19. Bimbang

120 18 19
                                    

19. Bimbang


"Lain kali hati-hati," kata Miss Yuna sambil memperbaiki letak selimut Kila.

"Makasih, Miss," ucap Kila yang dibalas Miss Yuna dengan anggukan.

"Rumah kamu searah sama Kila?" tanya Miss Yuna menoleh pada Miki yang berdiri di samping meja penjaga.

"Searah, Miss," jawab Miki sopan.

Miss Yuna mengangguk. "Bagus kalo gitu. Pulangnya sekalian anterin Kila ya," kata Miss Yuna membuat Miki mengangguk.

"Miss ke kelas dulu," lanjut Miss Yuna menyunggingkan senyum pada Kila dan Miki, melangkah keluar meninggalkan UKS.

Kila menghela napas, memandangi kakinya yang tertutup selimut dengan pandangan kosong.

Kila kembali teringat saat Bintang menghalang jalan Miki. Kila jelas melihat kekecewaan di mata Bintang. Sangat jelas.

Kila menggigit bibir, menunduk memainkan jarinya. Kini jadi merasa takut dan merasa bersalah di saat yang bersamaan.

Bintang... kenapa dia kecewa?

Dan kenapa Kila merasa bersalah?

Bukankah mereka hanya sebatas teman biasa? Bintang hanya menganggap Kila sebagai adik bukan? Begitupula sebaliknya, Bintang adalah sosok kakak yang baik.

"Minum dulu," kata Miki menyadarkan lamunan Kila, mendekat membawa gelas berisi teh hangat.

"Gue nggak suka teh tawar," tolak Kila mengalihkan wajah.

Miki menipiskan bibir melihat itu. "Ini teh manis," katanya menyodorkan ke hadapan Kila.

Kila mengambilnya. Menyimpan di nakas samping tempat tidur. "Nanti gue minum."

Miki menghela napas. "Kila, gue perlu ngomong sama lo."

Kila mengalihkan wajah tanpa menyahut. Sebagian hatinya tak menginginkan penjelasan apapun dan sebagian lainnya ingin mendengar apa yang sebenarnya terjadi.

Kila seakan sudah pasrah dengan semuanya. Dengan keadaan seperti ini mungkin ia bisa kehilangan tiga orang terdekatnya sekaligus.

Miki.

Hichan.

Dan... Mahe.

Memikirkan Mahe membuat dada Kila semakin sesak. Dari sorot matanya tempo hari, Kila menyadari pemuda itu jauh lebih terluka.

Jika dipikiran lebih jauh, Kila dengan Miki dari awal memang tidak mempunyai hubungan. Hanya sebatas cinta bertepuk sebelah tangan. Berbeda dengan Mahe yang kini statusnya sudah menjadi pacar Hichan. Yang lebih parah lagi adalah Miki merupakan sepupu dekat Mahe.

Sejujurnya yang membuat Kila menghindar dari Mahe hanyalah satu : teringat Hichan.

"Gue suka sama lo."

Kila meremas selimut putih UKS, matanya berkaca-kaca mendengar ucapan Miki.

"Gue suka sama lo, Kila," ulang Miki masih memandangi Kila dengan tatapan sendu.

Bukannya debaran hangat yang gadis itu dapatkan, bukan perutnya yang mendadak geli seperti ada ribuan kupu kupu, melainkan dadanya yang terasa sesak.

Miki menarik napas berat. Mengalihkan wajah menatap pintu kamar mandi. "Apa kita nggak bisa berjuang bareng?" tanya Miki dengan suara bergetar.

Hening. Keduanya diam sibuk dengan pikiran masing-masing.

Hingga Kila menarik napas. Menguatkan diri menoleh menatap Bintang tepat.

SomedayWhere stories live. Discover now