5 : Dosen Galak

132 21 0
                                    


Seorang perempuan lari terbirit-birit di lorong kampus seperti dikejar oleh hantu saja. Larinya sudah seperti si biru Sonic di film animasi anak-anak. Waktu menunjukan pukul sebelas siang. Ia sangat-sangat terlambat sekali.

Sudah tahu dosen barunya sangat disiplin dan tepat waktu sekali, tapi Ia malah bisa-bisanya terlambat dari waktu yang sudah ditentukan.

Akhirnya setelah perjuangannya Ia berlari dari gerbang kampus, berlari di lorong kampus, berlari menaiki tangga tiga lantai (terpaksa karena menunggu lift sangat lama dan sering sekali penuh) Ia sampai juga di perpustakaan kampus. Dengan cepat Ia langsung masuk ke dalam perpustakaan mencari si dosen baru.

"Syafira!"

Ketika namanya dipanggil oleh seorang laki-laki Syafira menoleh dan mendapati si dosen baru berdiri dibelakangnya dengan tangan yang dilipat di atas dada. Wajahnya yang terlihat dingin, cuek, tegas, ditambah dengan kacamata yang bertengger di hidung mancungnya (sudah seperti perosotan saja) menatap tajam ke arah Syafira membuatnya ketakutan dan membuat Syafira menundukan kepala.

"Saya tidak suka mahasiswa yang tidak disiplin dan tidak tepat waktu.", ucap Pak Januar kelewat dingin.

Tiba-tiba saja Pak Januar menyimpan beberapa lembar kertas di meja sebelah kanan Syafira berdiri. "Itu tugas penggantinya. Harus selesai dalam seminggu ini. Jangan terlambat lagi.", ucap Pak Januar lalu ia pergi meninggalkan Syafira yang masih berdiri mematung di perpustakaan.

Ketika dikira dosen baru itu sudah benar-benar pergi meninggalkan perpustakaan, Syafira mendengus kesal. Rasanya ingin berteriak sekencang-kencangnya meluapkan kekesalan yang Ia rasakan. Namun Ia masih tahu diri sekarang sedang berada di perpustakan.

"Huft! Sabar Syafira sabar. Lu harus sabar...", ucap Syafira menguatkan diri sendiri.

Dengan amarah yang ditahan, Syafira pun mengambil kertas yang tadi Pak Januar simpan di atas meja. Dan duarr!!! Amarah yang tadinya ditahan ternyata keluar juga.

"GILAAA!!!! TUGASNYA KOK BANYAK SIH!!!"

Seketika Syafira langsung dimarahi oleh petugas perpustakaan yang galaknya minta ampun dan diusir dari dalam perpustakan.

°°°

"Lah tumben lu telat Ja!"

Seorang laki-laki menyapa Januar yang baru saja tiba di rumah sakit. Sontak suara si teman membuat Januar terkejut karena Dia tiba-tiba saja menyapa Januar yang sedang berjalan yang sedang fokus memikirkan sesuatu. (Sesuatu apa? Syafira kah? Ahh entahlah).

"Nyapanya biasa aja kali, jangan ngagetin orang.", jawab Januar seadanya.

"Ya maaf elah, ehh wajahnya ditekuk gitu, ngapa lu?", tanya kembali teman laki-laki Januar sambil merangkul lehernya.

"Biasa.", jawab Januar.

"Mahasiswa lu lagi Ja? Benerkan gue?", tebak si teman.

Januar hanya diam saja sambil tersenyum tak menanggapi pertanyaan yang dilontarkan si teman.

"Dih kok senyum-senyum, suka lu sama mahasiswanya?", tanya si teman menggoda Januar yang sekarang sedang setengah kesal setengah senang (senang karena bertemu Syafira dipadatnya jadwal pemeriksaan hari ini).

"Apaan sih lu Lik, tuh bini lu nyamperin.", jawab Januar mengalihkan pembicaraan.

"Yang, udah dong jangan digangguin Januarnya baru juga dateng kasian.", ucap seorang perempuan yang baru saja tiba.

temps est révoluWhere stories live. Discover now