurus itu.

"UHUK UHUK!"

Nancy yang menyadari arah pandang Kila langsung batuk dengan sengaja membuat Kila mendelik.

Beberapa dari mereka menyadari dan langsung ikut-ikutan batuk dengan sengaja, hingga ada yang bersiul-siul menggoda.

Kila melotot memandangi teman-temannya yang tak peduli, malah semakin heboh menggoda.

Haidar yang masih duduk di lantai spontan berdiri, "Hormat!" serunya memberi pose hormat ke arah cowok itu yang mendekat.

Cowok bertubuh tinggi itu hanya tertawa pelan melihat kelakuan salah satu temannya.

"Miki ada salam dari Kila," ujar Shasha nyaring membuat Kila mengumpat tanpa suara.

"Salam balik," kata Miki membuat Kila aga tersipu, sementara XI MIPA 5 makin heboh.

"Kemana bro?" tanya Mahe yang sedari tadi hanya ikut-ikutan heboh.

"Biasa," jawab Miki singkat kemudian mengangguk pamit beranjak meninggalkan keramaian itu.

"Kalian ngapain, sih?!" Kila yang sedari tadi diam, berdiri sambil melotot menatap satu persatu temannya. Bukannya terlihat takut, XI MIPA 5 malah tertawa melihat pipi Kila yang merona.

"Kalo lagi ambyar duduk aja, Kil," kata Mahe diikuti celetukan-celetukan menggoda XI MIPA 5.

Kila berdiri, memicingkan mata ke arah Mahe yang malah tersenyum penuh kemenangan. Ia mencibir pelan kemudian beranjak.

"HEH KEMANA?!"

Kila tak menyahuti teriakan Shasha. Gadis mungil itu terus melangkah menuju perpustakaan sambil menangkup pipinya yang terasa panas.

SomedayWhere stories live. Discover now