POSSESIVE BROTHERS | Part 15

80.7K 5.1K 212
                                    

—————

Playlist : We Don't Talk Anymore - Charlie Puth

—————

Sudah 2 hari Steela tidak masuk sekolah dan hal tersebut membuat Leo gelisah.

Ia selalu ingin menghubungi Farren dan menanyakan kabar gadis itu.

Tapi, siapa dia?

Meski baru dekat, Leo sudah mulai terbiasa dengan adanya Steela di sebelahnya sepanjang waktu. Dan ketidakhadirannya beberapa hari ini membuat ia tidak tenang.

Mengenai Risa dan kawan-kawannya, mereka sempat jadi topik di seantero sekolah akibat di drop out.

Leo kembali menghela nafas gusar, mengalihkan pandangannya pada guru yang menjelaskan di depan, berusaha memperhatikan setiap detiknya.

***

     "Lo udah bicara sama kak Savier?" seseorang bicara dari seberang telfon.

     "Ya, tapi adik lo tetap gak bisa ngelanjutin pendidikannya di Indonesia, keputusan Savier udah final."

     Terdengar helaan nafas diseberang sana. "Gue ngerti, makasi buat bantuannya." Panggilannya dengan Aiden pun terputus.

Farren sibuk membuat panggilan dengan sahabatnya. Kemarin, Aiden meminta bantuan agar Savier tak membatalkan kerjasama perusahaan Bagaskara dengan perusahaan Elano—perusahan keluarga Aiden.

Farren yang sudah mengerti tabiat kakaknya itupun mencoba membujuk sang kakak.

Awalnya, Savier menolak dan menyalahkan orang tua Risa yang tidak bisa mendidik anaknya dengan baik.

Tapi dengan bantuan Satrio, Savier dengan berat hati setuju, tapi tentu saja ia tidak akan melepaskan Risa dengan mudah.

Ia tetap memutuskan pendidikan gadis itu di Indonesia, hal yang sama juga berlaku pada teman-temannya. Farren rasa itu sudah cukup daripada tidak sama sekali.

Farren kembali masuk ke kamar VVIP, melihat Savier yang sedang fokus pada laptopnya, Arkan yang sibuk bermain ponsel dan Aksa yang bercerita dengan Steela, membuatnya bergabung.

     "Bagaimana perasaanmu?" Farren mengusap kepala adik perempuannya dengan lembut, membuat Steela tertawa riang.

     "Aku sudah baik-baik saja, Kak. Kapan aku bisa pulang?" Steela memajukan bibirnya membuat Aksa mencubitnya gemas.

     "Tanya kakakmu yang itu, Auri." Farren melirik Savier yang terlihat berpikir keras.

Lelaki itu sibuk mengerjakan proyek mega besar yang katanya sedang ia tangani. Memang semenjak Steela sakit, Savier lebih sering mengerjakan urusan kantornya di rumah sakit.

Padahal Steela sudah merasa sehat, tapi Savier sangat protektif dan berkata bahwa ia harus diopname sampai benar-benar dinyatakan sembuh.

     "Dimana ya ponselku?" Steela menggumam sambil bergerak di atas brangkarnya.

     Aksa menunjuk Arkan menggunakan dagunya, "Seingatku, dia menyimpannya."

Merasa diperhatikan, Arkan melepas headsetnya dan menatap kembarannya itu dengan sebelah alis terangkat.

Possesive Brothers✔️Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum