POSSESIVE BROTHERS | Part 16

70.3K 4.7K 92
                                    

—————

Playlist : Lugu - Celine Nadya

—————

"Selamat pagi." Steela melangkah ke meja makan, masih menggunakan piyama bermotif beruang.

"Pagi, princess!" Sahut kakak-kakaknya.

"Selamat pagi, sayang. Tidurmu nyeyak?" Anne tersenyum menyapa anak bungsunya.

"Iya, Mommy!" jawab Steela ceria. Ayahnya sudah pergi sedari tadi. Menghadiri rapat penting, ditemani Savier.

Setelah sarapan, Farren, Arkan dan Aksa berangkat sekolah setelah mencium tangan Anne dan pipi Steela.

Karena Steela tidak sekolah, mereka memilih pergi menggunakan kendaraan masing-masing.

Steela mengelap mulutnya dari sisa sarapan dan menghampiri Anne yang sedang berkutat di dapur.

"Apa yang Mommy lakukan?"

"Mom sedang membuat kue, sayang." Anne meraih tepung dari lemari.

"Boleh kubantu?" Anne mengangguk membuat Steela memekik senang, akhirnya ia punya kegiatan.

Anne dibuat tertawa dengan tingkah Steela yanga agak ceroboh hingga beberapa tepung hinggap di wajah cantiknya.

"Woah!" Steela terpukau melihat kue hasil buatannya bersama sang ibu. Steela menghias kue tersebut dengan krim dan beberapa marshmallow yang membentuk wajah hewan lucu.

"Steela suka memasak?" Anne bertanya saat mereka berdua selesai menaruh kue di kulkas.

"Dulu, aku sering memasakkan ibu makanan. Cukup ahli." Steela berkata bangga membuat Anne tertawa kecil.

"Benarkah? Kalau begitu bagaimana kalau nanti malam anak gadis Mommy yang akan memasak?" Tantang Anne, Steela langsung mengangguk cepat.

"Asikk!"

***

Steela kini sedang berbaring menatap atap kamarnya, habis guling-guling hingga akhirnya ia lelah sendiri.

Anne sedang pergi dengan teman-temannya, meninggalkannya sendiri.

Tiba-tiba ia mendapatkan ide menyenangkan, gadis itu meraih ponselnya yang sudah diisi daya dan membuka kontak.

Ia menggulir layar sampai menemukan kontak kakak ketiganya, Farren. Ia menekan opsi panggil.

Tak sampai beberapa detik, paggilannya dijawab, "Auri!"

"Aku ganggu?" Gadis itu bertanya takut.

"Nggak lah, tumben banget nelfon kakak."

"Steela?" Aiden yang ikut mendengar jadi tertarik.

"Besarin, Ren!" Farren memencet tombol speaker.

"Hai, Steela!" Aiden menyapa gadis itu yang dibalas oleh sang empu.

"Kenapa menelfon, Princess?" Farren bertanya sambil memakan bakso yang ia beli dari kantin sekolah.

"Aku bosan, kak." Ujarnya dengan nada memelas. Farren tersenyum membayangkan wajah adiknya sekarang.

"Oh iya, aku tadi bikin kue dengan Mommy!" Sepertinya suasana hati gadis itu sudah berubah, ia kini bercerita dengan antusias.

"Benarkah?"

"Iyap! Aku ingin kakak mencobanya!" Farren tertawa pelan, Aiden memakan nasi goreng sambil ikut menyimak.

"Kakak tidak sabar, sayang."

Bel tanda masuk berbunyi membuat percakapan mereka terpaksa berakhir, Steela mengucapkan salam perpisahan pada Farren dan Aiden sebelum menutup panggilan.

     "Kayaknya lo sayang banget sama Steela." Aiden melirik sahabatnya itu dari samping.

     "Tentu saja, dia salah satu sosok terpenting dalam hidup gue. Gue bakal lakuin apapun buat dia." Farren berkata mantap.

***

Steela sedang mengutak-atik ponselnya sampai sebuah pesan dari nomor tidak dikenal masuk.

081-xxx-xxx
Permainan baru saja dimulai,

Neraka ciptaanku akan segera menghampirimu.

Steela mengernyit, ia menutup pesan tersebut dengan acuh mengira itu hanya nomor yang iseng.

Tiba-tiba ada pesan lain yang juga masuk, tapi kali ini berbeda nomor.

085-xxx-xxx
Steela?

Jemari Steela mengetik untuk membalas pesan tersebut.

siapa ini?

ini gue, Leo.

Steela terkejut, ia dengan semangat menarikan jemarinya di atas benda pipih itu.

Leo?
bukannya sekarang masih
belajar?

masih, lo kayak gak tau gue aja.

Steela tertawa mengingat tingkah teman sebangkunya itu.

kapan masuk sekolah?

kayaknya sih besok

sorry, gue gak sempat jenguk lo
di rumah sakit waktu itu.

iyaa gapapa

lo udah sehat?

banget malah! kakak bilang masih butuh istirahat, aku bosan :(

Leo tertawa kecil, ia mengetikkan balasan dengan ponsel yang disembunyikannya di bawah mejanya.

tandanya dia peduli sama lo

iya sih.. tapi-

Mereka terus berkirim pesan hingga Leo meminta Steela menyimpan nomornya.

***

"Gimana reaksinya?" tanyanya melihat ekspresi wanita yang menatap layar ponselnya dengan kesal.

"Lihat sendiri." Wanita itu memutar mata, Brandon mengambil ponsel tersebut dan melihat bahwa pesannya hanya di baca.

"Lo harus secepatnya jalanin rencana kedua buat narik perhatiannya." ucapnya membuat sang wanita tersenyum licik.

"Tenang aja, gue udah siapin semuanya."

"Pastikan semuanya berjalan lancar, atau gue sendiri yang bakal turun tangan."

***
08-03-2020

Possesive Brothers✔️Where stories live. Discover now