22

238 49 6
                                    


Suasana kikuk menyelimuti meja makan siang ini. Berkat kejadian tadi gadis itu hampir tak menyentuh makanannya sama sekali. 

"Apa kau makan dengan matamu? Sedari tadi sendokmu terus kau pegang saja." ujar Seokjin yang memandang ke arah SinB yang tetap terdiam paku.

"Jimin-ah! Kau apakan dia sampai begini?" sindir Taehyung sambil menyenggol lengan Jimin.

Jimin hanya diam tak membalas. Sementara itu Jungkook yang merasa hawa manusia es disebelahnya terasa panas mulai kelabakan dengan situasi kali ini.

"Hwang Eunbi. Kalau tak makan berikan saja padaku ya?" ujar Hoseok yang tiba-tiba datang 

"Makanlah, aku tak lapar rupanya haha...kalau begitu aku duluan"

SinB sebenarnya bingung dan juga takut dengan situasi barusan. Entah mengapa melirik Jimin yang membuatnya seperti itu saja susah. Jangankan Jimin, melirik ke arah Seokjin yang sedari tadi menyenggolkan kakinya tak bisa. Ia bingung. Lebih tepatnya takut mungkin, namun ia tak tahu takut akan apa.

SinB masuk ke kamar sambil memikirkan ucapan yang dilontarkan Jimin barusan. Kencan? Yang benar saja. Akhir-akhir ini kenapa semua orang jadi berubah seperti ini?

Kali ini, hatinya benar-benar merasakan hal yang sangat aneh. Sebuah perasaan yang sebelumnya tak pernah datang padanya. Dalam hal lain ia takut, ketika memilik sebuah jalan ia takut akan kehilangan jalan yang lainnya. Ia benci dengan yang namanya 'pilihan'. Klise sekali jika manusia harus hidup dengan pilihan padahal selama hidup ini kita bisa mengambil semua jalan yang bisa ditempuh tanpa harus memilih. 

Padahal rencananya hari ini adalah bersantai ria dengan pikiran yang sudah agak kosong, sialnya harinya dibuat kacau lagi. 

"Kau sibuk?"

Betapa kagetnya gadis itu ketika ingin membuka pintu kamarnya dan mendapati manusia es di hadapannya dengan tatapan dingin khasnya itu.

"Aish...kenapa kau tak mengetuk dan harus berdiri disini dengan tatapan seperti itu sih?" ujar SinB yang setengah kesal, baginya harin ini tak akan ada yang namanya kedamaian. 

"Maaf...aku hanya ingin bertanya apakah kau bisa membantuku membuat tugas.."balas lelaki itu kikuk.

Merasa agak sedikit kelewatan SInB pun terhenyak melihat respon lelaki di hadapannya itu. 

"Ah..maaf jika aku terlalu kelewatan, kapan kau akan mengerjakan tugas?" tanya SinB

"Malam ini."

Deg.


Yatuhan alur apa lagi ini, jangan bilang aku harus memutuskan untuk membantu Yoongi Oppa atau pergi kencan bersama Jimin. Yang benar saja? Tidak kan? Tolong jangan buat aku seperti pemeran utama dalam cerita ini. Aku muak.

Gadis itu masih terdiam dengan pikirannya.

"Kalau tak bisa juga tak apa, lagipula deadline tugasnya masih lama." ujar Yoongi seraya pergi menghilang.

SinB hanya bisa diam dan memandangi punggung yang beranjak menghilang itu. Ia tahu sikapnya sekarang sangat tidak etis. Bagaimanapun kejadian akhir-akhir ini adalah kejadian yang baru pertama kali ia rasakan dalam hidup, wajar saja jika ia bingung untuk melakukan tindakan apalagi selanjutnya. Harga dirinya terlalu tinggi untuk meminta pendapat Seokjin ataupun Jungkook yang sudah susah payah memberikan informasi apapun sampai seperti ini.

"Baiklah, karena Jimin mengajakku duluan aku akan pergi dengannya. Tapi....kenapa dia harus bilang kencan? Astagaaaaaa...."

Tuhan. Selamatkan dirinya dari drama klasik cinta segi sekian.

Her : The One [SinB & BTS FF] ENDWhere stories live. Discover now