16. Hanya Satu

151 20 15
                                    

Mahe
Ketemu di ruang osis aja ya

Hichan melangkah dengan riang. Suasana hatinya sangat baik hari ini. Siapa sangka akhirnya ia dan Mahe berpacaran?

Mahe selalu membuatnya merasa spesial. Sifatnya yang easy going dan menyenangkan membuat Hichan merasa nyaman dengannya.

Hichan berhenti di ambang pintu. Pandangannya bertemu dengan seseorang yang terkejut melihatnya.

Hichan membalikkan tubuh, bersiap melangkah. "Hichan," panggil seseorang dengan suara berat, membuat Hichan menghela napas.

"Miki..." Hichan berbalik menghadap Miki. "Gue hari ini nggak bisa."

"Lo janji hari ini," kata Miki singkat.

Hichan melipat tangan di depan dada, mengangkat dagu menatap Miki berani. "Lo aja batalin janji kemarin," balasnya ketus.

Miki menghela napas, memijat keningnya yang mendadak pening. "Ibu lo yang minta buat kita dateng bareng," kata Miki mencoba sabar.

Hichan mendengus, "Tinggal bilang sama ibu kalo gue nggak bisa dateng."

Miki memejamkan mata, menahan emosinya yang tersentil begitu saja. Namun ia teringat cewek di hadapannya bersifat keras kepala. "Hari ini aja ya, please?" katanya memohon. "Cuma hari ini gue nggak sibuk OSIS."

"Gue bisa dateng sendiri. Cuma fitting baju doang kan? Cincin udah pesen tinggal diambil," kata Hichan.

"Harus hari ini. Butiknya terakhir buka hari ini. Sabtu minggu tutup," kata Miki berucap tegas.

Hichan agak bergetar. Sebenarnya merasa takut memberontak seperti ini. Namun, Hichan tidak bisa terus begini. Hichan juga punya keinginan. Dan Hichan memang harus menolak.

Hichan memejamkan mata sesaat lalu berbalik. Meyakinkan diri sendiri untuk berani mengambil keputusan.

Hichan membeku dengan napas tertahan. Melebarkan mata menatap seorang pemuda yang terlihat bingung. Pemuda itu menatap Hichan dan Miki bergantian dengan kening berkerut.

"Cincin apa? Fitting baju apa?" tanya Mahe mendekat.

Hichan bergerak gelisah ketika Mahe makin mendekat hingga berdiri tepat dihadapannya.

"Ah, Mahe, maksud aku--"

"Buat acara tunangan."

Hichan memejamkan mata mendengar sahutan Miki.

"Maksud lo?"

"Bukannya lo udah denger dari tante, kalo gue mau tunangan?" tanya Miki tenang. "Ya ini, calon gue."

Tanpa sadar Mahe mengepalkan tangan di kedua sisi. Menahan diri tak maju menonjok Miki yang terlihat menyebalkan di matanya.

"Ibu lo bilang calonnya anak pejabat," kata Mahe masih berusaha terlihat tenang.

Miki mengangkat kedua alis, "Hichan kan anak pejabat," sahut pemuda tu tenang.

Mahe tersentak.

Melihat Mahe yang terkejut, Miki tersenyum miring. "Lo nggak tau?"

"Sejak kapan?" tanya Mahe dengan suara rendah, menoleh menatap Hichan yang terdiam.

"Kelas 10..."

"Dan kamu gak berniat ngomong ke aku?"

"Jangan salahin Hichan. Gue yang minta--"

Mahe menoleh, "Diem. Gue nggak lagi ngomong sama lo," potong Mahe dingin, ia beralih pada Hichan yang menunduk tak berani menatapnya.

SomedayWhere stories live. Discover now