POSSESIVE BROTHERS | Part 24

51.2K 3.8K 208
                                    

—————

Playlist : Someone You Loved - Lewis Capardi

—————

     "Selamat pagi!" Steela menyapa semangat dan turun menggunakan piyamanya.

Hari ini hari libur. Di meja makan sudah ada Savier, Farren dan kedua orang tuanya.

     "Kak Arkan dan kak Aksa mana?" Tanyanya bingung.

     "Pagi juga sayang, Kedua kakakmu itu sangat susah dibangunkan." Anne menyendokkan sarapan ke dalam mulutnya.

Steela mengangguk dan duduk di sebelah Savier sambil ikut memakan sarapan.

     "Aku akan pergi ke kantor." Satrio berdiri diikuti Savier.

     "Di hari libur ini?" Satrio mendekat dan mencium lembut kening istrinya yang sedang cemberut.

     "Iya, sayangku. Aku akan pulang secepatnya, oke?" Anne hanya menghela pasrah dan mengangguk tidak rela.

     "Kami berangkat." Pamit kedua lelaki tersebut sebelum hilang di balik pintu.

     "Steela selesai, Mom." Gadis itu merapikan peralatan makannya dan kembali naik ke atas.

Saat melewati kamar kakak keduanya ia mendengar seseorang memanggil namanya.

     "Steela." sang empu berbalik dan menemukan Farren.

     "Ya, kak?"

     Farren melambaikan tangan, "Coba kesini."

Steela kebingungan tapi tak urung tetap mengikut. Ini pertama kalinya ia masuk kesana, kamar yang didominasi warna abu-abu.

Kakaknya lalu menariknya duduk di kasur dan mengambil sesuatu dari belakang mejanya.

Ia meniup dan menepuknya pelan—membersihkan debu yang menempel di benda tersebut.

Sebuah gitar.

Steela memandang gitar tersebut dengan terpesona,

     "Kau ingat ini?" Farren tertawa sebelum mengambil kursi hingga berhadapan dengan Steela.

Jari-jarinya memposisikan diri di benda itu dan mulai bergerak diatasnya, menciptakan sebuah nada.

     "Kau tahu, kita dulu sering sekali memainkan benda ini bersama." Farren berujar sambil terus menatap ke arah Steela.

     "Benarkah?"

Farren tersenyum dan mengangguk.

     "Kau masih 4 tahun dan kakak 6 tahun," Perhatian lelaki itu kembali pada gitarnya. "Kita selalu menghabiskan waktu bersama gitar ini, kau bernyanyi dan kakak yang memainkan musik." Farren terkekeh kecil kembali membiarkan tangannya bergerak bebas.

     "Kau ingat ini?"

Steela memejamkan matanya dan menikmati bagaimana melodi itu memenuhi indra pendengarannya.

     "Kita membuatnya bersama, Auri."

Saat mendengar permainan sang kakak, sebuah kilasan buram masuk ke kepalanya, bagaikan film yang diputar ulang.

     "Kakak akan membantumu mengingatnya." Dan dengan itu, Farren mulai bernyanyi.

Melantunkan lirik indah yang entah kenapa membuat hati Steela terketuk. Suaranya yang merdu juga membuat Steela tersenyum lebar, kepalanya bergerak menikmati.

Tanpa sadar, bibirnya terbuka dan turut bernyanyi seakan sudah mengenali.

Farren menatap terkejut ke arah adiknya yang ikut bernyanyi bersamanya hingga lagu selesai, matanya berkaca-kaca mengingat kembali kenangan bersama Steela.

     "Aku ingat kak." Steela tersenyum manis sambil menatap kakaknya.

     Farren langsung memeluk adiknya itu dengan erat. "Kakak sangat sangat merindukanmu." Steela juga berkaca-kaca, ia menaikkan tangannya untuk mengusap punggung sang kakak.

Steela terharu, tidak menyangka bahwa ada keluarga yang menantinya sejak lama.

Saat pertama kali Satrio dan Anne membawanya rumah ini, dia tidak mengingat apa-apa. Keluarganya, masa kecilnya, hobi dulunya, atau apapun itu.

Dia tak tau siapa dirinya..

Namun dia mencoba melanjutkan saja hidupnya, berbekal keyakinan bahwa ia dikelilingi oleh orang yang menyayanginya.

Ini pertama kalinya kilasan masa lalu menghampirinya, membantu memutar hal penting yang telah dilupakannya.

Mereka berdua menghabiskan waktu cukup lama bercerita, Farren selalu menyelipkan kisah masa kecil mereka membuat Steela tersenyum mengingatnya.

Namun, masih ada satu hal yang masih terus mengganjalnya.

     "Kak."

     Farren masih mengusap rambut Steela, "Ya?"

     "Bagaimana bisa aku tiba-tiba menghilang?" Steela bertanya pelan, takut menyinggung topik sensitif.

     Lelaki itu berpikir sebentar, "Kalau itu kakak juga kurang tahu. Ingat? Kakak masih berumur 7 tahun saat hal itu terjadi," Steela mengangguk mengerti.

     "Tapi, seingat kakak ada salah satu orang suruhan rekan kerja Daddy yang membawamu lari."

Mendengar itu kening Steela berkerut. Siapa orang yang telah menculiknya?

     "Kakak tahu namanya?" Sekarang Steela sudah sangat penasaran.

Farren terdiam sejenak sambil berusaha memutar otaknya, kejadian ini sudah lama sekali.

     "Ya, kakak tahu." Farren tanpa sadar mengepalkan tangannya saat mengingat nama tersebut.

     "Brandon."

***

25-03-2020

Possesive Brothers✔️Where stories live. Discover now