15 : Melamar Raisya pt.2

137 20 0
                                    

Mobil Malik dan mobil Januar kini sudah terparkir di pekarangan rumah seseorang. Januar masih bertanya-tanya perihal ajakan makan siang dari Prof. Arsyad. Januar kira Prof. Arsyad akan mengajak makan siang di rumahnya atau tidak di sebuah restoran mungkin, tetapi tebakan Januar meleset. Januar bertanya pada Malik pun tak dapat jawaban.

Malik dan Wendy turun terlebih dahulu dari mobilnya disusul oleh Januar. Setelah selesai mengunci mobilnya Malik dan Wendy pun melangkah masuk menuju rumah. Januar hanya mengikuti Malik dan Wendy saja karena Ia tidak tahu apa-apa soal makan siang ini.

"Assalamualaikum..."

"Waalaikumsalam. Ehh Kak Wendy sama Kak Malik udah dateng ya. Ayo masuk Kak!", seorang perempuan datang menyambut kedatangan Wendy, Malik dan juga Januar.

"Bundaa ini Kak Wendy sama Kak Malik udah dateng...", ucap perempuan itu.

Tiba-tiba seorang wanita paruh baya datang berjalan menghampiri. "Ehh ayo masuk Wen, Lik."

"Iya Bun.", balas Wendy sambil melempar senyum.

Wendy dan Malik pun berjalan masuk, diikuti oleh Januar. Mereka bertiga pun duduk di ruang tamu.

"Ehh ada tamu ya?", tanya wanita paruh baya yang dipanggil Bunda itu, sambil menatap Januar yang sedari tadi terdiam.

Wendy yang baru saja tersadar belum memperkenalkan Januar pun segera memperkenalkannya pada Bunda.

"Yaampun Wendy hampir lupa kenalin temen Wendy Bun. Kenalin ini Januar temennya Wendy sama Malik.", ucap Wendy memperkenalkan Januar pada Bunda.

Januar pun melempar senyum kepada wanita yang sudah berumur yang dipanggil Bunda oleh temannya itu. Lalu Ia mengulurkan tangannya kepada Bunda.

"Januar Bun.", ucap Januar memperkenalkan diri.

Bunda balas tersenyum kepada Januar lalu meraih uluran tangan Januar.

"Nama tante Aisyah, panggilnya Bunda aja ya.", balas Bunda melempar senyum. Januar pun mengangguk menyetujui permintaan Bunda Aisyah.

"Yaudah kalau begitu kalian duduk dulu disini ya. Makan siangnya dimulai setelah selesai lamaran. Gak apa-apa kan?", ucap Bunda.

"Cieeee yang mau dilamar!", ucap Wendy menggoda.

"Aduh Kak Wendy jangan gitu dong, aku jadi gugup kan.."

"Tenang aja Raisya. Dulu juga Kak Wendy kaya kamu pas dilamar sama Kak Malik.", balas Wendy.

Perempuan yang dipanggil Raisya itu pun tersenyum. "Hmm... iya deh Kak. Nanti tolong tenangin aku ya kalo aku gugup."

"Siap Sya. Yaudah mending kamu siap-siap dulu aja gih. Dandan yang cantik!", balas Wendy.

Bunda melihat keakraban Wendy dan Raisya tersenyum senang. Seketika hatinya menghangat. Walaupun Wendy Kakak sambungnya Raisya, tetapi mereka terlihat seperti Kakak dan Adik kandung. Sangat akrab.

"Yaudah Bunda sama Raisya tinggal dulu ya. Kalian boleh makan dulu camilan atau minum-minum sambil nunggu makan siang.", ucap Bunda.

"Siap Bun! Bunda tenang aja!", kini giliran Malik membalas ucapan Bunda Aisyah.

Bunda dan Raisya pun pergi dari ruang tamu menyisakan Wendy, Malik dan Januar disana.

"Jadi ini acara lamaran? Kok gue kagak tau sih Lik. Kirain makan siang biasa tau gitu gua kagak ikut.", bisik Januar pada Malik.

temps est révoluWhere stories live. Discover now