12 : Mengaku saja atau tidak?

135 24 2
                                    


"Papa mau kopi?", tanya seorang wanita ketika melihat sang suami sedang membaca koran paginya.

"Boleh deh Ma.", sang suami kembali melanjutkan acara membaca koran paginya.

"Selamat pagi Pa!"

"Hey! Selamat pagi Wen, tumben kamu kerumah. Sama Malik?", tanya Sang Papa.

"Ish! Papa gak senang Wendy ke rumah?", tanya balik Wendy.

Mama berjalan menghampiri keduanya lalu menaruh segelas kopi untuk sang suami. Sementara si Papa malah terkekeh pelan menerima pertanyaan balik anaknya.

"Ya Papa senang kamu berkunjung ke rumah Papa.", balas Papa.

"Papa udah minum obatnya?", tanya Wendy ketika melihat Mamanya malah menyajikan secangkir kopi untuk Papa padahal ini masih pagi.

"Wendy, Papa kamu tuh bandel banget, Mama suruh minum obat malah gak diminum-minum.", balas Mama yang sekarang sedang duduk di samping Papa.

Wendy menghela nafas. Dilihatnya sang Papa yang sedang asyik membaca koran paginya. Susah memang membujuk Papa nya yang keras kepala, Wendy harus bersabar dan terus membujuk Papanya untuk selalu minum obat.

"Pa... Papa sarapan dulu habis itu minum obat ya, Papa mau sembuh kan?", bujuk Wendy kepada Papanya.

Sedetik kemudian sang Papa melipat koran yang sedang dibacanya dan menaruh kacamata bacanya dimeja. Malik dan Devana yang baru saja datang menghampiri Ibu dan Ayah dari Wendy ini pun memberi salam, sedangkan si kecil menambahkan dengan kecupan di pipi kepada Kakek dan Neneknya.

"Apakabar Pa, Ma?", tanya Malik.

"Alhamdulillah baik Lik, kamu apa kabar? Lagi sibuk-sibuknya di rumah sakit ya?", tanya Papa.

"Iya Pa, lagi banyak pasien yang harus di cek.", balas Malik.

"Ehh ini cucu kakek yang cantik apa kabarnya hmm? Udah lama gak main ke rumah kakek ya?", tanya Papa pada cucu kesayangannya yang sekarang sedang duduk di pangkuannya.

"Devana baik sekali Kek! Kakek sendiri bagaimana? Sehat kan? Obatnya suka diminumkan?", tanya bocah berusia lima tahun itu.

"Kakek bandel Dev obatnya gak diminum.", balas neneknya.

Kedua mata Devana beralih menatap Kakeknya dengan wajah mengrenyit. "Yahh! Kakek nakal! Obatnya kok gak diminum sih! Kalah sama adek kalo disuruh minum obat sama Mama!", ucap Devana membuat Kakek nya tertawa.

"Yaampun iya kakek bakal rajin minum obatnya ya biar gak nakal lagi.", balas Kakek pada cucunya.

°°°

Pagi-pagi sekali Syafira sudah rapi. Bahkan ia sudah bersiap dari malam hari untuk hari ini. Kali ini Ia tidak ingin terlambat lagi seperti beberapa hari kebelakang. Waktu menunjukkan pukul enam lewat tiga puluh menit. Syafira berjalan turun menuju dapur menghampiri Bunda dan Kakaknya yang sudah siap di meja makan.

"Selamat pagi Bunda! Kak Sya!", sapa Syafira.

Syafira pun duduk di kursi. Ia membawa selembar roti lalu mengolesnya dengan selai stroberi kesukaannya, setelahnya Syafira menggigit roti buatannya itu sendiri.

"Fira ke kampus lagi?", tanya Bunda.

Syafira menganggukkan kepalanya memberikan jawaban. "Cuma sebentar kok Bun, palingan nanti siang juga udah pulang.", ucap Syafira.

"Nah gitu dong, kasih tau Bunda kalo kamu pulang jam berapa dari kampus, jangan kaya kemarin.", ucap Raisya.

"Hehehe iya Kakak ku sayang!", jawab Syafira di ikuti dengan cengiran.

temps est révoluWhere stories live. Discover now