POSSESIVE BROTHERS | Part 14

75.3K 5.4K 64
                                    

—————

Playlist : Sweet But Psycho - Ava Max

—————

     Flashback

Leo terbangun dalam keadaan kelas sudah kosong. Ia melirik ke arah bangku Steela, mencari pemiliknya.
Lelaki itu dikirimkan pesan oleh Farren bahwa ia tidak akan menjemput Steela karena ada tugas.

Leo pun bangkit dan berkeliling koridor, berharap menemukan sosok gadis yang dicarinya.

Saat melewati toilet perempuan, samar-samar ia mendengar suara jeritan. Keningnya otomatis berkerut, mata Leo membulat saat menyadari suara tersebut. Steela.

Entah firasat darimana, Leo langsung berlari menuju kelas dan membuka ranselnya. Disana terdapat jaket miliknya selalu ia bawa kemanapun.

Lelaki itu merasakan seseorang menepuk pundaknya, "Lo tau Steela kemana?" Terlihat Aksa menatapnya heran, bingung melihat kepanikannya.

Ia mengangguk, "Ikut gue." Leo berlari, dengan Aksa mengikut dibelakangnya, masih kebingungan.

Mereka berdua sampai di depan toilet, Leo memberi Aksa kode untuk menempelkan telinga di pintu tersebut dan ia menurutinya, matanya melebar saat menyadari bahwa suara yang ia dengar adalah milik adiknya.

Tak menghiraukan ucapan Leo yang menyuruhnya tenang, kakinya menendang pintu tersebut yang ternyata tidak dikunci.

Irisnya langsung disuguhi pemandangan yang membuat emosinya tidak karuan. Kemudian ia pindah pada seorang gadis dengan tangan terangkat. Aksa mendekatinya dengan amarah meletup, mempercayakan Leo untuk mengurus Steela.

"A-aksa.." Tubuhnya bergerak tanpa komando dan mencekik gadis itu. Gadis yang pernah mengisi hatinya dan menghancurkannya.

***

Farren, Arkan dan Aksa membuat panik seisi rumah saat ketiganya pulang dengan Steela di gendongan Aksa. Belum lagi dengan keadaannya yang tak sadarkan diri.

Sebelumnya, Farren heran saat mendapati pesan singkat dari Aksa yang menyuruhnya dan Arkan untuk ke UKS sekolah. Dan tanpa bertanya lebih lama, mereka menurut.

Keduanya tak bisa menahan rasa terkejut melihat sang adik tergeletak di salah satu brangkar. Mereka langsung menghampiri tubuh Steela yang dibaluti jaket. Arkan mengusap sebelah pipi Steela yang lebam, dengan tangan terkepal marah.

Lelaki itu menatap kembarannya, "Siapa yang lakuin ini?" Ceritapun mengalir keluar dari mulut Aksa membuat kedua lelaki terkejut.

Akhirnya Farren memutuskan agar mereka pulang agar Steela segera dirawat, serta membicarakan hal ini dengan kepala dingin.

Rupanya pemandangan Aksa yang menggendong Steela sudah membuat Anne dan Satrio—yang kebetulan sedang berada di rumah, ikut panik. Dan mendengar cerita Farren, keduanya terkejut bukan main, tidak menyangka bahwa sang putri akan mendapat perlakuan seperti itu.

Satrio segera menghubungi Savier agar lelaki itu pulang. Sedangkan Anne memilih mengganti baju anaknya.

Anne pergi ke kamar Steela yang diikuti oleh ketiga putranya. Ia ingin melarang namun menilai tatapan mereka, terbukti bahwa ketiganya sangat mengkhawatirkan Steela.

Farren, Arkan dan Aksa menunggu dengan cemas saat Anne membuka jaket milik Leo yang sedari tadi membaluti tubuh sang adik.

Rahang ketiga lelaki itu langsung mengeras melihat keadaan seragam Steela yang sudah robek di beberapa tempat, sedangkan Anne menutup mulut sambil menahan tangis.

Perasaan Aksa berkecamuk. Ini semua salahnya.

***

"Kenapa kalian tidak menjaganya?!" Savier menyentak marah membuat ketiga adiknya semakin menunduk.

Savier sedang menghadiri rapat penting saat dirinya dihubungi bahwa sesuatu terjadi pada Steela. Ia langsung membatalkan rapat dan bergegas menuju rumah sakit.

Pemandangan pertama ia lihat adalah dokter yang memeriksa Steela dengan keluarganya yang menunggu tidak tenang.

"Jawab aku! Kenapa Auri bisa seperti ini?!" Savier mengepalkan tangan sampai buku jarinya memutih.

Farren, Arkan dan Aksa tidak berani menjawab perkataan sang kakak, meski dalam hati mereka juga ikut terluka melihat keadaan Steela.

"Cukup, aku akan memindahkan sekolah Steela." putus Savier membuat ketiga adiknya melayangkan tatapan tak terima.

     Satrio memotong, "Jangan mengambil keputusan dengan tergesa-gesa, Savier."

     Pria itu beradu dengan tatapan marah putranya, "Tidak ada yang menginginkan hal ini terjadi, termasuk adik-adikmu. Percayalah mereka tidak akan membiarkan hal seperti ini terulang."

Savier terdiam seolah memikirkan perkataan sang ayah. Setelah cukup lama, kepalanya mengangguk.

"Baiklah, aku kembali mempercayakan Steela pada kalian. Dan ini terakhir kalinya." ucapnya membuat yang lain lega.

Sebuah suara membuat semua perhatian tertuju pada dokter wanita yang sedang merapikan stetoskopnya,

"Dia terkejut, istirahat sebentar akan membuatnya pulih." Satrio mengangguk berterima kasih dan mempersilahkan dokter tersebut keluar.

Satrio dan Anne pergi keluar untuk membeli makanan sambil memberi pesan untuk keempat putra mereka untuk menjaga si bungsu.

Savier, Farren, Arkan, dan Aksa mengambil posisi di samping brangkar sang adik. Mereka memperhatikan kedua mata terpejam itu dengan perasaan campur aduk.

Ini terakhir kalinya kau terluka, Princess.

***

"Hebat. Bukti ini cukup agar dia merasa terancam."

"Jadi, lo mau kerja sama dengan gue?"

"Tentu saja, gue akan lakuin buat foto itu."

"Gue masih gak nyangka bakal punya teman yang sama tujuan dengan gue."

"Ingat, kita bukan teman. Hanya rekan."

***
01-03-2020

Possesive Brothers✔️Where stories live. Discover now