6💜

511 70 3
                                    

Yoongi dan SinB akhirnya kembali ke rumah. Luka yang masih terlihat di wajah lelaki itu tentu saja menimbulkan pertanyaan dari seisi rumah.

Alih-alih Yoongi berbicara SinB menarik Yoongi untuk masuk ke dalam kamarnya untuk beristirahat.
Setwlahnya SinB pun menutup pintu kamar lelaki itu.

"Hm..mungkin lebih baik untuk tak ada pertanyaan dulu, biarkan dia tenang dulu" ujar SinB menjawab tatapan orang-orang itu sedari tadi.

Memang, jika masalahnya adalah Yoongi, seisi rumah tak ada yang berani untuk mengganggunya selain SinB. Bahkan Seokjin pun hanya berani untuk menatap saja.

"SinB-ah, kau juga lebih baik istirahat dulu saja" ujar Namjoon seraya menepuk pundah gadis itu.

SinB pun mengangguk dan masuk kedalam kamarnya.
Entah mengapa, ia merasa terbebani dengan semua ini. Dalam hidupnya , bukan masalahnya saja yang selalu dihadapi, ia pun selalu dan entah bagaimana pasti ada dalam masalah ketujuh orang di rumah itu. Gadis itu hanya berpikir karena mereka telah tinggal bersama lama, mereka saling tahu kelemahan masing-masing dan juga memikul beban yang sama untuk tak terjerumus dalam masalah masing-masing.

Bukan terbebani karena harus mengurus masalah orang lain, ia hanya merasa ingin membantu semuanya supaya terbebas dari masalah-masalah tersebut tanpa rasa tidak enak. Ia merasa jika membantu masalah orang lain, ia akan lupa akan masalahnya sendiri dengan sendirinya.

------------------

"Hyung, aku boleh masuk kan?"

Tak ada jawaban dari si pemilik kamar.

"Hyung, aku masuk"

Lelaki itu pun masuk kedalam kamar sekaligus studi milil Yoongi.

Terlihat Yoongi yang sedang berbaring di sofa samping piano kesayangannya.

"Kalau kau bertanya kenapa lebih baik kau keluar" ujar Yoongi.

"Kau pikir aku sepolos itu?"

"Jimin-ah, kumohon"

"Hyung, bisakah kali ini akupun menjadi tempat ceritamu?"

Yoongi tak membalas perkataan Jimin.

"Eish, baiklah baiklah, kalau begitu aku akan menunggu disini sampai kau mau cerita, bagus kan?"

Yoongi pun terbangun.

"Jimin-ah, kali ini aku benar-benar tak ingin cerita pada siapapun"

"Hyung jangan membohongiku, kau pasti cerita pada SinB. Kenapa hanya SinB saja yang boleh tahu?"

"Karena dia tahu tanpa harus kuberi tahu, Jim"

Jimin terdiam sejenak. Memang sulit untuk masuk kedalam kehidupan Hyungnya yang satu ini, Yoongi sudah dianggap sebagai teman sekaligus hyung yang paling dekat dengannya, jadi Jimin ingin setidaknya Yoongi pun berbagi masalahnya padanya.

"Oke oke baiklah, tapi ingat, jika kau seperti ini terus aku pun tak akan cerita lagi padamu, aku merasa terlalu membebanimu jika seperti ini"

"Sudahlah."

Jimin memang tipe yang tak akan menyerah pada apapun, Yoongi tahu itu.

"Hyung! Apa tak ada lagu yang bisa diisi oleh suaraku?"

Yoongi terperanjak. Kemudian ia berdiri lalu berjalan menuju meja kerjanya.

"Aku lupa, bisakah kau membantuku kalau begitu? Kau hapalkan saja dulu melodinya, liriknya seperti biasa terserahmu."

Jimin pun tersenyum. Ia tahu, jika sudah seperti ini satu-satunya cara untuk membuat Yoongi semangat lagi hanyalah dengan musik.

Sementara itu, SinB yang sudah selesai mandi dan mengganti bajunya menjadi piyama keluar kamarnya dan duduk di samping Jungkook yang sedang menonton tv.

Her : The One [SinB & BTS FF] ENDWhere stories live. Discover now