9 : Jangan bikin khawatir

136 24 3
                                    

Pukul tujuh malam Adam keluar rumah untuk mencari Fira. Jaket dan helm Ia pakai, tak lupa helm berwarna kuning pun Ia bawa. Sebelum keluar rumah Adam berpamitan kepada Mama dan Ayah bahwa Ia akan mencari Fira yang sampai sekarang belum pulang.

Adam menaiki si Bonar, Ia menyalakan motornya lalu menjalankan motornya dengan kecepatan sedang melintasi jalanan Jakarta dengan harapan bisa segera menemukan Syafira. Sebelum pergi mencari Syafira, Adam sudah berkali-kali menelepon Syafira namun sayang seribu sayang hp Syafira tidak aktif.

Mata Adam menangkap seorang perempuan tengah duduk di tenda pedagang kaki lima lebih tepatnya tukang nasi goreng langganan Adam. Perempuan itu menangkup pipinya sambil mencebik. Entah apa yang mengganggu pikirannya, mungkin stres karena mendapat tugas yang banyak dari si dosen baru?, pikir Adam.

Adam pun menepikan motornya, memarkirkan motornya dekat tenda nasi goreng langganan Adam, bahkan Ia sudah kenal dengan Abang tukang nasi gorengnya.

"Bang Maul! Nasgornya dua ya!", ucap Adam.

"Siap Dam!", sahut Bang Maul.

Adam duduk di sebelah Syafira yang kini posisi duduk Syafira membelakangi Adam. Syafira belum tahu jika Adam sekarang duduk di sampingnya. Tak lama, nasi goreng pesanan Adam pun datang.

"Makasih bang!"

"Sama-sama Dam!"

Adam menerima dua piring nasi goreng. Ia tidak mungkin memakan semuanya, tentu saja yang satunya untuk bayi beruangnya. Adam menggeser piring nasi goreng tepat di depan Syafira.

"Loh! Bang Maul kan tadi Fira udah bilang gak pesen nasi gor-"

"Iya. Gue yang pesenenin.", ucap Adam sambil tersenyum ke arah Syafira.

Uhh orang yang lagi dihindarin malah nunjukin batang hidungnya.

"Loh! Adam! Ngapain!", kaget Syafira.

"Biasa aja mbaknya. Udah makan dulu nanti gue jawab pertanyaanya.", jawab Adam sambil menyodorkan piring milik Syafira. Mau tak mau Syafirapun memakan nasi goreng yang dipesan oleh Adam.

°°°

Kini keduanya sudah duduk di atas si Bonar, berjalan menyusuri jalanan Jakarta yang tak pernah sepi walaupun sudah malam. Syafira masih bingung dengan kemunculan seorang Adam Malik Akbar di tendanya Bang Maul. Sebenernya tadi Fira bingung mau kemana, dia masih pengen lama-lama di luar rumah soalnya takut ketemu Adam kalau pulang ke rumah karena dari tadi pagi Adam telepon terus Fira. Fira masih belum siap melihat kakak dan sahabatnya ini akan menempel seperti magnet.

"Dam! Jadi gimana jawabannya?", tanya Syafira.

"Sebelumnya gue mau tanya dulu. Kenapa malem gini lu belum pulang ke rumah hmm? Bukan lu banget.", ucap Adam.

Setelah mendengar pertanyaan yang Adam lontarkan, Syafira terdiam sejenak. Menghela nafas untuk bisa berfikir jernih, untuk bisa menemukan jawaban yang tepat untuk menjawab pertanyaan Adam.

"Apa karena tugas dari dosen baru itu?", tanya kembali Adam.

Nah! Itu dia! Tugas dosen baru bisa jadi alasan.

"Huum. Gue stress mikirin tugas dosen baru yang bejibun itu.", jawab Syafira semeyakinkan mungkin.

"Yaudahlah, jangan terlalu dipikirin. Kalo dipikirin terus jadinya stress jadinya sakit. Mending pikirin hal-hal yang bikin lu bahagia, semisal kaya gue gitu!", ucap Adam. Yaampun tingkat kepedeannya muncul lagi.

temps est révoluWhere stories live. Discover now