POSSESIVE BROTHERS | Part 19

56.5K 4.2K 19
                                    

—————

Playlist : Lovely - Billie Eilish; Khalid

—————

Aksa berteriak murka, lelaki itu mengatur nafas dan dengan cepat memeluk adik bungsunya.

     "Ini semua salahku, maafkan kakak." Tubuh Aksa bergetar di pelukan Steela, Steela merasakan baju di bagian bahunya basah.

     "Apa maksudmu?" Savier sedikit aneh melihat reaksi yang ditunjukkan oleh adiknya.

     "Biar kuceritakan," Perhatian mereka tertuju pada Arkan yang menatap kosong ke depan, berusaha menggali memorinya kembali.

Flashback

     "Kalo lo lemparnya kayak gitu, bisa rusak bolanya." ucap Arkan melihat Aksa mendribble bola basket dengan kasar.

Aksa tidak mendengarkannya, ia terus berlari ke arah tiang basket.

     "Argh!" Bola itu dilemparnya hingga menghantam papan ring basket, dan memantul menabrak pagar belakang rumah.

Arkan mengernyit melihat muka kusut Aksa. Ditambah, sudah dari 2 jam yang lalu kembarannya itu bermain basket dengan emosi meledak-ledak.

     "Ada masalah?" Arkan bertanya saat Aksa mulai melangkah ke ujung lapangan, lelaki itu mengulurkan tangannya.

Arkan langsung melemparkan botol mineral dingin yang tadi ia ambil dari dalam rumah.

Dengan cepat, Aksa membuka botol tersebut dan meminum setengah dari isinya. Sisanya, ia tumpahkan dikepalanya sambil mengacak rambutnya.

     "Gue tanya, lo kenapa?" Aksa tidak menjawab, ia duduk kelelahan disebelah Arkan, mengambil handuk kecil dan mengelap keringatnya.

     "Lo kayak orang patah hati aja." Gumam Arkan pelan.

     "Memang." Arkan menoleh cepat ke arah Aksa yang sedang memandang langit.

     "Risa?" kembarannya mengangguk pelan.

     "Apa yang terjadi?"

     "Dia selingkuh dari gue." Arkan menatap kembarannya prihatin, ia bisa melihat dengan jelas kesakitan dalam mata Aksa.

     "Menyatakan cinta pada seorang lelaki di belakang- AH!!" Alisnya menekuk tajam, ia meremas botol kosong di tangannya.

     "Gue nyesal jatuhin hati gue ke cewek itu." Arkan mendekat dan menepuk pundak Aksa pelan.

Arkan sedikit mengerti apa yang dirasakan Aksa. Mereka kembar, apapun yang dialami oleh Aksa otomatis ikut dirasakannya.

     "Cewek bodoh, gue percaya dia bakal nyesal udah ninggalin lo."

Semua memorinya bersama Risa seolah berputar kembali. Dan tanpa sadar, matanya berkaca.

Aksa berkedip cepat dan itu tidak luput dari penglihatan Arkan, baru kali ini kembarannya itu menyukai seseorang. Dan mirisnya, pertama kali juga merasakan patah hati.

Mereka berdua kembali terdiam menikmati angin sepoi sore hari.

     Arkan akhirnya berdiri, menarik perhatian Aksa, "Lo bau." Aksa melemparinya botol rusak yang sedari tadi ia genggam.

     "Sialan lo!" Mereka berdua tertawa bersama, tapi tetap saja, hati Aksa masih terasa perih.

***

     "Gue denger dari Sion lo bertengkar sama Risa?" Aksa tetap fokus menggerakkan stik ps-nya.

     "Kok bisa?" Aksa mematikan tv, ia berpindah duduk bersandar di kepala kasurnya dan menghela nafas berat.

     "Dia minta balikan sama gue,"

     "Terus, lo terima?"

     "Ya gak lah!" Jawabnya tegas,

     "Kenapa? Karena lo masih sakit hati sama perbuatannya?"

     "Itu salah satunya. Tapi, gue emang udah gak ada perasaan lagi sama dia." Aksa memandang Arkan sebentar sebelum kembali bermain ponsel.

     "Nah, itu baru kembaran gue." Arkan memukul keras pundak Aksa membuat sang empu meringis kecil.

***

     "Lah, napa lagi lo?" Arkan menghampiri Aksa yang mukanya terlihat merah menahan amarah.

Mereka berdua sedang berada di balkon kamar, Arkan melangkah dan ikut berdiri disamping kembarannya.

     "Cewek sialan itu ganggu gue terus." Aksa mencak kesal membuat Arkan menaikkan sebelah alisnya.

     "Dia bikin apa lagi?"

     "Dia bilang kalo gue gak kembali sama dia, dia bakal ngehancurin orang yang paling gue sayang."

     "Buset, sok amat." Komentar Arkan, tidak menyangka bahwa Risa akan bertindak seperti itu. Aksa hanya mendengus.

     "Emangnya, siapa orang yang paling lo sayang?" Arkan menatapnya jahil.

     "Y-ya, keluarga gue lah!" Aksa memerah, tapi kini bukan karena amarah.

     "Aww! gue juga sayang lo, brother." Arkan mencolek pipinya pelan dan terkikik geli. Aksa menepisnya jijik.

***

     "Perasaan gue gak enak.." Arkan menoleh, disana terlihat Aksa yang terlentang sambil menatap atap kamar.

     "Maksud lo?" Aksa menggeleng pelan.

     "Auri sudah kembali. Kenapa lo malah gak senang gini?" Arkan mengernyitkan keningnya. Tapi tak bisa dipungkiri, di sudut hatinya ia juga merasa resah.

     "Justru itu yang buat gue gelisah, gue takut sesuatu terjadi dengannya." Aksa memejamkan mata, membayangkan kemungkinan terburuk.

     "Lo masih kepikir sama perkataan Risa?" Arkan memastikan, anggukan Aksa membuatnya menghela pelan.

     "Gak usah takut, kita kan bakal lindungi dia."

***
15-03-2020

Possesive Brothers✔️Where stories live. Discover now