13. Bukan Kejahatan

119 22 18
                                    

Bintang berdiri di balkon kamar Juni. Menunduk memandangi ponselnya. Ia menghela napas, mengetik sesuatu lalu menghapusnya lagi. Sedari tadi ragu harus menghubungi Kila atau tidak. Kalo menghubungi, mau ngomong apa? Tapi pengen ketemu...

Sementara Juni dan Jiandra duduk di lantai bermain ps. Aris, Dean dan Evan menonton di atas kasur sambil nyemil keripik.

"Alah bisanya cuma liatin rumahnya mulu. Cupu," cibir Evan.

"Bacot lo."

"Chat dong tanyai dia di rumah nggak," saran Jiandra.

Bintang menegak jadi bersemangat. "Terus abis itu ngapain?" Bintang berlari masuk kamar dan duduk di samping Jiandra.

"Kalo dia di rumah minta temenin beli martabak ke depan," kata Jiandra tanpa menoleh. Fokus menatap layar televisi dan jari yang bergerak cepat.

"Kalo dia nanya kenapa nggak minta temenin lu pada gimana?"

"Tinggal bilang kita mager makannya lo minta temenin dia. Gitu doang padahal," kata Evan menyahut.

"Kalo dia nanya kenapa harus minta ke dia gimana?"

"Kila anaknya bukan Dora, nggak banyak nanya," kata Juni tanpa menoleh, fokus bermain PS. "Kalo lo si Boots."

"Gue?" "Hah gue?" "Kok gue?"

Juni jadi tertawa. "Banyak yang ngerasa juga," kata Juni merasa puas.

Bintang mengumpat kasar. Pemuda itu memakai jaket dan mengambil kunci motor. Berjalan meninggalkan kamar Juni.

"SEMANGAT!"

Juni mendecih melihat Bintang terus melangkah tanpa menoleh.

"Menurut kalian dia bakalan berhasil?" tanya Aris sambil memakan cemilan.

"Berhasil. Percaya sama gue," sahut Evan mengubah posisinya menjadi duduk.



Kila membilas wajahnya. Selanjutnya ia meraih handuk kecil dan mengusap ke wajahnya.

Ia mematikan keran lalu berjalan keluar kamar mandi. Kila duduk di ujung kasur mengambil ponselnya yang menyala.

Kila mengernyit membaca pesan baru dari Bintang.

Bintang
di rumah?

Kila
iya di rumah
kenapa?

Bintang
kebetulan
gue lg di rumah juni
temenin gue beli martabak

Kila
IH
coba daritadi ngajaknya aku udah cuci muka

Bintang
ya gapapa
dah buru turun gue di depan

Kila melotot. Gadis mungil itu melesat menuju jendela. Matanya menemukan sosok Bintang berdiri di depan pagar, menunduk pada ponselnya.

Kila mencibir. Orang ini beneran serandom itu.



Bintang mengangkat kepalanya ketika mendengar pintu terbuka. Ia tak bisa menahan senyum lebarnya melihat Kila keluar memakai baju tidur berwarna pink serta wajahnya polos tanpa make up.

Sial kenapa ada orang seimut ini?

Kila mengernyit melihat Bintang terdiam. "Yaudah nggak jadi," kata Kila berbalik bersiap kembali masuk rumah.

"Eh!"

"Lagian malah diem aja," cibir Kila menghampiri Bintang.

"Jalan kaki aja ya?"

SomedayWhere stories live. Discover now