11 : Melamar Raisya pt.1

161 28 0
                                    


Suara motor khas milik Adam terdengar ke pekarangan rumah Bunda. Bunda dan Raisya yang masih khawatir dengan Syafira yang sampai malam ini belum pulang juga terperanjat buru-buru berdiri dan pergi keluar dengan harapan Adam membawa pulang Fira. Raisya meraih knop pintu depan kemudian mendorongnya pelan. Raisya dan Bunda pun segera berjalan ke teras rumah.

Bunda dan Raisya membulatkan matanya kaget sekaligus senang juga melihat siapa yang kini sedang dipekarangan rumah. Raisya dan Bunda pun berjalan mendekat dan segera memeluk tubuh putri bungsunya itu.

"Alhamdulillah kamu gak apa-apa kan?", Bunda memeluk tubuh Syafira dengan erat sembari mengelus kepala nya sayang.

"Fira gak apa-apa kok Bun, Fira minta maaf gak angkat telepon Bunda sama Kak Raisya.", ucap Fira menyesali perbuatannya.

"Iya kali ini Bunda maafin, tapi lain kali jangan kaya gini lagi. Kamu itu perempuan Fira, nanti kalo kenapa-kenapa gimana? Bunda gak mau hal-hal aneh terjadi sama kamu."

"Iyaa bunda ku sayanggg... Fira janji deh gak bakal ngulangin lagi.."

"Yaudah ayok kita masuk dulu. Adam ayok, sekalian kita makan malam dulu.", ajak Bunda kepada Adam yang dari tadi hanya duduk di kursi jok motornya.

"Adam udah makan kok Bun."

"Huum Bun, Adam udah makan tadi bareng Fira. Fira juga tadi tuh di traktrir sama Adam nasi gorengnya Bang siapa sih? Fira lupa lagi."

"Bang Maul Fir.", ucap Adam.

"Nah iya bang maul."

"Aduh yaudah iya gapapa yuk masuk dulu aja kalo gitu Bunda bikinin minum. Raisya ajak Adamnya ke dalem ya Bunda sama Fira masuk duluan, Bunda harus ceramahin Fira dulu dikamarnya..", ucap Bunda sedikit berbisik pada telinga Raisya sementara Raisya hanya terkekeh pelan.

"Yaudah Dam ayok masuk dulu aku bikinin minum.", ajak Raisya pada Adam. Adam pun menganggukan kepala dan mengikuti Raisya masuk ke dalam rumah.

Bunda dan Fira pergi ke kamar atas, sedangkan Raisya pergi ke dapur membuat minum untuk Adam, sementara Adam duduk di ruang tamu menunggu Raisya yang sedang membuatkan minum.

"Dam, diminum dulu.", ucap Raisya memberikan secangkir teh hangat untuk Adam.

"Makasih Sya..", ucap Adam.

"Iya sama-sama.", Raisya mengangguk sambil tersenyum. Ia pun duduk di depan Adam.

"Sya, gimana kerjanya?", tanya Adam setelah Ia menyeruput teh buatan Raisya.

"Hmm... Gitu-gitu aja sih, tapi akhir-akhir ini kerjaannya lagi numpuk.", jawab Raisya sambil memeluk bantal sofa.

"Hmm... Gitu ya. Semangat kerjanya, yang penting harus tetep jaga kesehatan, jangan sampe karena fokus ngerjain kerjaan lupa sholat sama makannya.", ucap Adam sambil terkekeh pelan.

"Hihihi... Aku juga sering bawa makanan dari rumah kok. Bunda yang suka bawel kalo aku gak bawa bekal makanannya.", jawab Raisya.

"Nah itu tandanya Bunda tuh sayang sama anaknya Sya."

"Iyaa Adam. Ohh iya gimana kuliah kamu? Lagi skripsian kan sekarang?", kini giliran Raisya yang bertanya kepada Adam.

"Iya Sya lagi skripsian pusing banget.", jawab Adam.

"Iya keliatan banget, tuh mata kamu, rambut kamu juga udah panjang gitu kasihan gak diurusin.", ucap Raisya sambil tertawa pelan melihat mata Adam sudah seperti mata panda, rambut nya yang mulai memanjang karena Adam hanya terfokus pada skripsinya.

"Jahat nih, ngetawain!"

"Yaampun maaf-maaf abisnya lucu sih, kamu kan gak pernah kaya gini sebelumnya, biasanya rapih gitu.", jawab Raisya.

temps est révoluTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang